Show simple item record

dc.contributor.authorAlfi, Rizki
dc.contributor.authorHarif, M.
dc.date.accessioned2016-04-22T03:22:14Z
dc.date.available2016-04-22T03:22:14Z
dc.date.issued2016-03-23
dc.identifier.citationAriani, Dorothea W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Penerbit Andi, Yogyakarta. Firdaus rachmat, dkk. 2010. Perbaikan Proses Produksi Muffler Dengan Metode FMEA Pada Industri Kecil di Sidoarjo. TEKNOLOJIA Vol. 5. Sidoarjo. Gasperz, Dr. Vincent, DSc., CFPIM, CIQA. 2005. Total Quality Management, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Referensi Manual. 2008. Potential Failure Mode and Effects Analysis, Edisi Keempat. Chrysler LLC, Ford Motor Company, General Motor Corporation. Raytheon. 2007. Process Failure Modes and Effects Analysis, PFMEA for Supplier. Stamatis, D. H. 1995. Failure Mode and Effect Analysis: FMEA from Theory to Execution, ASQC Quality Press, Milwaukee.in_ID
dc.identifier.issn2337-4349
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/7071
dc.description.abstractPasted bag adalah kantong kemasan semen untuk semua tipe semen yang diproduksi oleh PT. Semen Padang dan untuk memenuhi kebutuhan kemasan semen di unit Packing Plant. Pada setiap tahapan dalam pengolahan bahan baku (kertas kraft) hingga menghasilkan barang jadi (kantong kemasan semen) yang diproses oleh bagian-bagian mesin yang bekerja, tidak semua output yang dihasilkan dapat sempurna dengan baik, untuk itu perlu ditindak lanjuti penyebab kegagalan kualitas tersebut. Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan salah satu metode dalam hal pengendalian kualitas yang melacak secara langsung penyebab dari kegagalan suatu proses ataupun suatu produk. Jumlah data Occurance kegagalan diambil dalam satu shift produksi pada mesin tubing machine dan bottomer machine yang berjumlah 250 kegagalan dari 14000 produksi. Dari FMEA, ditemukan sembilan kategori kegagalan dengan nilai RPN mulai dari yang teritinggi adalah sebagai berikut; 1) Lipatan tube yang membalik, RPN 336. 2) Tidak terpasangnya valve pada tube, RPN 245. 3) Logo gambar, tulisan hilang dan terputus, RPN 180. 4) Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi, RPN 150. 5) Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, RPN 144. 6) Tidak terbukanya bottom tube pada mesin opening unit, RPN 128. 7) posisi valve pada tube maju, RPN 120. 8) Posisi valve pada tube mundur, RPN 80. 9) Hasil pengeleman pada bottom tube tidak merata, RPN 42. Dengan asumsi RPN kumulatif 89% sebagai acuan yang tergolong kegagalan prioritas, diagram pareto menunjukkan kegagalan no 1 sd 6 adalah kegagalan mayor untuk acuan usulan perbaikan proses produksi.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectFMEAin_ID
dc.subjectPasted Bagin_ID
dc.subjectRPNin_ID
dc.titleAnalisis Tingkat Resiko Kegagalan Proses Produksi Pasted Bag Kemasan Semen dengan Metode FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record