Volume 21 No. 1, Mei 2009http://hdl.handle.net/11617/22272024-03-28T22:02:19Z2024-03-28T22:02:19ZKUALITAS HADITS ETIKA SEKSUAL MENURUT NABI MUHAMMAD SAWJamaluddin, Syakirhttp://hdl.handle.net/11617/22412018-03-19T04:29:14Z2009-05-01T00:00:00ZKUALITAS HADITS ETIKA SEKSUAL MENURUT NABI MUHAMMAD SAW
Jamaluddin, Syakir
2009-05-01T00:00:00ZMODEL PEMBELAJARAN STUDI ISLAM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Komparatif Model Baitul Arqam dengan Reguler)Abidin, Zaenalhttp://hdl.handle.net/11617/22402018-03-19T04:29:43Z2009-05-01T00:00:00ZMODEL PEMBELAJARAN STUDI ISLAM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Komparatif Model Baitul Arqam dengan Reguler)
Abidin, Zaenal
Problem yang dihadapi manusia di zaman modern adalah menghendaki
visi dan orientasi pendidikan yang tidak semata-mata menekankan pada
pengisian otak, tetapi pengisian jiwa, pembinaan akhlak dan kepatuhan
dalam menjalankan ibadah. Dunia pendidikan merupakan salah satu
pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat
manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan
umat manusia adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan
kehidupan bangsa. Penelitian ini meneliti tentang perbedaan dan
persamaan antara pembelajaran Studi Islam model Baitul Arqam dan
reguler. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran model Baitul Arqam
dan reguler terhadap keaktifan dan keterlibatan mahasiswa. Jenis
penelitian yang penulis lakukan ini berupa penelitian lapangan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa perbedaan
model pembelajaran reguler dan Baitul Arqam terletak pada kegiatan
pembelajaran yang mana pembelajaran reguler masih didominasi oleh
dosen, pembelajarannya tidak mengaktifkan, proses monoton, serta
suasana yang tidak menyenangkan. Sedangkan pembelajaran Baitul
Arqam kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada mahasiswa, pembelajaran sangat enjoy dan menyenangkan, aktif, variatif,
kolaboratif, pembelajaran di luar kelas yang mengembangkan afeksi
dan psikomotorik. Persamaan model pembelajaran reguler dan Baitul
Arqam adalah sama-sama mengembangkan ranah kognitif, untuk
kasus tertentu masih sama-sama perlu ceramah dan indoktrinasi, serta
sama-sama mengejar target kurikulum. Model pembelajaran reguler
mahasiswa cenderung didominasi, pasip, sebagai objek, tidak terlibat,
terabaikan, ditentukan, individual, monoton, kering, posisi kosong.
Model pembelajaran Baitul Arqam mahasiswa cenderung mendominasi,
aktif terlibat, subjek dan objek, diperhatikan, ikut menentukan,
di fasilitasi, saling membelajarkan, sharing, variatif, mengalami,
menumbuhkan talenta. Optimalisasi kematangan berfikir inovatif,
inisiatif, berpotensi, kekeluargaan, implementatif, meminimkan
kejenuhan, membuat mahasiswa belajar.
2009-05-01T00:00:00ZSYMBOLUM (PENGAKUAN IMAN KRISTEN) DALAM PANDANGAN AL QUR’ANAriyanto, M. Darojathttp://hdl.handle.net/11617/22392018-03-19T04:29:36Z2009-05-01T00:00:00ZSYMBOLUM (PENGAKUAN IMAN KRISTEN) DALAM PANDANGAN AL QUR’AN
Ariyanto, M. Darojat
Tulisan ini adalah menelusuri tentang bagaimana Symbolum atau
Pengakuan Iman adalah ringkasan pokok-pokok iman Kristen yang
menjadi ukuran untuk menilai ajaran-ajaran mana yang benar, dari
fakta yang diangkat kemudian didapatkan sebuah kesimpulan bahwa
Symbolum atau Rumusan Iman Kristen berisi rumusan Trinitas, yaitu
rumusan tentang Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus.
Rumusan tersebut dengan jelas menunjukkan adanya tiga oknum
Tuhan.Rumusan ini sejak awal sejarah Gereja sudah mendapat
tantangan dari sekelompok orang Kristen, misalnya Arius, seorang
Presbiter dari Alexandria, pada abad ke-4 M dan kelompok
Makedonea. Sekarang ajaran Arius ini diteruskan oleh kelompok
Saksi-saksi Yehova. Kemudian di Inggris dan di Amerika ada beberapa
kelompok Kristen yang menolak Trinitas, mereka berkeyakinan
bahwa Tuhan itu Satu (Unitarian).
Al Qur’an mengkritik rumusan symbolum tentang Trinitas. Menurut
Al Qur’an Allah adalah Esa, bukan tiga (4: 171, 5: 72-73, 116-117).
Isa menurut Al Qur’an bukan Tuhan, tetapi makhluk. Selanjutnya
penyaliban Isa sebagi penebus dosa manusia sebagaimana disebutkan
di dalam symbolumpun dikritik oleh Al Qur’an. Menurut Al Qur’an
Isa tidak mati disalib, tetapi Isa diselamatkan oleh Allah (3: 52-53,
4: 157-158). Roh Kudus yang dirumuskan sebagai Tuhan dalam
symbolum juga dikritik oleh Al Qur’an. Roh Kudus menurut Al Qur’an
adalah Malaikat Jibril (2: 87, 253).
2009-05-01T00:00:00ZTUJUH KARAKTER ORANG MUKMIN DALAM SURAT AL-MUKMINUN AYAT 1 – 11 (Tinjauan dari Berbagai Macam Kitab Tafsir)HZ, Syarafuddinhttp://hdl.handle.net/11617/22382018-03-19T04:27:46Z2009-05-01T00:00:00ZTUJUH KARAKTER ORANG MUKMIN DALAM SURAT AL-MUKMINUN AYAT 1 – 11 (Tinjauan dari Berbagai Macam Kitab Tafsir)
HZ, Syarafuddin
Tulisan ini mengkaji tentang penafsiran Surat Al-Mukminun ayat
1-11 dari berbagai macam kitab tafsir. Dinamakan “al-Mukminun”
karena surat ini menerangkan tentang sifat-sifat tersebut diharapkan
mereka mendapat keberuntungan di akherat dan ketentraman jiwa
di dunia. Ada juga yang menamakan surat ini dengan al-Falah. Kedua
nama tersebut diambil dari kata-kata yang terdapat pada ayat
pertama surat ini yaitu: “qod aflaha al mukminun”. Tujuan utama
surat ini adalah uraian tentang kebahagiaan dan kemenangan yang
akan diraih secara khusus oleh orang-orang mukmin, walaupun ada
ulama yang menambahkan bahwa surat ini merupakan ajakan
beriman kepada Allah dan hari kemudian serta menjelaskan sifatsifat
orang mukmin.
2009-05-01T00:00:00Z