Show simple item record

dc.contributor.authorSumilih, Sri
dc.contributor.authorAmbarwati
dc.contributor.authorAstuti, Dwi
dc.date.accessioned2012-12-12T09:09:04Z
dc.date.available2012-12-12T09:09:04Z
dc.date.issued2010-06
dc.identifier.citationAnnaria S. 2005. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Daun Melur (Brucea javanica L. Mess). Fakultas MIPA Universitas Negeri Padang. Diakses Tanggal 16 Juli 2010. http://kimia.unp.ac.id/?p=92.Id.html. Boesri H, Suwasono H, Buwono, D.T, dan Raharjo. 2001. Pengaruh Pengabutan Alpha cypermethrin 30 EC dan Lambda Sihalothrin 25 EC Terhadap Larva Aedes aegypti. Cermin Dunia Kedokteran. Vol.41. No. 131. Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses tanggal 23 maret 2010. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/ Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202008.pdf Departemen Kesehatan RI. 2009. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Diakses tanggal 23 maret 2010. http:// www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/p2pl/pl/Profil_PL_2009.pdf Farida W.R, Pratiwi dan Semiadi G. 2000. Tanin dan Pengaruhnya pada Ternak. Peternakan dan Lingkungan. Vol.06 No.03 Hal: 66-70. Gunawan, D dan Sri, M. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Depok: Penebar Swadaya. Hidayat M.C, Santoso L, dan Suwasono H. 1997. Pengaruh pH Air Perindukan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Aedes aegypti Pra Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran. No. 119 Hal: 49. Nadesul, H. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Nopianti, S. 2008. Efektifitas Air Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Anopheles aconitus Instar III tahun 2008. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Praktiknya AW. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Satari H. I dan Mila M. 2004. Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan di Rumah Sakit. Depok: Puspa Swara. Siregar, F. A. 2004. Epidemiologi dan Pembe-rantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 1 November 2009. http://www.USU digital library. co.id/ Dr.Faiziah=Epidemiologi-dan-Pemberantasan-DBD.html. Soedarmo, S.S.P. 2005. Demam Berdarah Dengue pada Anak. Jakarta: UI-Press. Sumilih, S. 2009. Laporan Praktikum Teknik Entomologi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Syamsuhidayat S.S dan Johnny R.H. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan R.I. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga. Wulandari, W.R. 2007. Efek Larvasida Ekstrak Rimpang Zingiber aromaticum (Lempuyang wangi) terhadap Larva Aedes aegypti. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada. World Health Organization. 2005. Guiedlines For Laboratory and Field Testing Of Mosquito Larvacides. Diakses tanggal 31 Maret 2010. http:// whglibdoc.who.int/hg/2005WHOPESGCDPP2005.13.pdf.en_US
dc.identifier.issn1979-7621
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2314
dc.description.abstractThe herbal insecticides are easier to degrade, and safe for human and animals. Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.) contains saponin, tanin and flavonoid that can be used as insecticide of larvae. The aim of this research was to know the effectiveness of Lempuyang Wangi extract to kill Aedes aegypti instars III larvae. The research was an experimental with posttest only in control group design. The subjects were divided into two groups, which were control group and treatment group. Each group used 25 larvae and each treatment was replicated four times. The total samples were 700 larvae. The result of this research was in 0% concentration (control) of Lempuyang Wangi extract could kill 0 larvae (0%); 0,2% concentration could kill 10,75 (11) larvae (43%); 0,4% concentration could kill 12,25 (13) larvae (49%); 0,6% concentration could kill 15,75 (16) larvae (63%); 0,8% concentration could kill 18,75 (19) larvae (75%); 1,0% concentration could kill 23,75 (24) larvae (95%) and 1,2% concentration could kill 25 larvae (100%). Based on the result of the Kruskall Wallis test, p = 0,000 dŠ á = 0,01. It could be concluded that there was a very significant influence on addition of Lempuyang Wangi extract to kill Aedes aegypti larvae.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectLempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.) Extracten_US
dc.subjectlarvacidesen_US
dc.subjectAedes aegyptien_US
dc.titleEFEKTIVITAS EKSTRAK LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val.) DALAM MEMBUNUH LARVA Aedes aegyptien_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record