Show simple item record

dc.contributor.authorAli, Qonita
dc.date.accessioned2017-08-21T06:36:54Z
dc.date.available2017-08-21T06:36:54Z
dc.date.issued2017-04-29
dc.identifier.citationAdolescent Mental Health: Connections to the Community (Areej Hassan ed.). (2015). New Jersey: Apple Academic Press. Aiken, L. (1985). Three Coefficient for Analyzing the Reliability and Validity of Ratings. Educational and Psychological Measurement, 45, 131-142. Akerman, B. A., Allodi, M. W., Eriksson, C., Fischbein, S., Granlund, M., Gustafsson, J-E., et al. (2010). School, Learning and Mental Health. Stockholm : Kungl. Vetenskapsakademien. Badan Pusat Statistik. (2010). BPS: Sensus Pendudukan 2010. Jakarta: BPS. Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik Pemuda Indonesia 2014. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik. Center for Mental Health in Schools UCLA. (2011). Moving Beyond the Three Tier Intervention Pyramid Toward a Comprehensive Framework for Student and Learning Supports. School Mental Health Project, Psychology. California: University of California Los Angeles. Centers for Disease Control and Prevention. (2014). National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention. Centre for Community Child Health. (2006). Services for Young Children and Families: An Integrated Approach. Centre for Community Child Health . Victoria: Policy Brief. Centre for Community Child Health. (2006). Services for Young Children and Families: An Integrated Approach. Centre for Community Child Health . Victoria : Policy Brief. Daradjat, Z. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2010). Psikologi Abnormal (9 ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional . (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal . Bandung: UPI. Goodman, A., & Goodman, R. (2009). Strengths and Difficulties Questionnaire as a Dimensional Measure of Child Mental Health. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry, 48 (4), 400-3. Jaelani, A. (2000). Penyucian Jiwa (Tazkiyat Al-nafs) & Kesehatan Mental. Jakarta: Amzah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 (No. HK.02.02/MENKES/52/2015). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Khoiriah, Khusnul. (2015). Hubungan Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Kesehatan Mental Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kalidawir Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia, Kediri. King, L. A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. (2009). Mewujudkan Pemenuhan HAM ODMK. Jurnal JAK Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 5, 3. Malekirad, A. A., Fathi, A., Bishak, M. A., Azammofidi, F., & Rahzani, K. (2013). Romantic Relationship and Mental Health among Payamen Noor University Students in East Azarbayjan. European Online Journal of Natural and Social Sciences, 2 (2), 286. Marin, P., & Brown, B. (2008, November). The School Environment and Adolescent WellBeing: Beyond Academics. Diakses pada September 2016, dari Child Trends Research Brief: www.childtrends.org Mental Health Facts & Teens. (2016, Mei 5). Diakses pada September 2016, dari National Alliance on Mental Illness: www.nami.org Morrison, W., & Peterson, P. (2013). Schools as a Setting for Promoting Positive Mental Health: Better Practices and Perspectives. (2nd, Ed.) Canada: Pan-Canadian Joint Consortium for School Health. National Association of School Psychologists (NASP). (2015). Mental and Behavioral Health Services for Children and Adolescents. (301-657-0270 ), 2. Bethesda. Nijs, M. M., Bun, C. J., Tempelaar, W. M., De Wit, N. J., Burger, H., Plevier, C. M., dkk.(2013). Perceived School Safety is Strongly Associated with Adolescent MentalHealth Problems. Community Ment Health J, 50, 127-134. Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2005). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan. Malang:Universitas Muhammadiyah Malang. Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional . Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Indonesia: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014.Pettersen, N., & Durivage, A. (2008). The Structured Interview. Canada: Preses Del L'Université Du Quebéc. Pieper, J., & Uden, M. V. (2006). Religion in Coping and Mental Health Care. New York: Yord University Press Inc. Reeves, M. A., Brock, S. E., & Cowan, K. C. (2008). Managing School Crises: More Than Just Response. Student Services, PrinciPal Leadership. U.S: National association of School Psychologists (NaSP). Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pasal 27. Safitri, D. (2011, Oktober 11). Bukan Gila Tetapi Menderita Sakit Jiwa. Diakses pada September 2016, dari BBC Indonesia: www.bbc.com/indonesia Samino. (2015). Aktualisasi Bimbingan dan Konseling Menuju Peserta Didik yang Berkarakter. Aktualisasi Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta Didik yang Berkarakter (p.1). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sari, N. P., & Istichomah. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) terhadap Pengetahuan Keluarga dalam Merawat Pasien di PoliJiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan "Samodra Ilmu" , 6 (1), 25-26. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental (1). Yogyakarta: Kanisius. Suryadarma, D. (2013). Education in Indonesia. Indonesia Update Conference, Australian National University (ANU) (pp. 96-98). Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. Tambunan, D. (2010). Perbedaan Kesehatan Mental Pada Gay Ditinjau Dari Perilaku Religius. Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tumanggor, R. (2002). Ilmu Jiwa Agama. Depok: Ulinnuha. Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa. Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Wiguna, T. (2013, September 10). Masalah Kesehatan Mental Remaja dI Era Globalisasi. Diakses pada September 2016, dari Ikutan Dokter Anak Indonesia: www.idai.or.id World Health Organization. (2004). Prevention of Mental Disorders: Effective Interventions and Policy Options. Geneva: WHO. YouthInMind. (2009). SDQ: Information for researchers and professionals about the Strengths & Difficulties Questionnaire. Diakses pada Oktober 20, 2016, dariSDQInfo: http://www.sdqinfo.comin_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-068-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9286
dc.description.abstractPermasalahan kesehatan mental banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada tahap ini anak dan remaja banyak menghabiskan waktu di sekolah sebagai seorang siswa. Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK) untuk mencegah peningkatan permasalahan kesehatan mental dan membantu siswa yang memiliki masalah kesehatan mental. Tujuan dari penelitian mixmethods ekspalanatori sekuensial ini untuk mengidentifikasi kesesuaian antara layanan BK yang disediakan sekolah dengan yang dibutuhkan siswa. Data kualitatif didapat dari guru BK dan Kepala Sekolah yang mengisiskan kuesioner terbuka. Data kuantitatif diperoleh melalui pengisian Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) oleh 170 siswa. Data kualitatif dianalisis menggunakan teknik deskriptif-naratif dan data kuantitatif dianalisis menggunakan chi-square. Hasil dari guru BK dan Kepala Sekolah menunjukan bahwa sekolah telah menyediakan semua jenis layanan BK, layanan universal, targeted dan universal. Namun, pihak sekolah belum menerapkan pengetahuan yang dimiliki kedalam program-program layanan BK. Hal ini dibuktikan dari perolehan angka yang menunjukan bahwa 61.67% siswa memiliki setidaknya satu permasalahan kesehatan mental. Hasil dari SDQ menunjukan pada setiap aspeknya terdapat lebih dari 10% siswa yang memiliki masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program layanan BK yang disediakan belum sesuai dengan kebutuhan siswa.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectbimbingan dan konselingin_ID
dc.subjectkesehatan mentalin_ID
dc.subjectsekolahin_ID
dc.titleIdentifikasi Jenis Layanan BK Dalam Upaya Menjaga dan Meningkatkan Kesehatan Mental Siswain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record