Kuantitas dan Kualitas Air dari Sub Daerah Aliran Sungai Berhutan Pinus yang Berbeda Luasnya
Abstract
Hutan mempunyai peran penting dalam menentukan kuantitas,
kualitas dan kontinyuitas hasil air. Peran hutan dalam penentuan hasil air
tidak hanya ditentukan oleh jenis tegakan, tetapi juga oleh persentase
luasannya dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Oleh karena itu telah
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hasil air dan
kualitas air pada tiga sub DAS berhutan pinus dengan luas berbeda. Lokasi
penelitian di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Penelitian
dilakukan pada tahun 2015 dengan pendekatan sub DAS. Penentuan lokasi
berdasarkan perbedaan luas hutan pinus yang terdapat dalam sub DAS.
Terpilih tiga sub DAS yang masing-masing mempunyai luas hutan pinus 95,
47 dan 7 %. Pada masing-masing outlet sub DAS dipasang logger untuk
mengamati tinggi muka air (TMA) sungai. Untuk mendapatkan jumlah air
yang dihasilkan oleh masing-masing sub DAS, data TMA dikonversi menjadi
debit aliran sungai. Kualitas air diperoleh dari hasil analisis contoh-contoh
air yang diambil dari outlet masing-masing sub DAS yang selanjutnya
dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil air
selama tahun 2015 masing-masing sub DAS sebesar 1214, 2725, dan 1745
mm untuk Sub DAS Kalipoh, Kedungbulus, dan Tapakgajah secara
berurutan. Tingkat kekeruhan tertinggi terjadi pada sub DAS Kedungbulus
sebesar 56 NTU, diikuti oleh Sub DAS Tapakgajah dan Kalipoh, masingmasing
sebesar 11 dan 8 NTU. Tingkat warna tertinggi terjadi pada Sub
DAS Kedungbulus diikuti oleh Sub DAS Tapakgajah dan terendah pada Sub
DAS Kalipoh. Kandungan detergen tertinggi dijumpai dalam sampel air dari
Tapakgajah, diikuti oleh sampel air dari Kedungbulus dan terendah Kalipoh
masing-masing sebesar 0,16; 0,14; dan 0,12 mg/l. DO tertinggi pada sampel
air dari Sub DAS Kalipoh diikuti oleh contoh air dari Sub DAS Kedungbulus
dan Tapakgajah, namun sebalikknya dengan nilai BOD.