Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitekturhttp://hdl.handle.net/11617/119102024-02-25T05:17:20Z2024-02-25T05:17:20ZKata Pengantar & Daftar IsiNugrahaini, Fadhilla Trihttp://hdl.handle.net/11617/127592021-10-12T17:46:10Z2021-02-01T00:00:00ZKata Pengantar & Daftar Isi
Nugrahaini, Fadhilla Tri
Kondisi Pandemi yang dihadapi oleh dunia membuat masyarakat membatasi aktivitas sosial
yang biasa dilakukan. Jaga jarak, memakai masker, mencuci tangan menjadi hal yang tidak bisa
dipisahkan dalam keseharian. Perubahan gaya hidup harus dilakukan mengingat pencegahan yang
harus dilakukan guna menekan penyebaran virus COVID-19.
Diskusi tersebut yang melatarbelakangi trend perkembangan ilmu arsitektur yang harus
menempatkan protokol kesehatan sebagai hal yang tidak terpisahkan dalam keseharian. Arsitektur
mempunyai posisi yang penting dimana manusia akan selalu berkegiatan dan beraktivitas dalam
lingkup arsitektur. Hubungan antara arsitektur dan kesehatan serta bagaimana hal ini ditinjau dari sisi
keilmuan sangat penting diketahui oleh masyarakat luas.
Diskusi dengan tema “Mencari Makna Arsitektur: Adaptasi Kehidupan Baru “ menjadi tema
seri ke-dua Seminar Ilmiah Arsitektur (SIAR II) 2021 ini sebagai rangkaian seminar nasional tahunan
yang diselenggarakan oleh Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Guna meningkatkan jangkauan dan publikasi SIAR II 2021 bekerjasama dengan Jurnal Langkau
Bentang, (Prodi Arsitektur, Universitas Tanjung Pura), Jurnal JUARA (Prodi Arsitektur, Universitas
Aisyiyah Yogyakarta), Jurnal ARSIR (Prodi Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Palembang), dan
Jurnal Sinektika (Prodi Arsitektur,, Universitas Muhammadiyah Surakarta) serta publikasi melalui
prosiding ber-ISSN.
2021-02-01T00:00:00ZEvaluasi Purna Huni Taman Cerdas Jebres sebagai Ruang Publik Ramah Anak di SurakartaPermatasari, Nurharlisah FaudiyahSaputra, Andikahttp://hdl.handle.net/11617/126642021-08-30T17:46:21Z2021-02-01T00:00:00ZEvaluasi Purna Huni Taman Cerdas Jebres sebagai Ruang Publik Ramah Anak di Surakarta
Permatasari, Nurharlisah Faudiyah; Saputra, Andika
Kota Surakarta merupakan satu dari lima Kota/Kabupaten yang
dipilih oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak sebagai pionir pengembangan model KLA di Indonesia.
Terdapat 13 taman cerdas yang telah dibangun oleh pemerintah
Kota Surakarta, Taman Cerdas Jebres merupakan salah satu yang
sudah cukup sesuai dengan konsep KLA. Namun, berdasarkan
evaluasi Menteri tahun 2017 Taman Cerdas Jebres belum memenuhi
standar dalam penyediaan ruang bermain ramah anak dan perlu
ditingkatkan lagi. Hal ini menjadi tinjauan peneliti terkait dengan
evaluasi purna huni Taman Cerdas Jebres sebagai ruang publik
ramah anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana
tinjauan dilakukan berdasarkan standar yaitu Perwali Surakarta
No.6 Tahun 2008 dan Pergub DKI No.123 Tahun 2017 serta persepsi
pengguna dalam melakukan pengevaluasian. Hasil yang didapatkan
berupa standar minimal penyediaan prasarana di luar bangunan
yang tercantum dalam Pergub DKI No.123 Tahun 2017 dapat
diterapkan di Taman Cerdas Jebres dan melengkapi Perwali
Surakarta No.6 Tahun 2008 sebagai acuan pengembangan dan
pembangunan taman cerdas di Kota Surakarta.
2021-02-01T00:00:00ZKajian Arsitektur Profetik: Dampak Pembangunan di Sekitar Jembatan Kalianyar bagi Masyarakat BawahWiralaksono, Suryo Satrio AjiSaputra, Andikahttp://hdl.handle.net/11617/126632021-08-30T17:46:21Z2021-02-01T00:00:00ZKajian Arsitektur Profetik: Dampak Pembangunan di Sekitar Jembatan Kalianyar bagi Masyarakat Bawah
Wiralaksono, Suryo Satrio Aji; Saputra, Andika
Solo dikenal sebagai kota yang kental dengan budayanya, hal
ini memicu adanya penataan dan pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah kota Solo dalam menciptakan
ruang sesuai dengan image tersebut, tak terkecuali dengan
adanya pembangunan di daerah Solo Utara, munculnya
pembangunan meliputi jembatan keris, waterfront kalianyar
dan Hotel Swiss-Belllin, yang menimbulkan pertanyaan
mengenai dampak yang dialami oleh warga sekitar jembatan
kalianyar yang didominasi oleh masyarakat bawah, dan
bagaimanakah pelibatan masyarakat bawah dalam
pembangunan di kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan
Arsitektur Profetik dalam mengelompokkan dampak
pembangunan dengan kaidah etika profetik yaitu liberasi,
humanisasi, dan transendensi memiliki tujuan utama
menciptakan pembangunan yang memihak pada kalangan
masyarakat bawah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dampak pembangunan di sekitar jembatan
kalianyar melalui paradigma Arsitektur Profetik. Metode yang
digunakan adalah kualitatif yaitu dampak yang dialami oleh
warga sekitaran jembatan kalianyar melalui wawancara dan
observasi fisik, dan data sekunder melalui analisa kebijakan
menggunakan matriks LFA untuk menarik benang merah
munculnya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
solo utara. Hasil temuan penelitian ini adalah adanya
ketimpangan pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pembangunan yang tidak sesuai dengan kaidah arsitektur
profetik, unsur pemihakan pada masyarakat bawah juga tidak
terpenuhi sebagai dampak utama pembangunan yang
menyejahterakan justru potensi seperti dampak spiritual tidak
terwadahi dalam pembangunan di sekitaran Jembatan
Kalianyar.
2021-02-01T00:00:00ZEvaluasi Jalur Akses Pejalan Kaki dengan TOD Standart Metrik Berjalan Kaki pada Stadion Manahan, SurakartaNusantara, Nahla PutraNurhasan, Nhttp://hdl.handle.net/11617/126622021-08-30T17:46:20Z2021-02-01T00:00:00ZEvaluasi Jalur Akses Pejalan Kaki dengan TOD Standart Metrik Berjalan Kaki pada Stadion Manahan, Surakarta
Nusantara, Nahla Putra; Nurhasan, N
Stadion Manahan Solo merupakan sebuah objek vital yang berada
pada tengah kota Solo. Banyak orang yang mengunjungi stadion ini
untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berolahraga,
berdagang, berbelanja, makan dan sekedar bersantai. Dengan
banyaknya kegiatan yang terjadi di stadion ini, maka fasilitas yang
tersedia harus lengkap, khususnya untuk fasilitas pejalan kaki.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada
fasilitas pejalan kaki berdasarkan Metrik 1 Transit Oriented
Development – Walk dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Dengan kondisi Stadion Manahan yang sekarang, stadion
ini memperoleh poin 8 dari 18 poin maksimal dalam Metrik Berjalan
Kaki. Dari hasil penghitungan skor tersebut disarankan untuk lebih
memperhatikan fasilitas pejalan kaki dengan cara memperbaiki
fasilitas yang ada sehingga mencapai titik optimal agar para pejalan
kaki merasa nyaman dan aman.
2021-02-01T00:00:00Z