Show simple item record

dc.contributor.authorAfdhalia, Fida
dc.contributor.authorOktariza, Rizki
dc.date.accessioned2019-06-17T03:13:45Z
dc.date.available2019-06-17T03:13:45Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citation[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar, “Kabupaten Banjar Dalam Angka 2017,” BPS Kabupaten Banjar, 2017. [2] D. Werdiono, “Sedikitnya 13 Desa di Banjar Terendam Banjir,” https://sains.kompas.com/read/2013/01/11/13001939/sedikitnya.13.desa.di.banjar.terendam.ba njir, 12 Maret 2018, pkl. 20.10 WIB, 2013. [3] Y. M. P. Putra, “Banjir Landa Delapan Desa di Kabupaten Banjar Kalsel,” http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/30/nhe9b2-banjir-landa-delapan-desadi- kabupaten-banjar-kalsel, 12 Maret 2018, pkl. 20.15 WIB, 2014. [4] J. Marbun, “Kabupaten Banjar Kalsel Darurat Banjir,” http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/01/02/nhjn2c-kabupaten-banjar-kalseldarurat- banjir, 12 Maret 2018, pkl. 20.18 WIB, 2015. [5] Anonim, “Waspada, Ada 8 Kecamatan di Kabupaten Banjar Rawan Banjir,” http://kalsel.prokal.co/read/news/1253-waspada-ada-8-kecamatan-di-kabupaten-banjar-rawanbanjir, 12 Maret 2018, pkl. 20.22 WIB, 2016. [6] R. Irmita, “Banjir Ancam Kabupaten Banjar, BPBD Siapkan 1 Kontainer Logistik,” https://www.kanalkalimantan.com/banjir-ancam-kabupaten-banjar-bpbd-siapkan-1-kontainerlogistik/, 12 Maret 2018, pkl. 20.31 WIB, 2017. [7] M. L. Aziz, “Pemetaan Tingkat Kerentanan dan Tingkat Bahaya Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo Bagian Tengah di Kabupaten Bojonegoro,” Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi, 2012. [8] A. Primayuda, “Pemetaan Daerah Rawan dan Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur,” Institut Pertanian Bogor. Bogor: Skripsi, 2006. [9] Th. D. Wismarini dan M. Sukur, “Penentuan Tingkat Kerentanan Banjir Secara Geospasial,” Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 20, No.1, 57-76, 2015. [10] M. R. Amri, G. Yulianti, R. Yunus, S. Wiguna, A. W. Adi, A. N. Ichwana, R. E. Randongkir, dan R. T. Septian, “Risiko Bencana Indonesia,” Jakarta, BNPB, 2016. [11] Departemen Kehutanan, “Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah,” Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta, 1986. [12] N. S. Haryani, A. Zubaidah, D. Dirgahayu, H. F. Yulianto, dan J. Pasaribu, “Model Bahaya Banjir menggunakan Data Penginderaan Jauh di Kabupaten Sampang,” Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 9, No. 1, 52-66, 2012. [13] D. S. A. Suroso, “Modul Manajemen Bencana di Indonesia: Bahaya Banjir,” Institut Teknologi Bandung, 2011. [14] R. U. Khairana, “Kerentanan Banjir di Bekasi,” http://www.academia.edu/12555014/Kerentanan_Banjir_di_Bekasi, 14 Maret 2018, pkl. 10.10 WIB, 2013.id_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10796
dc.description.abstractKabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dan termasuk ke dalam Sub DAS Martapura. Rendahnya letak Kabupaten Banjar dan wilayahnya yang dilewati sungai besar menyebabkan aliran air pada permukaan tanah menjadi terhambat sehingga sebesar 29,93% wilayah selalu tergenang dan sebesar 0,58% tergenang secara periodik. Dalam lima tahun terakhir, terjadi banjir di Kabupaten Banjar terutama di Kecamatan Martapura, Kecamatan Martapura Timur, dan Kecamatan Pengaron yang termasuk ke dalam Sub DAS Martapura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran wilayah rawan banjir serta mengetahui tingkat kerentanan fisik terhadap banjir di Kecamatan Martapura, Kecamatan Martapura Timur, dan Kecamatan Pengaron. Penelitian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan analisis overlay untuk memperoleh sebaran wilayah rawan banjir dan metode scoring untuk mengetahui tingkat kerentanan fisik terhadap banjir. Analisis overlay dilakukan terhadap variabel-variabel fisik yang berpengaruh terhadap kejadian banjir, yaitu penggunaan tanah, jarak dari sungai, kemiringan lereng, dan curah hujan, sementara metode scoring mengacu pada ketentuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tingkat rawan banjir diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, yaitu sangat rawan, rawan, dan cukup rawan. Hanya wilayah dengan tingkat sangat rawan yang akan dianalisis tingkat kerentanan fisiknya terhadap banjir. Hasil pengolahan kerentanan fisik akan dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Pengaron memiliki tingkat kerentanan fisik yang rendah terhadap banjir (0,238), sementara Kecamatan Martapura dan Kecamatan Martapura Timur memiliki tingkat kerentanan fisik yang sedang terhadap banjir (0,347 dan 0,647).id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional GEOTIK 2019id_ID
dc.titleTingkat Kerentanan Fisik terhadap Banjir di Sub DAS Martapura Kabupaten Banjarid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record