Show simple item record

dc.contributor.authorHandayani, Tugas Utami
dc.date.accessioned2013-09-26T07:57:28Z
dc.date.available2013-09-26T07:57:28Z
dc.date.issued2013-03-01
dc.identifier.citationBambang, Purwanto. 2012. “Tempatkan Kebudayaan sebagai Panglima”. Kompas 13 Desember 2012. Dalam Seminar Budaya UGM. Boediyono. 2009. “Kami Tidak Ingin Berjanji Berlebih”. Dalam debat Capres Visi dan Misi untuk Indonesia 2014. http://membangunjatidiribangsa.com Furqon, Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Yuma Pustaka : UNS Press. Hermawan, Kertajaya. 2010. Grow With Character : The Model Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hornby,A.S. dan Parnwell,E. 1972. Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur : Oxford University Press. Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. Masnur, Muslich. 2010. Sopan Santun Berbahasa Kiprah dan Idealisme. 06 Maret 2010. Praptomo, Baryadi. 2011. “Teori-teori Sopan Santun dalam Berbahasa”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol.4. nomor 1. Hal 1-2. Selo Sumardjan, Soelaiman Soemardi. 2009. Budaya dan Kebudayaan. Yudilatif. 2012. “Benang kusut yang Sulit Terurai. Lokakarya Prahara Tawuran. Probolem dan Solusi”. Kompas 22 Desember 2012.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3485
dc.description.abstractBangsa Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan adi luhung. Masyarakat hidup rukun, saling gotong royong dan mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang diambil dari sesanti pada zaman Majapahit “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangroa” menunjukkan toleransi antarwarga negara yang berbeda-beda. Hubungan sosial dihiasi perilaku sopan santun dalam berbahasa dan saling tenggang rasa. Hal ini menunjukkan tingginya karakter yang patut diteladani. Pada saat ini kita dapat menyaksikan sendiri baik lewat tayangan televisi, media massa maupun dalam kehidupan sehari-hari banyak sosok manusia Indonesia yang tampil penuh pamrih, tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, semakin lekat dengan konsumerisme, tampil berbagai gaya dan sifat-sifat buruk lainnya. Sifat dan sikap yang demikian itu akan termanifestasikan pada perilaku yang suka pamer, menyalahgunakan orang lain, senang menghujat dan tidak dapat dipegang janjinya, menjadi sosok pemarah, pendendam, tidak toleran, berperilaku buruk dalam berkendara, praktik korupsi, premanisme, perang antarkampung dan suku dengan tingkat kekejaman yang sangat biadab, menurunnya penghargaan pada pemimpin.en_US
dc.publisherIkatan Alumni MPB bekerja sama dengan Magister Pengkajian Bahasa Program UMSen_US
dc.subjectEtika Pendidikanen_US
dc.titleMembangun Jati Diri Bangsa Melalui Budaya, Pendidikan Karakter, Dan Sopan Santun Berbahasaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record