Klasifikasi Glaucoma Menggunakan Cup-To-Disc Ratio dan Neural Network
View/ Open
Date
2016-12-07Author
Munarto, Ri
Permata, Endi
Ginanjar A.T, Indra
Metadata
Show full item recordAbstract
Glaucoma adalah penyebab utama kebutaan dunia, terhitung 12,3% kebutaan permanen menurut
Organisasi Kesehatan Dunia. Penyakit ini khususnya prevalent di Asia, sampai lebih dari 50% kasus
glaucoma total ditemukan di daerah ini. Sekalipun kerusakan glaucoma tidak bisa balik, penelitian
menunjukkan deteksi awal dapat efektif memperlambat atau menghentikan atropy glaucoma. Rasio
ukuran optic cup terhadap optic disc (CDR), dikenal sebagai indkator penting assessmen glaucoma,
apabila perkembangan glaucoma berkaitan dengan excavation berkembang dari optic cup. CDR yang
diukur secara manual dapat menjadi subyektif, membatasi penggunaan screening terhadap deteksi
awal. Sistem deteksi otomatis dengan menghitung CDR memberikan pengukuran yang cepat, obyektif
dan konsisten. Sistem terdiri dari sederetan tahapan. Pertama, optic yang merupakan region of
interest, diextraksi dengan analisis intensitas pixel. Deteksi tepi Canny silanjutnya digunakan untuk
segmentasi optic disc. Segmentasi optic lebih menantang disebabkan karena keberadaan pembuluh
darah dan tissue di sekeliling retina. Extraksi fitur dengan parameter geometrik kepala syaraf optik,
seperti luasan disc, cup dan rambut syaraf (rim), diameter disc dan cup to disc ratio diextrak dari
citra fundus digital, digunakan untuk mendiagnosa dan mengukur perkembangan glaucoma.
Parameter geometrik mengukur perubahan struktur kepala syaraf optik seperti diameter optic disc,
luasan optic disc, diameter cup, luasan rambut syaraf, dan rata-rata kedalaman cup. Klasifikasi
menjadi mild glaucoma, moderate glaucoma dan severe glaucoma menggunakan neural network
algoritma backpropagation.
Dari simulasi menggunakan MATLAB R2014, hasil pelatihan didapat arsitektur Neural Network
terbaik memiliki arsitektur sebagai berikut: jumlah neuron lapisan input adalah1, jumlah neuron
hidden layer 1 adalah 30, jumlah neuron hidden layer 2 adalah 20, jumlah neuron lapisan output
adalah 3, toleransi error adalah 10
-5
, eppoch maksimum 20000, nilai learning-rate dan momentum
adalah 0,5 dan 0,7.
Dari pengujian yang dilakukan, klasifikasi mild glaucoma didapatkan akurasi 99%, sensitivitas 99%,
spesifitas 97%, moderate glaucoma didapat akurasi 85%, sensitivitas85%, spesifitas 99%, dan severe
glaucoma didapat akurasi akurasi 99%, sensitifitas 99%, spesifitas 98%. Dari hasil GUI yang telah
divalidasi oleh dokter di d Rumah Sakit Mata Nasional Cicendo Bandung dan Eye Centre Kedoya
Jakarta, didapat kesimpulan bahwa sistem dapat membantu dokter dalam menentukan tingkatan
glaucoma pasien.