Show simple item record

dc.contributor.authorLourentius, Suratno
dc.contributor.authorRetnoningtyas, Ery Susiany
dc.date.accessioned2014-01-18T03:44:01Z
dc.date.available2014-01-18T03:44:01Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationAnonim, (2010), “Potensi Zeolit di Berbagai Daerah di Indonesia”, www.indonesia.go.id, diakses 10 Desember 2010 BSN, (2006), “Bioetanol Terdenaturasi untuk Gasohol” SNI DT 27-0001, http//:www.sisni.bsn.go.id, Diakses 20 Januari 2012. Boudreau, T.M. and Gordon A. Hill, G.A., (2005), “Improved ethanol–water Separation using fatty acids”, pp. 1- 10, Elsevier Ltd., Amsterdam Carmo, M.J., and Gubulin, J.C., (1997), “Ethanol – Water Adsorption on Commercial 3A Zeolit: Kinetic and Thermodynamic Data”, Brazilian Journal of Chemical Engineering, Vol. 14 (3). Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, (2006), ”Rencana Strategis Bioetanol Sampai dengan Tahun 2005”, Departemen ESDM RI, Jakarta Dias, M.O.S., Mateus, F.A.D., Filho, R.M., Maciel, M.R.W., K-81 Carlos E.V., Rossell, C.O.V., (2008), “Anhydrous Bioethanol for Fuels and Chemicals – Evaluations of Alternative Distillations and Solvents”, 18 European Symposium on Computer Aided Process Engineering – ESCAPE 18, Elsevier Ltd., Amsterdam, pp. 1-6 Geankoplis, C.J., (2003), “Transport Processes and Separation Process Principles”, Prentice Hall International, New Jersey, 4 ed., pp.125-135, pp. 760-770 Ivanova, E.I., Damgaliev, D., Konstovo, M., (2009), “Adsorption Separation of Ethanol-Water Liquid Mixtures By Natural Clinoptilolite”, Jurnal of The University of Chemical Technology and Metallurgy, Bulgaria, Vol. 44, No. 3, pp. 267-274 Kementrian ESDM, (2011), Konsumsi Bahan Bakar di Indonesia Sampai Maret 2011, Kementrian ESDM RI, Jakarta Madson, P.W. and Monceaux, D.A., (2003), “Fuel ethanol production”, KATZEN International, Inc., Cincinnati, pp.1-11 Kiswara, B.Y., (2010), “Zeolit, Harta Karun Terpendam di Malang Selatan” http//:beritajatim.com, diakses 14 April 2010 Prihandono, R., Noerwijan, K., Adinurani, P.G., Setyaningsih, D., Setiadi, S. dan Hendroko, R., (2007), “Bioetanol Ubi Kayu: Bahan Bakar Masa Depan”, Agro Media, Jakarta, pp. 25-66 Siagian, T., (2006), ”Pengeringan Etanol Azeotropik Dengan Metode Adsorpsi”, hlm.1-20, Tesis Magister Teknik Kimia ITB, Bandung, pp. 25-66 Sun, N., Okoye, C., Niu, H.C., Wang, H., (2007), “Adsorption of Water and Ethanol By Biomaterial”, International Journal of Green Energy, Vol. 4 (6), pp. 623-634, Susanto, Suwarna, N., dan Panggabean, H..,(2004), “Potensi Energi Fossil Fuel dan Energi Alternatif Pangganti di Indonesia”, Mineral dan Energi, Vol. 2 (4), pp. 22-30 Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati, (2006), ”Blue Print Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran 2006-2025”, Timnas Pengembangan BBN, Jakarta Yusgiantoro, P., (2005), “Kebijakan Energi Nasional”, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Jakartaen_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4164
dc.description.abstractSeiiring menipisnya sumber energi fosil, maka perlu dicari alternatif bahan bakar pengganti, misalnya bioetanol. Kebutuhan bioetanol saat ini mencapai 1,82 juta kiloliter. Bahan baku bioetanol misalnya ubi kayu. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar memiliki konsentrasi >99,5% dan ini disebut fuel grade ethanol (FGE). Pencampuran 5% FGE dengan 95% premium akan membentuk biopremium. Industri yang memproduksi FGE saat ini menggunakan metode pemurnian adsorpsi dengan molecular sieve yang masih diimpor. Dalam penelitian ini diteliti pemurnian bioetanol 95% menjadi FGE menggunakan adsorpsi zeolit alam Malang. Potensi tambang zeolit di kabupaten Malang berkisar 3,2-4,8 juta ton dan belum dimanfaatkan maksimal. Preparasi adsorben zeolit sebagai berikut: diayak serbuk zeolit dengan sieve shaker untuk memperoleh ukuran -80+100 mesh. Selanjutnya, zeolit diaktivasi menggunakan larutan asam sulfat 1-5% selama 3 jam pada suhu kamar. Campuran hasil aktivasi selanjutnya dipisahkan, dan zeolit yang terpisah dicuci dengan akuades. Zeolit kemudian dikalsinasi pada suhu 200-700 0 C selama 3 jam. Prosedur pengujian daya adsorpsi sebagai berikut: ditimbang 1 gram zeolit alam preparasi dengan menggunakan neraca analitis. Selanjutnya diambil bioetanol 95% dengan perbandingan 1 gram zeolit: 10 ml bioetanol 95%. Zeolit direndam dalam bioetanol selama 3 jam sampai mencapai kesetimbangan. Setelah itu larutan dipisahkan dari zeolitnya. Kemudian larutan bioetanol ditentukan densitas/konsentrasinya menggunakan pignometer dan terhadap zeolit ditentukan daya adsorpsi airnya. Daya adsorpsi tertinggi dicapai pada zeolit yang dipreparasi dengan asam sulfat 2% dan suhu kalsinasi 600 C dengan daya adsorpsi 0,420 g air/g adsorben. Analisis terhadap zeolit dengan SEM menunjukkan adanya kristal oksida dalam zeolit dengan pola yang lebih tertata, serta rasio Si/Al=12,29/4,73≈4.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectadsorpsien_US
dc.subjectbioetanolen_US
dc.subjectFGen_US
dc.subjectpreparesen_US
dc.subjectzeolien_US
dc.titleReparasi dan Karakterisasi Zeolit Alam Malang sebagai Adsorben pada Adsorpsi Air dalam Pemurnian Bioetanol Membentuk Fuel Grade Ethanol (FGE)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Simposium Nasional Ke-12 RAPI 2013
    Pengembangan Teknologi Berbasis Pendekatan Kluster & Konsorsium Riset Menuju Masterplan Pengembangan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Show simple item record