• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Dinamika Pengurangan Gumuk Pasir di Pesisir Parangkusumo

    Thumbnail
    View/Open
    VIEW/DOWNLOAD (1.391Mb)
    Date
    2019
    Author
    Wulandari, Sulastri
    Deva, Angga Widia
    Damayanti, Inasyari Nur
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Gumuk Pasir merupakan bentang alam yang sangat langka dan unik, perlu dijaga kelestariannya agar bentuk lahan ini tidak hilang, Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan bentukan alam karena proses tenaga angin atau bentang alam aeolean (aeolean morphology). Pasir (material) dari letusan Gunung api Merapi dialirkan ke Pantai Selatan DIY melalui sungai Opak dan Progo. Butiran pasir yang terendapkan di Pantai Selatan mengering dan terbawa angin ke daratan. Butiran pasir tertahan oleh tumbuhan dan penghalang yang lain sehingga membentuk gundukan yang disebut sebagai gumuk pasir. Keberadaan gumuk pasir sepuluh terakhir ini mengalami pengurangan luasannya dikarenakan aktivitas manusia seperti pembangunan pemukiman, pertambangan pasir. Kegiatan penanaman palawija, pertanian, cemara laut, serta kegiatan penghijauan yang digalakan, untuk itu perlu adanya analisis yang lebih mendalam dampak yang ditimbulkan hilangnya bentang alam gumuk pasir serta fungsinya baik secara fisik maupun sosial. Metode yang digunakan adalah metode digitasi on screen dengan cara mendeliniasi batas luaran dari gumuk pasir, menghitung luas pasir dan vegetasi dari tahun 2010-2018. Tahun 1972, Gumuk pasir masih asli dan membentuk barkhan yang besar dengan luas + 400 hektar, pada tahun 2002 bentuk Barkhan berkurang di bagian tengah. Tahun 2006, gumuk pasir sebagai lahan untuk bertani. Tahun 2012 ada program penghijauan sehingga di tahun 2017 luasan gumuk pasir hanya menyisakan sekitar 30 hektar. Sehingga untuk menjaga kelestarian gumuk pasir perlu adanya konservasi serta pengembalian gumuk pasir seperti sedia kala agar bentang alam ini tidak hilang.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/11621
    Collections
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV