Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2016Pembentukan Karakter dan Moralitas bagi Generasi Muda yang Berpedoman pada Nilai-Nilai Pancasila serta Kearifan Lokalhttp://hdl.handle.net/11617/107362024-03-29T14:07:21Z2024-03-29T14:07:21ZKata Pengantar & Daftar Isihttp://hdl.handle.net/11617/107802019-05-29T03:44:57Z2016-01-01T00:00:00ZKata Pengantar & Daftar Isi
2016-01-01T00:00:00ZPenguatan Nilai Pancasila berbasis Kearifan Lokal sebagai Modal Dasar Wujudkan Generasi Emas Tahun 2045Suyahman, Shttp://hdl.handle.net/11617/107452019-05-28T17:46:01Z2016-01-01T00:00:00ZPenguatan Nilai Pancasila berbasis Kearifan Lokal sebagai Modal Dasar Wujudkan Generasi Emas Tahun 2045
Suyahman, S
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguatan nilai Pancasila berbasis kearifan lokal sebagi modal dasar wujudkan generasi emas tahun 2045. Tujuan lainnya adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk penguatan nilai Pancasila berbasis kearifan lokal sebagi modal dasar wujudkan generasi emas tahun 2045.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dalam bentuk integratif antara kualitatif dengan penelitian kepustakaan. Subjek penelitiannya adalah peneliti sendiri sedangkan objek penelitiannya yaitu nilai-nilai pancasila, nilai-nilai kearifan lokal dan profile generasi emas tahun 2045. Sumber informan dalam Penelitian ini mencakup sumber primer dan sumber sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara observasi, dan dokumentasi. Trianggulasi data yang digunakan adalah trianggulasi materi dan metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari 4 langkah yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lemahnya nilai-nilai pancasila saat ini merupakan sesuatu yang sungguh memeprihatinkan, demikian pula ketidakpedulian generasi muda terhadap nilai-nilai kearifan lokal merupakan sutau kondisi nyata yang harus dicarikan solusinya agar kuatnya nilai-nilai pancasila yang berbasis nilai kearifan lokal dapat memberikan kontribusi terwujudnya generasi emas tahun 2045. Penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal dapat dilakukan melalui tiga jalur yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah, Sedangkan bentuk-bentuk penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal di setiap bentuk pendidikan dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan potensi serta bakat, minat tiap-tiap anak. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal menyenangkan dan mengandung pendidikan serta menjamin keamanan dan kenyamanan pada peserta didik, karena itu penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal dapat diberikan dalam bentuk : olah raga, seni, serta kajian –kajina ilmiah, dan kajian-kajian islami yang disesuaikan dengan kebutuhan dan usia masing-masing peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal dapat dilakukan melalui tiga pilar pendidikan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan potensi, bakat, minat serta kebutuhan masing-masing peserta didik yang tercipta dalam suasana menyenangkan mengandung pendidikan serta menjamin kenyamanan dan keamanan peserta didik, bentuk-bentuk penguatan nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal yaitu lomba olah raga , lomba kesenian, kajian ilmiah, kajian islami, dll.
2016-01-01T00:00:00ZKearifan Lokal Jawa sebagai Pembentuk Karakter Generasi MudaWardhani, Novia Wahyuhttp://hdl.handle.net/11617/107442019-05-28T17:46:01Z2016-01-01T00:00:00ZKearifan Lokal Jawa sebagai Pembentuk Karakter Generasi Muda
Wardhani, Novia Wahyu
Artikel ini bertujuan menelaah nilai-nilai kearifan lokal Jawa yang berperan dalam
pembentukan karakter generasi muda. Kearifan lokal dapat membentuk karakter manusia
melalui pembelajaran nilai yang dilakukan di lingkungan formal maupun informal. Salah
satu wahana transformasi budaya adalah pendidikan. Jawa memiliki banyak nilai kearifan
lokal salah satunya adalah petuah yang berbunyai Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib
Hangrungkebi, Mulad Sarira Hangrasawani. Dalam kalimat tersebut memuat nilai yang
menyadarkan generasi muda pada pemeliharaan dan penjagaan terhadap sesuatu yang
dimilikinya. Dihubungkan dengan peran manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, kalimat tersebut dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kepedulian, dan
nasionalisme yang pada masa ini mulai luntur. Dengan digalinya kembali dan
diajarkannya nilai-nilai kearifan lokal tersebut dapat memperkuat karakterbangsa dan
memunculkan keteladanan baru bagi upaya pembentukan karakter. Sehingga penggalian
nilai-nilai kearifan lokal dapat mendukung pendidikan karakter sebagai prioritas dalam
pendidikan.
2016-01-01T00:00:00ZPengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dalam Bingkai Etika PancasilaElviandri, Ehttp://hdl.handle.net/11617/107432019-05-28T17:46:00Z2016-01-01T00:00:00ZPengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dalam Bingkai Etika Pancasila
Elviandri, E
Pada hakikatnya, kebutuhan akan mereposisi kembali (baik secara konseptual
maupun kontekstual) pemaknaan terhadap Pancasila sebagai sebuah landasan
ideologis-filosofis menjadi kebutuhan mendesak terutama dalam pengelolaan sumber
daya air (SDA) berbasis etika pancasila. Seharusnya Pancasila dimaknai secara utuh
dan saling bertautan serta melengkapi. Dengan kata lain, ketidakhadiran sebuah asas
pancasila dalam pengelolaan sumber daya air (SDA) baik secara konseptual maupun
praktek, maka akan menjadikan negara ini cacat secara permanen. Oleh karenanya,
timbul pertanyaan mendasar bagaimana pengelolaan sumber daya air (SDA) dalam
bingkai etika pancasila? Tulisan ini bersifat deskriptif dengan pedekatan studi
kepustakaan (Library Reasearch), untuk mengetahui pengelolaan sumber daya air
(SDA) dalam bingkai etika pancasila. Dalam tulisan ini penulis menwarkan
pengelolaan sumber daya air (SDA) yang berbasis etika pancasila adalah: Pertama,
Berdasarkan moralitas ketuhanan. Kedua, Berdasarkan moralitas manusia beradab.
Ketiga, Berdasarkan nilai dasar persatuan. Keempat, Berdasarkan orientasi
kerakyatan. Kelima, Berdasarkan keadilan sosial. Pada akhirnya keberadaan etika
Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) tidak bisa dilepaskan dari etika Pancasila yang
menjadi dasar bagi seluruh kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
2016-01-01T00:00:00Z