Show simple item record

dc.contributor.authorIrahadi, Derry Rijken
dc.contributor.authorIdawati, Lusiana
dc.contributor.authorSimanjuntak, Manlian Ronald A.
dc.date.accessioned2020-08-13T05:29:25Z
dc.date.available2020-08-13T05:29:25Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationAbdi, A., Sharareh, T., Homayoun, K. A model to control environmental performance of project execution process based on greenhouse gas emissions using earned value management. International J. of Proj. Mgmt. 36 (2018) hal. 397-413 Fregonara, E., Giordano, R., Rolando, D., Tulliana, J. M., (2016) Integrating environmental and economic sustainability in new building construction and retrofits. J. Urban Tech. Vol. 23 No. 4, hal. 3-28 Hammond, G. P., and Jones, C. I., (2008) Embodied energy and carbon in construction materials. Proceedings of the Institution of Civil Engineers - Energy, 161 (2). hal. 87-98. ISSN 1751-4223 ICE database Inventory of Carbon and Energy http://www.circularecology.com/embodied-energy-andcarbon- footprint-database.html Intergovernmental Panel on Climate Change, (2018). Climate Change 2018: Global Warming of 1.5°C. Cambridge University Press. International Energy Agency, Evaluation of Embodied Energy and Co2eq for Building Construction (Annex 57) Subtask 2: A Literature Review. Tokyo: Institute for Building Environment and Energy Conservation, 2016. ISO (2010). ISO 29131-1 Sustainability in building construction - Framework for methods of assessment of the environmental performance of construction works. Geneva: ISO. Peraturan Presiden nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Jakarta: Pemerintah Indonesia, 2011 PMI, (2013) A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK GUIDE). Fifth edition. Project Management Institute. Somayaji, Shan. Civil Engineering Materials. 2nd ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, 2001 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Pemerintah Indonesia, 2009.id_ID
dc.identifier.issn2580-8834
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/12171
dc.description.abstractSalah satu penyebab perubahan iklim adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca yang disebabkan aktivitas manusia. Menurut penelitian International Energy Agency, kegiatan industri konstruksi menyebabkan 20% dari emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Di Indonesia, kegiatan industri konstruksi menyebabkan 25% dari emisi gas rumah kaca. Dengan bertumbuhnya industri konstruksi dan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca di industri lain, maka mengurangi emisi gas rumah kaca industri konstruksi menjadi lebih penting untuk diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh estimasi kuantitas emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh material konstruksi suatu kawasan pergudangan di Tangerang dengan menggunakan teknik Work Breakdown Structure. Penelitian ini meliputi studi pustaka untuk menentukan bahwa definisi pekerjaan yang terhitung untuk penelitian ini adalah cradleto- gate, dimana hanya emisi gas rumah kaca dari material konstruksi terhitung. Work Breakdown Structure dipakai untuk menguraikan kuantitas berbagai material konstruksi, menggunakan data rekaman proyek serta hasil studi literatur yang dipakai untuk menghitung emisi gas rumah kaca dari setiap jenis material. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa material cat baja (29%), baja (27%), dan beton (26%) paling menyebabkan emisi gas rumah kaca, sehingga penelitian selanjutnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di bidang konstruksi pergudangan seharusnya lebih berfokus terhadap upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh pemakaian material tersebut.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil X 2020id_ID
dc.titlePengukuran Emisi Gas Rumah Kaca dari Material Konstruksi Bangunan-Bangunan Gudang di Kabupaten Tangerangid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record