Show simple item record

dc.contributor.authorYuniarti, Ratna
dc.date.accessioned2012-09-04T16:29:27Z
dc.date.available2012-09-04T16:29:27Z
dc.date.issued2011-01
dc.identifier.citationAmerican Association of State Highway and Transportation Officials (1982). AASHTO Material, Part I, Specification, Washington D.CAmerican Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM Standards, Sec. 4, Vol. 04.08. Philadelphia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (1999). Alat Pengolah Air Gambut Type TP2AS Sistem Batch, Jakarta. Bagchi, A. (1994). Design, Construction and Monitoring of Landfills, John Wiley & Sons, New York. Bowles, J. E. (1992). Engineering Properties of Soils and Their Measurement, Fourth Edition, McGraw-Hill, New York. Das, B.M. (1998). Principles of Geotechnical Engineering, 4th Edition, PWS Publishing Company, Boston. Davis, M.L. (1998). Introduction to Environmental Engineering, McGraw-Hill, Singapore. Kusnaedi (1997). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum, Swadaya, Jakarta. Miller, M.M. (1995). Lime in Mineral Yearbook 1995, http://minerals.cr.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/myb/ Mochtar, N.E. (2001). Perubahan Kandungan Kimia dan Orientasi Partikel Clay Liner Akibat Rembesan Leachate Sampah Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS, Surabaya. United State Environmental Protection Agency. (1989). Procedures for Modelling Flow Through Clay Liners to Determine Required Liner Thickness. EPA / 530 / SW. 84 – 001, Washington. Yuniarti, R. (1997). Tinjauan Terhadap Karakteristik Limestone Sebagai Bahan Lapis Pondasi Bawah pada Konstruksi Jalan Raya. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram. Yuniarti, R. (2008). Penggunaan Limestone Sebagai Filter Pada Konstruksi Sanitary Landfill. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram.en_US
dc.identifier.issn1411-8904
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1931
dc.description.abstractSecara umunya, suatu liner system pada sanitary landfill terdiri dari geo-membranne barrier dan clay liner. Meskipun geomembrane adalah penghalang yang baik pada arah horizontal, polutan dapat menembusnya secara difusi sehingga kebocoran tetap terjadi melalui clay liner tersebut. Selama clay liner dapat dirusak oleh leachate yang mempunyai nilai pH rendah atau tinggi, hal tersebut perlu unutk pengembangan sanitary landfill dengan menempatkan limestone sebagai filter antara geo-membrane dan clay liner. Karena itu umum digunakan dalam pengolahan air, limestone meningkatkan kualitas dari leachate dan digunakan pelrindungan clay liner. Tujuan dalam penelitian ini adalah untukmengetahui kondutivitas hidrolik, perubahan mineral dan kimia dari lempung sebagai liner dan rusaknya dengan alam dan leachate yang disaring dengan limestaone sebagai permeant. Uji tekan menunjukkan bahwa kandungan air optimum lempung sebesar 26,00% dan rapat masa kering maksimum 1,36 gr/cm3. Sementara itu, konduktivitas hidrolik lempung untuk leachate alam sebesar 5,64x10-9 and 2,24x10-9 cm/dt untuk leachate tersaring. Konductivitas yang lebih tinggi menunjukkan bahwa partikel lempung sangat mudah rusak dengan leachate alam sebagai permeant daripada leachate tersaring. Hasil dari uji SEM, dapat terlihat bahwa kerusakan clay liner dengan menggunakan batu kapur sebagai saringan lebih rendah daripada clay liner tanpa saringan.en_US
dc.subjectclay lineren_US
dc.subjectbatu kapuren_US
dc.subjectsaringanen_US
dc.subjectsanitary landfillen_US
dc.titlePERUBAHAN KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI CLAY LINER PADA KONSTRUKSI SANITARY LANDFILL AKIBAT REMBESAN LEACHATE HASIL FILTRASI LIMESTONEen_US
dc.title.alternativeClay Liner Characteristic Change In Sanitary Landfill Construction Due To Leachate Filtered With Limestoneen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record