Show simple item record

dc.contributor.authorMashudi, M.
dc.date.accessioned2017-10-25T02:30:08Z
dc.date.available2017-10-25T02:30:08Z
dc.date.issued2017-05-20
dc.identifier.citationAkhtar, M. S., Oki, Y., Adachi, T., & Khan, H. R. (2007). Analysis of genetic parameters (variability, heritability, genetic advanced, relationship of yield and yield contributing characters) for some plants traits among Brassica Cultivars under phosphorus straved environmental cues. Journal of the Faculty of Environmental Science and Technology, 12(12), 91–98. Anonim. (2009). Permenhut No. P72 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan No. P.01/MenhutII/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan. Appanah, S., & Weinland, G. (1993). Planting quality timber trees in Peninsula Malaysia. Kepong, Malaysia. Cao, C. P., Finkeldey, R., Siregar, I. Z., Siregar, U. J., & O. Gailing. (2006). Genetic diversity within and among population of Shorea leprosula Miq. and Shorea parvifolia Dyer (Dipterocarpaceae) in Indonesia detected by AFLPs. Tree Genetics & Genomes, 2(4), 225–239. Setiadi, D. (2010). Keragaman genetik uji provenan dan uji keturunan Araucaria cunninghamii pada umur 18 bulan di Bondowoso, Jawa Timur. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 4(1), 1–8. Finkeldey, R. (2005). Pengantar genetika hutan tropis (Terjemahan). (E. Djamhuri, I. Z. Siregar, U. J. Siregar, & A. W. Kertadikara, Eds.) (ASEAN-EU U). Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Hardiyanto, E. B. (2008). Diktat mata kuliah pemuliaan pohon lanjut. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Hartati, D., Rimbawanto, A., Taryono, Sulistyaningsih, E., & Widyatmoko, A. Y. P. B. C. (2007). Pendugaan keragaman genetik di dalam dan antar provenan pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)menggunakan penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 1(2), 89–98. Haryjanto, L., & Prastyono. (2014). Pendugaan parameter genetik semai nyawai (Ficus variegata Blume) asal Pulau Lombok. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(1), 37–45. Husada, A. (2013). Evaluasi uji keturunan pulai gading (Alstonia scholaris) pada umur 4 tahun di Petak 93, Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta. IFSP. (2002). Informasi singkat benih Shorea leprosula Miq. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan Kerjasama Dengan Indonesia Forest Seed Project (IFSP). Ismail, B., & Hadiyan, Y. (2008). Evaluasi awal uji keturunan sengon (Falcataria moluccana) umur 8 bulan di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 2(3), 1–7. Libby, W. J., & Ahuja, M. R. (1993). Clonal Forestry. In M. R. Ahuja & W.J. Libby (Eds.), Clonal Forestry II (pp. 1–8). Berlin: Springer-Verlag. Mangoendidjojo, W. (2009). Dasar-dasar pemuliaan tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Na’iem, M., Widiyatno, & Al-Fauzi, M. Z. (2014). Progeny test of Shorea leprosula as key point to increase productivity of secondary forest in PT. Balikpapan Forest Industries, East Kalimantan, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 20, 816– 822. Rimbawanto, A., & Widyatmoko, AYPBC. (2006). Keragaman genetik empat populasi Intsia bijuga berdasarkan penanda RAPD dan implikasinya bagi program konservasi genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3(3), 149–154. Rimbawanto, A., Widyatmoko, AYPBC., & Harkingto. (2006). Keragaman populasi Eusideroxylon zwageri Kalimantan Timur berdasarkan penanda RAPD. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3(3), 201–208. kotjo. (2009). Teknik silvikultur intensif (SILIN). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. dyatmoko, AYPBC., Lejo, E., Prasetyaningsih, A., & Rimbawanto, A. (2010). Keragaman genetik populasi Araucaria cunninghamii menggunakan penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 4(2), 63–77. Yudhohartono, T. P., & Fambayun, R. A. (2012). Karakteristik pertumbuhan semai binuang asal provenan Pasaman, Sumatera Barat. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(3), 143–156. Yudhohartono, T. P., & Herdiyanti, P. R. (2013). Variasi karakteristik pertumbuhan bibit jabon dari dua Provenan Berbeda. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 10(1),in_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9339
dc.description.abstractMeranti tembaga (Shorea leprosula Miq.)adalah salah satu jenis dari anggota famili Dipterocarpaceae. Jeniini mempunyai potensi bagus untuk pengembangan hutan tanaman di luar Jawa karena pertumbuhannya relatif cepat dan kegunaan kayunya cukup banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetikheritabilitas dan korelasi genetik meranti tembaga umur 18 bulan dari beberapa provenan di KalimantanRancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok, yang terdiri dari 2 faktor, yaitu provenan (Muara Wahau, Berau, Kenangan, Bukit Baka dan Gunung Bunga) dan famili (22 famili dari Muara Wahau, 15 famili dari Berau, 19 famili dari Kenangan, 4 famili dari Bukit Baka dan 19 famili dari Gunung Bunga), dengan famili tersarang dalam provenan. Masing-masing famili digunakan 2 bibit dan diulang sebanyak 5 kali. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi dan diameter batang sangat dipengaruhi oleh provenan dan famili. Nilai heritabilitas individu karakter tinggi dan diameter batang masing-masing sebesar 0,805 dan 0,800 serta heritabilitas famili karakter tinggi dan diameter batang masingmasing sebesar 0,814 dan 0,824. Korelasi genetik antara karakter tinggi dan diameter batang nilainya posititinggi yaitu sebesar 0,92.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectvariasi genetikin_ID
dc.subjectparameter genetikin_ID
dc.subjectprovenanin_ID
dc.subjectShorea leprosulain_ID
dc.titleKeragaman dan Estimasi Parameter Genetik Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) Dari Beberapa Provenan di Kalimantanin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record