Jaringan Prostitusi Anak di Kota Surakarta: Kajian Tentang Pengguna
View/ Open
Date
2015-06-13Author
Humsona, Rahesli
Wijaya, Mahendra
Leibo, Jefta
Yuliani, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penutupan lokalisasi Silir ditujukan untuk menghapus prostitusi di Kota Surakarta. Namun realitasnya, prostitusi justru merebak bebas ke berbagai lokasi baru, dengan bentuk jaringan baru, karakteristik subyek dan obyek baru, istilah, maupun media komunikasi yang digunakan.Sulitnya menghapus prostitusi, termasuk pelibatan anak yang dilacurkan (Ayla), tidak lepas dari tingginya minat pengguna. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang karakteristik, sikap dan perilaku pengguna. Dengan menggunakan teori praktik dari Bourdieu, sikap dan perilaku pengguna dipahami melalui habitus, modal dan ranah yang melingkupinya.Metode penelitian kualitatif digunakan dengan strategi fenomenologi untuk memahami masalah secara mendalam.Pengambilan sampel dengan purposive sampling, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam, analisis data dengan model interaktif dan validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna berasal dari berbagai latar belakang usia, pendidikan, profesi, daerah asal, status perkawinan dan kelas ekonomi. Jaringan prostitusi merupakan ranah bagi pengguna. Norma-norma yang berlaku dan dipahami oleh pengguna menyangkut cara menjalin relasi, besarnya biaya yang diperlukan, dan lokasi yang dapat digunakan. Habitus pengguna menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang perlunya menjalin relasi seksual dengan Ayla, yakni untuk kesuksesan dalam bisnis, awet muda, namun aman dari penularan penyakit.Maka karakteristik Ayla yang disukai adalah yang bersih, sehat, cantik, dan seksi.Modal yang dimiliki adalah modal sosial, ekonomi, budaya dan politik.Modal sosial menyangkut jaringan dan kepercayaan yang dimiliki, modal ekonomi berupa sarana dan biaya yang tersedia, modal budaya menyangkut nilai dan norma yang dipahami, sedang modal politik menyangkut status dan kelas dalam masyarakat. Habitus, modal dan ranah mewujud dalam sikap dan perilaku pengguna untukmenjalin relasi seksual dengan Ayla. Hasil penelitian melihat bahwa relasi seksual dengan Ayla telah mengabaikan hak-hak anak dan munculnya berbagai dampak negatif bagi anak maupun komunitas yang lebih besar.Oleh karena itu, hasil penelitian ini merekomendasikan untuk menyebarkan kembali nilai-nilai kearifan lokal dalam relasi sosial, untuk mengurangi penggunaan anak-anak dalam prostitusi.