Show simple item record

dc.contributor.authorHastutui, Dwi Puji
dc.contributor.authorPriyono, Kuswadji Dwi
dc.date.accessioned2017-08-08T01:46:36Z
dc.date.available2017-08-08T01:46:36Z
dc.date.issued2017-05-22
dc.identifier.citationAlexander, et al. (2006). Global observed changes in daily climate extreme of temperature and precipitation, J. Geogpy, Res. 111 Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indoonesia. JakartaPusat:Direktorat Mitigasi Bakornas Penanggulangan Bencana Anonim. (http://yandragautama.wordpress.com/2011/12/28/makalah-analisisrawan- bencana) Anonim. Data Kecamatan (Kecamatan Gantiwarno). http//gantiwarno.go.id/kecamatan/Gantiwarno.html. Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. http://bnpb.go.id/uploads/migration/ubs/379.pdf BAKORNAS PB dan BAPPENAS. 2006. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana. Klaten Badan Penanggulangan Bencana. 2012. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana. Klaten Bath. 1979. Penaksiran Multi Risiko Bencana di Kepesisiran Parangtritis BPS. 2016. Kota Klaten Dalam Angka. Kantor Statistik Kota Klaten. Christanto, Joko. 2011. Gempabumi Kerusakan Lingkungan Kebijakan dan Strategi Pengolahan. Yogyakarta : Liberty. Djuraidah, Anik. 2012. Indeks Kerentanan Sosial Ekonomi untuk Bencana Alam di Wilayah Indonesia Febrian Ahmad, Fuad. 2013. “Analisis Spasial Daerah Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Flanagan, Barry, Edward, Gregory, Elaine, Hallisey, Janet, Heitgerd, Brian. 2011. “A Sosial Vulnerability Indeks Giyarsih, Styaningrum. 2012. http://jv.wikipedia.org/wiki/interaksi antar lempeng divergen Habibi, Marbruno. 2012. “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapiin_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-072-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9194
dc.description.abstractGempabumi hingga saat ini merupakan bencana alam yang belum bias diprediksi waktu terjadinya secara akurat, Sehingga perlu adanya upaya untuk memperkecil kerentanan masyarakat. Upaya tersebut salah satunya dengan memperkecil tingkat kerentanan sosial. Kerentanan sosial sering kali terlupakan dalam proses pengelolaan bencana gempabumi, beberapakegiatan yang lebih sering difokuskan sebatas pada upaya pengetahuan struktur bangunan dan permasalahan yang bersifat fisik. Analisis kerentanan sosial adalah keadaan suatu wilayah yang dipengaruhi oleh fisik, sosial, budaya, lingkungan untuk mencegah, meredam dalam menanggapi bencana. Penetapan indicator kerentanan sosial menggunakan tiga variabel yaitu kepadatan penduduk, penduduk lansia dan balita, penduduk wanita. Hasil penelitian menunjukan tingkat kelas kerenentanan sosial gempabumi sedang, rendah, tinggi dan keterkaitan kerentanan sosial dengan kerawanan gempabumi di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Hasil pengujian terhadap tiga variable diketahui bahwa, Pertama, berdasarkan data tabular hasil pengolahan dengan menggunakan software ArcGIS, kerentanan sosial paling tinggi terdapat di enam desa yaitu desa Baturan dengan kepadatan penduduk 1464 Jiwa/Km2, Ngandong 1420 Jiwa/Km2, Kragilan 1158 Jiwa/Km2, Karangturi 1563 Jiwa/Km2, Ceporan 1550 Jiwa/Km2, Mutihan 1509 Jiwa/Km2, Muruh 1747 Jiwa/Km2. Sedangkan untuk kerentanan Rendah ada di lima desa antara lain desa Gentan dengan kepadatan penduduk 829 Jiwa/Km2, Sawit 1080 Jiwa/Km2, Jogoprayan 1076 Jiwa/Km2, Kerten 1088 Jiwa/Km2, Jabung 1093 Jiwa/Km2. Kedua,berdasarkan pada penduduk lansia dan balita diketahui bahwa daerah dengan tingkat kerentanan paling tinggi adalah Desa Mutihan dengan jumlah lansia dan balita adalah 748 jiwa (8,72%); adapun daerah dengan tingkat kerentanan sosial berdasarkan penduduk lansia dan balita paling rendah adalah Desa Gentan dengan jumlah penduduk lansia dan balita sebesar 298 jiwa (3,47%). Ketiga, Tingkat kerentanan sosial terhadap bencana gempabumi di Kecamatan Gantiwarno berdasarkan pada populasi penduduk wanita diketahui bahwa Desa Kragilan merupakan daerah dengan tingkat kerentanan sosial terhadap bencana gempabumi berdasarkan pada populasi penduduk wanita yang paling rendah, hal ini diketahui bahwa jumlah populasi wanita di Desa Kragilan lebih sedikit jika dibandingkan penduduk laki-laki yaitu 885 jiwa, adapun untuk daerah dengan tingkat kerentanan sosial paling tinggi dengan jumlah wanita yang lebih besar dari laki-laki adalah Desa Kerten, hal ini disebabkan perbandingan jumlah perempuan dengan laki-laki adalah 90,21%. Dengan medan yang relative sulit, apabila terjadi bencana maka penduduk perempuan biasanya relative lebih rentan dari pada penduduk laki-laki.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectKerentanan sosialin_ID
dc.subjectfisikin_ID
dc.subjectkerawananin_ID
dc.subjectgempabumiin_ID
dc.titleAnalisis Kerentanan Sosial Gempabumi di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klatenin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record