Show simple item record

dc.contributor.authorNugroho, Muhammad Siam Priyono
dc.date.accessioned2013-12-26T06:44:47Z
dc.date.available2013-12-26T06:44:47Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.citationBoutet, Terry S., (1987), “Controlling Air Movement”, United States of America: McGraw-Hill Book Company Juwana, Jimmy S., (2012), “Building Environment Management, Greenship Versi 1.1”, dalam Materi Greenship Associate Training, Unika Soegijapranata Semarang Kukreja, C. P. (1978), “Tropical Architecture”, New Delhi : Tata McGraw Hill Publishing Company Limited Mangunwijaya, Y. B., (2000), “Pengantar Fisika Bangunan”, Jakarta : Penerbit Djambatan Priyono, M. S., (2005), “Hybrid Ventilation at Lecture Room” Proceedings of The 6th International Seminar on Sustainable Environment and Architecture, ISBN 979-25-0420-6 Priyono, M. S., Nurrahmawati, (2004), “Kenyamanan Termal Ruang Kuliah dengan Sistem Single Sided Ventilation” Jurnal Arsitektur Sinektika ISSN 1411-8912 Satwiko, Prasasto, (2004), “Fisika Bangunan 1”, Jogjakarta: Penerbit Andi Soegijanto (1999), “Bangunan di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau Dari Aspek Fisika Bangunan”, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaanen_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4093
dc.description.abstractPerancangan memanfaatkan potensi iklim dapat menghasilkan gedung yang nyaman. Usaha pengendalian terhadap pengaruh iklim dapat dilakukan untuk memenuhi tingkat kenyamanan dalam ruang. Dalam batas tertentu dapat dilakukan usaha pengendalian secara pasif, seperti memanfaatkan potensi pergerakan udara untuk ventilasi dan pertukaran udara. Pergerakan udara dapat melepaskan panas dari permukaan kulit melalui penguapan (evaporative cooling). Semakin besar kecepatan pergerakan udara, semakin banyak panas yang dapat dihilangkan dari permukaan tubuh manusia. Untuk dapat memenuhi persyaratan kenyamanan termal pada umumnya jenis ventilasi alami yang dianjurkan adalah sistem cross ventilation (ventilasi silang) yang merupakan bentuk ventilasi alami yang ideal. Gedung Fakultas Kedokteran UMS adalah gedung baru 6 lantai milik UMS seluas kurang lebih 12.000 m2 ini berbentuk boks bujur sangkar dengan massa bangunan tebal/gemuk berukuran 40 x 40 meter di lantai 1-4 dan 45 x 45 meter di lantai 5-6. Gedung ini dirancang menggunakan sistem ventilasi alami pada ruang-ruangnya dalam rangka efisiensi penggunaan energi listrik bagi sistem pendingin ruang. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kinerja sistem ventilasi alami dengan kondisi angin yang ada di sekitar gedung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif melalui simulasi lapangan yang berupa pengukuran kecepatan angin pada gedung dan simulasi digital yang berupa pembuatan kontur kecepatan dan penyebaran angin untuk analisis grafis. Hasil penelitian menunjukkan sistem ventilasi alami gedung yang bentuk massanya tebal/gemuk dapat berfungsi dengan baik berdasarkan cakupan penyebaran pergerakan angin. Kondisi udara luar memiliki temperatur udara bola kering yang cukup tinggi dan kecepatan angin yang rendah sehingga berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan termal di dalam gedung.en_US
dc.publisherUMSen_US
dc.subjectventilasi alamien_US
dc.subjectgedung kampusen_US
dc.subjectanginen_US
dc.titlePemanfaatan Potensi Angin Bagi Ventilasi Alami Gedung Baru Fakultas Kedokteran UMSen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Simposium Nasional Ke-12 RAPI 2013
    Pengembangan Teknologi Berbasis Pendekatan Kluster & Konsorsium Riset Menuju Masterplan Pengembangan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Show simple item record