Strategi Peningkatan Kecerdasan Spiritual Anak di Sekolah Dasar
Abstract
Selama ini ada anggapan yang keliru mengenai barometer anak yang berkualitas.
Lembaga pendidikan bertahun-tahun mengagungkan prestasi siswanya hanya dari
perolehan nilai-nilai hasil ujian yang bersifat metematis saja, sedangkan kematangan
kepribadian yang diperlihatkan dari nilai etika seakan terabaikan. Begitu pula
fenomena yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Ranking kelulusan dianggap
sebagai cerminan kualitas anak, yang baru didominasi oleh kemampuan intelektualnya
saja. Pada hal kalau kita amati kecerdasan rapor (IQ,IP) hanya mengukur kemampuan
bahasa dan metematika, sementara kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual, dan
hubungan sosial tidak diukur oleh IQ. Artikel ini merupakan hasil penelaahan dengan
menggunakan studi pustaka dari beberapa referensi yang mendukung gagasan.
Selanjutnya ditelaah sesuai dengan alur penulisan ilmiah. Adapun sistematika dalam
penulisan ini terdiri dari pendahuluan, isi dan simpulan. Isi pembahasan dari artikel ini
mengkaji tentang “strategi peningkatan kecerdasan spiritual anak sekolah di dasar”.
Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai referensi menunjukkan bahwa
kecerdasan intelektual bukan menjadi satu-satunya barometer kesuksesan seseorang.
Namun ada kecerdasan yang lebih penting dan mampu membawa seseorang menjadi
lebih sukses yaitu kecerdasan spiritual. Karena kecerdasan spiritual adalah inti dari
kesadaran yang membuat orang mampu menyadari siapa dirinya dan bagaimana
orang memberi makna terhadap kehidupan. Agar kecerdasan spiritual itu selalu
terpatri dalam diri peserta didik, maka lembaga pendidikan formal dalam hal ini
sekolah dasar, perlu meningkatkan kecerdasan spritual pada peserta didik. Terkait
dengan hal tersebut, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain; (1) guru
menjadi teladan bagi peserta didik; (2) membantu peserta didik merumuskan missi
hidup mereka; (3) baca alqur’an bersama peserta didik dan jelaskan maknanya dalam
kehidupan nyata; (4) menceritakan pada peserta didik tentang kisah-kisah agung dari
tokoh-tokoh spiritual; (5) mengajak peserta didik berdiskusi dalam berbagai persoalan
dengan perspektif ruhaniah; (6) mengajak peserta didik kunjungan ke tempat-tempat
orang yang menderita; (7) melibatkan peserta didik dalam kegiatan keagamaan; (8)
membacakan puisi-puisi atau lagu-lagu dan mendengarkan musik yang bersifat
spiritual dan inspirasional; (9) mengajak peserta didik menikmati keindahan alam; (10)
mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan sosial.