Show simple item record

dc.contributor.authorA-Ma’ruf, Ali Imron
dc.date.accessioned2012-10-23T07:43:11Z
dc.date.available2012-10-23T07:43:11Z
dc.date.issued2003-12
dc.identifier.citationAlisyahbana, St. Takdir. 1975. Layar Terkembang. Jakarta: Balai Pustaka. Budiman, Kris. 1992. “Subordinasi Perempuan dalam Bahasa Indonesia” dalam Susanto, Budi dkk. (Ed.). Citra Wanita dan Kekua-saan (Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Culler, Jonathan. 1975. On Deconstruction: Theory and Criticism after Structuralism. London and Henley: Routledge abd Kegan Paul. Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fakih, Mansour. 1996. Analisis Jender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gailey, Christine Ward. 1997. “Eevolutionary Perspective on Jender Hierarchy” dalam Beth B. Hess and Mirra Marx Ferree (Ed.). Analyzing Jender, a Handbook of Social Science Research. Sage Publications, Inc. Goefe, Philips Bob Cock (Ed.). 1986. Webster’s Thirds International Dictionary the English Language. Sprinfield Massachussetts: Merriam Webster Inc. Herati, Toeti. 1988. “Dalam Bahasa, Wanita pun Tersudut” dalam Idi Subandy Ibrahim dan Hanif Suranto (Ed.). Wanita dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kayam, Umar. 1975. Sri Sumarah. Jakarta: Pustaka Jaya. Naisbitt, John & Aburdene, Patricia. 1990. Sepuluh Arah Baru untuk Tahun 1990- an Megatrends 2000. (Terj. FX Budijanto). Jakarta: Binarupa Aksara. Pane, Armijn. 1982. Belenggu. Jakarta: PT Dian Rakyat. Pujiharto. 2001. “Analisis Dekonstruksi Cerpen Rembulan Terapung di Kolam Renang”. Makalah dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXIII, 9-10 Oktober 2001 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Rampan, Korrie Layun. 1983. Perjalanan Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung Jati. __________________. 1991. Apresiasi Cerita Pendek Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah. __________________. 1997. Sepuluh Wanita Penyair Indonesia. Jakarta: Gramedia. __________________. 2000. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia. Sarup, Madan. 1993. An Introductory Guide to Post-Structuralism and Postmodernism. Athens: The University of Georgia Press. Showalter, Elaine. 1985. The New Feminist Criticisme. New York: Pantheon Books. Sugihastuti. 2001. “Cerita sebagai Wacana: Analisis Kritik Sastra Feminis” dalam Sumjati (Ed.). Manusia dalam Dinamika Budaya. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM dan Bigraf Publishing. _________. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumardjo, Jakob. 1979. Novel Indonesia Mutakhir Sebuah Kritik. Yogyakarta: Nur Cahaya. Suryadi AG, Linus. 1981. Pengakuan Pariyem Dunia Batin Seorang Wanita Jawa. Jakarta: Sinar Harapan. Tohari, Ahmad. 2003. Ronggeng Dukuh Paruk (Edisi Revisi). Jakarta: PT Gramedia. __________ *) Dimuat dalam Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra (Terakreditasi Nasional) Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Vol. 15 No. 29 Desember 2003.en_US
dc.identifier.issn0852-9604
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2073
dc.description.abstractSosok perempuan dalam karya sastra Indonesia tampil dengan pluralitas budaya dan makna yang kaya nuansa, sejalan dengan mencuatnya issu jender dan makin eksisnya kaum perempuan. Dengan pendekatan kritik sastra feminis ideologis, ditemukan bahwa masalah jender telah disoroti para sastrawan kita, sejak zaman Balai Pustaka (1920-an) dan memuncak pada akhir abad XX lewat Saman (Ayu Utami, 1998). Berdasarkan analisis literer dapat dikemukakan, bahwa citra keperempuanan dalam sastra Indonesia dapat diklasifikasi menjadi empat: (1) Ingin merombak sistem hubungan laki-laki dan perempuan agar harmonis dan bebas dalam menentukan pilihan hati seperti dalam Sitti Nurbaya pada masa Balai Pustaka; (2) Memprotes ketidakadilan jender dan menuntut kebebasan dalam melakukan aktivitas di sektor publik yang diwakili Layar Terkembang dan Belenggu pada masa Pujangga Baru; (3) Menggugat ketidakadilan jender dalam budaya lokal (Jawa) yang menempatkan perempuan sebagai manusia kelas dua, yang diwakili Sri Sumarah, Pengakuan Pariyem, dan Ronggeng Dukuh Paruk pada dekade 1970 hingga 1980-an; dan (4) Suara keperempuanan global yang mendekonstruksi kemudian merekonstruksi nilai-nilai tradisi dunia perempuan, yang disuarakan antara lain oleh kumpulan puisi Wanita Penyair Indonesia dan Saman pada akhir abad XX.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectDekonstruksien_US
dc.subjectsastra feminisen_US
dc.subjectcitra keperempuananen_US
dc.subjectbudaya lokalen_US
dc.subjectglobalen_US
dc.titleDEKONSTRUKSI CITRA KEPEREMPUANAN DALAM SASTRA: DARI BUDAYA LOKAL HINGGA GLOBALen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record