Show simple item record

dc.contributor.authorSantosa, Langgeng Wahyu
dc.date.accessioned2013-01-22T04:26:38Z
dc.date.available2013-01-22T04:26:38Z
dc.date.issued2012-12
dc.identifier.citationAcworth, R.I., 2001. Physical and Chemical Properties of a DNAPL Contaminated Zone in a Sand Aquifer. Quarterly Journal of Engineering Geology. Australia Appelo, C.A.J. and Postma, D., 1994. Geochemistry, Groundwater and Pollution. A.A. Balkema, Rotterdam, 536p Barianto, D.H., 2006. Penggunaan Citra Landsat TM dalam Penentuan Letak Pusat Erupsi dan Sebaran Batuan Volkanik serta Rekonstruksi Paleogeografi Tersier Pegunungan Kulonprogo. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta Bemmelen, R.W. van, 1970. The Geology of Indonesia. General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Haque Cartwright, I. And Tamie R. Weaver, 2005. Hydrogeochemistry of the Goulburn Valley Region of the Murray Basin Australia Implikations for Flow paths and Resource Vulnerability. Hydrogeology Journal. Official Journal of the International Association of Hydrogeologists. Volume 13 Number 5-6 October 2005. Pages 752 – 770. Springer Verlag, Berlin, Heidelberg De Rider, 1972. Hydrogeology of Different Types of Plain. ILRI. Wegeningen Fetter, C.W., 1988. Applied Hydrogeology. 3th edition. Mac Millan Publishing. New York Gabriela-Garcia, M., Margarita-Hidalgo, del V., and Miguel-Blesa, A., 2001. Geochemistry of Groundwater in the Alluvial Plain of Tucuman Province, Argentina, Hydrogeology Journal. Official Journal of the International Association of Hydrogeologists. Volume 9 December 2001. Pages 597 – 610. Springer Verlag, Berlin, Heidelberg Holmes Arthur, 1965. Principles of Physical Geology. 2nd Edition Completely Revised Published. Thomas Nelson and Sons Ltd. Britain Kloosterman, F.H., 1989. Groundwater Flow System in the Northern Coastal Lowlands of Westand Central Java, Indonesia. An Earth-Scientific Approach. Kanisius Publishing Company, Yogyakarta Kodoatie, R.J., 1996. Pengantar Hidrogeologi. Penerbit: Andi Offset. Yogyakarta Lobeck, A.K., 1939. Fundamental of Geomorphology. John Wiley and Sons. New York McDonald and Partners, 1984. Greater Yogyakarta Groundwater Resources Study. Overseas Development Administration. London Meijerink, 1982. Hydrogeomorphology. Department Geomorphology. ITC the Netherlands Pannekoek, A.J., 1949. Outline of the Geomorphology of Java. E.J. Bn’ll. Leiden Santosa, L.W., 2004. Studi Akuifer pada Bentanglahan Kepesisiran Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta, Jurnal Majalah Geografi Indonesia, Vol. 18 No. 2, Sept. 2004, Hal 117 - 133 Santosa, L.W., 2010. Pengaruh Genesis Bentuklahan terhadap Hidrostratigrafi Akuifer dan Hidrogeokimia dalam Evolusi Airtanah Bebas - Kasus pada Bentanglahan Kepesisiran Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Disertasi, Program Doktor pada Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta Strahler, N.A. dan Strahler, H.A., 1983. Modern Physical Geography. John Wiley and Sons. New York Stuyfzand, P.J., 1991. A Ne w Hydro-chemical Classification of Water Types: Principles and Application to the Coastal Dunes Aquifer System of the Netherlands. Salt Water Intrusion Meeting. The Dlef Sutikno, 1992. Pendekatan Geomorfologikal Untuk Kajian Airtanah Dangkal Daerah Perbukitan Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi, UGM. Yogyakarta Todd, D.K., 1980. Groundwater Hydrology. John Wiley and Sons. New York Thornbury, 1954. Principles of Geomorphology. John Wiley and Sons. London - New York Verstappen, H. Th., 1983. Applied Geomorphology: Geomorphological Surveys for Environmental Development. Elsevier. Amsterdam - Oxford - New York Widiyanto, 1986. Geomorfologi Daerah Glagah – Bogowonto, Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi UGM. Yogyakartaen_US
dc.identifier.issn0852 - 2682
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2584
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah mengkaji hidrostratigrafi akuifer yang dapat dijadikan sebagai bukti kunci (geoindikator) proses-proses geomorfologi masa lampau, yang menunjukkan genesis bentuklahan di daerah penelitian. Metode penelitian ini adalah survei, dengan kerangka dasar analisis adalah genesis bentuklahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) “pembentukan hidrostratigrafi akuifer di daerah dikontrol oleh beberapa asal proses utama dalam geomorfologi, yang menunjukkan kekhasan genesis bentuklahan”. Di daerah penelitian tersusun atas 3 (tiga) hidrostratigrafi akuifer, masing-masing sistem akuifer mempunyai karakteristik yang khas, yang ditunjukkan oleh sistem dan pola perlapisan material penyusun akuifer dan variasi karakteristik airtanah bebas. (2)“secara spasiotemporal, genesis bentuklahan di daerah penelitian mempengaruhi pembentukan hidrostratigrafi akuifer yang secara kronologis terbentuk dalam 3 tahapan yaitu: periode akhir zaman Tersier (akhir kala Pliosen), periode kala Pleistosen, dan periode kala Holosen. Genesis dan kronologi pembentukan bentuklahan dalam 3 tahapan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan sistem dan pola hidrostratigrafi akuifer di daerah penelitian.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Geografi UMS - LPPM UMSen_US
dc.subjectairtanah bebasen_US
dc.subjectbentuklahanen_US
dc.subjectgenesisen_US
dc.subjecthidrostratigrafien_US
dc.subjectwilayah pesisir Kulonprogoen_US
dc.titleHIDROSTRATIGRAFI AKUIFER SEBAGAI GEOINDIKATOR GENESIS BENTUK LAHAN DI WILAYAH KEPESISIRAN KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAen_US
dc.title.alternativeAquifer Hydrostratigraphy as a Geoindicator of Landform Genesis at the Kulonprogo Coastal Area, Daerah Istimewa Yogyakartaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record