Volume 8 No. 1, April 2007http://hdl.handle.net/11617/3512024-03-28T15:09:22Z2024-03-28T15:09:22ZPENGARUH KARBURISASI RODA GIGI SPROCKET ASPIRA DENGAN AHM TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANISSugito, BibitHariyanto, Agushttp://hdl.handle.net/11617/4062018-03-19T04:13:20Z2007-04-01T00:00:00ZPENGARUH KARBURISASI RODA GIGI SPROCKET ASPIRA DENGAN AHM TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS
Sugito, Bibit; Hariyanto, Agus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan sifat fisis dan mekanis
sprocket AHM dan ASPIRA yang di karburizing. Langkah-langkah Penelitian
dengan cara memasukkan spesimen dalam kotak yang diisi dengan bubukan
arang tempurung kelapa, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 900
derajad celcius ditahan selama 1 jam da didinginkan diudara bebas. Langkah
berikutnya adalah melakukan pengujian kekerasan dan struktur mikro. Hasil
yang didapatkan dari pengujian bahwa, uji komposisi kimia diketahui terdapat
beda unsure yang tidak terlalu signifikan, namun memberikan perbedaan sifat
fisis dan mekanis. Pada pengujian kekerasan pada sprocket AHM sebesar 950.8
HVN, pada sprocket ASPIRA sebesar 904.4 HVN dan 927.0 HVN untuk
ASPIRA yang dikarburizing, dengan demikian terjadi penambahan unsure
karbon sebesar 2.5 %. Sedangkan pada pengamatan struktur mikro untuk AHM
dan ASPIRA baik yang dikarburizing maupun tidak terlihat fase martensit
yang mendominasi.
2007-04-01T00:00:00ZPENGENDALIAN MOTOR INDUKSI 1 PHASA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)Asy’ari, HasyimSetiyawan, Heruhttp://hdl.handle.net/11617/4052018-03-19T04:13:23Z2007-04-01T00:00:00ZPENGENDALIAN MOTOR INDUKSI 1 PHASA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
Asy’ari, Hasyim; Setiyawan, Heru
Energi listrik menjadi kebutuhan dasar atau pokok masyaraka modern, energi
listrik secara fleksibel dikonversi dan bentuk satu ke bentuk lain (sesuai
keinginan pengguna atau manusia). Kebutuhan energi listrik akan bertambah
sebagai akibat kenaikan tingkat kemakmuran manusia atau masyarakat.
Penggunaan energi listrik tergantung pada jenis peralatan-peralatan listrik dan
elektronik yang digunakan secara teratur. Kemajuan di bidang teknologi sangat
mendukung terhadap otomasi mesin-mesin produksi. Otomasi memerlukan
sarana pendukung yang sederhana, praktis dan berteknologi tinggi. Alat–alat
kontrol ini diantaranya alat kontrol berbasis mikrokontroler, saklar–saklar
otomatis, dan programmable logic control (PLC). Tujuan penelitian ini adalah
mengendalikan motor induksi 1 phasa yang dioperasikan secara berurutan
berdasarkan setting waktu. Penelitian ini menghasilkan pengendalian motor
induksi yang beroperasi secara berurutan yaitu dengan mengoperasikan motor
induksi pertama akan bergerak setelah 5 detik dari pengaktifan tombol star.
Setelah 10 detik motor induksi kedua bergerak dan motor induksi pertama
berhenti. Dan 10 detik kemudian motor induksi pertama bergerak lagi dan
motor induksi kedua berhenti dan seterusnya berulang-ulang sampai tombol
stop diaktifkan untuk menghentikan semua proses.
2007-04-01T00:00:00ZSTUDI DISTRIBUSI MINTAKAT POTENSI AIRTANAH UNTUK BERBAGAI PENGGUNAAN DI SUKOHARJO DAN SEKITARNYAAnna, Alif NoorSuharjoCholil, Munawarhttp://hdl.handle.net/11617/4042018-03-19T04:13:17Z2007-04-01T00:00:00ZSTUDI DISTRIBUSI MINTAKAT POTENSI AIRTANAH UNTUK BERBAGAI PENGGUNAAN DI SUKOHARJO DAN SEKITARNYA
Anna, Alif Noor; Suharjo; Cholil, Munawar
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya. Daerah
penelitian sebagian besar terletak di dataran aluvial kaki volkan.Tujuan
penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui potensi air tanah, (2) Mengevaluasi
perbandingan antara potensi air tanah dengan kebutuhan air, dan (3)
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan masalah di
setiap satuan wilayah daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Dalam penentuan potensi airtanah
menggunakan pendekatan bentuklahan. Adapun penentuan sampel untuk
mengukur trasmisibilitas dan kebutuhan air dilakukan dengan cara strafied
random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air untuk
rumah tangga rata-rata sebesar 153 liter/orang/hari. Adapun distribusi
kebutuhan air terbesar berada pada bentuklahan F1 yaitu sebesar 75.787 m3-/
hari, sedangkan kebutuhan air terkecil berada pada bentuklahan D7 yaitu sebesar
789 m3-/hari. Evaluasi perbandingan antara potensi airtanah dengan kebutuhan
air pada setiap bentuklahan diperoleh bahwa pada 3 bentuklahan dapat
memenuhi kebutuhannya. Bentuklahan tersebut adalah F1, F2, dan V7. Adapun
kebutuhan air pada 4 bentuklahan lain potensi airtanah hanya memenuhi pada
saat musim hujan, sedangkan musim kemarau terjadi sedikit kekurangan.
Demikian juga kebutuhan air untuk industri yang berasal dari air tanah tertekan
dapat mencukupi. Perbedaan masalah tentang imbangan air ini umumnya dapat
disebabkan karena faktor alamiah maupun faktor manusia. Faktor alamiah
yang mempengaruhi masalah imbangan air adalah formasi geologi dan kondisi musim. Adapun faktor yang berasal dari manusia adalah kondisi sosial ekonomi
masyarakat dan tingkat perkembangan daerah.
2007-04-01T00:00:00ZUJI KEPEKAAN INSTRUMEN PENGKAJIAN RISIKO DEKUBITUS DALAM MENDETEKSI DINI RISIKO KEJADIAN DEKUBITUS DI RSISWidodo, Arifhttp://hdl.handle.net/11617/4032018-03-19T04:13:37Z2007-04-01T00:00:00ZUJI KEPEKAAN INSTRUMEN PENGKAJIAN RISIKO DEKUBITUS DALAM MENDETEKSI DINI RISIKO KEJADIAN DEKUBITUS DI RSIS
Widodo, Arif
Dekubitus merupakan masalah yang sangat serius terutama bagi pasien
yang harus dirawat lama di rumah sakit dengan keterbatasan aktifitas
Pasien-pasien tirah baring biasanya dirawat selama sekitar sepuluh hari.
Lamanya hari perawatan serta kondisi penyakit akan mengancam terjadinya
dekubitus. Perawat selama ini melakukan upaya pencegahan dekubitus dengan
cara alih baring, tetapi tidak pernah mengukur seberapa besar risiko dekubitus
pada pasien tirah baring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
antara skala Braden dan Norton dalam mendeteksi dini dekubitus pada pasien
tirah baring dalam area praktek keperawatan di RSIS. Jenis penelitian ini adalah
studi komparatif karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada subjek
penelitian, tetapi peneliti hanya memberikan penilaian terhadap dan
membandingkan hasilnya mengenai uji kepekaan instrumen pengkajian dekubitus
dengan cara observasi langsung terhadap respoden. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah longitudinal, yaitu pengamatan tidak hanya dilakukan sekali
sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada
hari ketiga, keenam, dan kesembilan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
dengan menggunakan uji beda independent samples t-test pada hari ke-tiga,
ke-enam, dan ke-sembilan, kedua skala pengkajian menunjukkan adanya
perbedaan dengan signifikansi p = 0,004 pada hari ketiga dan p = 0,000
pada hari ke-enam dan ke-sembilan. Skala pengkajian Norton lebih baik dalam mendeteksi dini risiko dekubitus dibanding skala Braden. Penilaian derajat
risiko dekubitus yang dilakukan pada waktu yang berbeda akan memberikan
hasil yang tidak sama. Hal ini dapat diakibatkan beberapa faktor, diantaranya
adalah keberhasilan praktek perawatan dalam mengantisipasi risiko dekubitus,
sehingga perawat dapat melakukan upaya pencegahan agar risiko dekubitus
pada pasien tirah baring di RSIS dapat dikurangi.
2007-04-01T00:00:00Z