Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke 17http://hdl.handle.net/11617/66262024-03-27T16:55:23Z2024-03-27T16:55:23ZPeningkatan Produk Bioetanol dari Umbi Iles-Iles Melalui Hidrolisis Asam dan Metode Ssf (Sakarifikasi dan Fermentasi secara Serentak)KusmiyatiHarjanto, Agus Dwihttp://hdl.handle.net/11617/66282018-03-19T04:06:37Z2011-05-16T00:00:00ZPeningkatan Produk Bioetanol dari Umbi Iles-Iles Melalui Hidrolisis Asam dan Metode Ssf (Sakarifikasi dan Fermentasi secara Serentak)
Kusmiyati; Harjanto, Agus Dwi
Perkembangan dunia industri yang semakin pesat telah mendorong meningkatnya penggunaan energi
fosil. Hal ini berdampak terhadap ketersediaan energi fosil di dunia yang semakin menipis. Untuk itu
pengembangan energi alternatif perlu dimaksimalkan, salah satunya adalah bioetanol. Iles-iles
(Amorphophallus muelleri Blume) merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang cocok sebagai bahan
baku bioetanol karena produktifitasnya cukup melimpah di Indonesia. Peningkatan produk bioetanol
yang diperoleh dilakukan dengan metode SSF. Dipelajari pengaruh hidrolisis asam, dosis ragi kering
(0,4%;0,8%;1,6%;2%) dan waktu fermentasi (24;36;48;60;72 jam). Hasil hidrolisis enzim disaring
(filtrasi) hingga padatan dan cairan terpisah, cairan diproses secara konvensional dengan bantuan
ragi kering (Saccharomyces cereviseae) untuk menghasilkan bioetanol sedangkan padatan
dihidrolisis asam dan dilikuifikasi kemudian diSSF. Fermentasi konvensional dengan Sacharomyces
cereviseae 0,8% pada T: 30oC, pH: 4,5 diperoleh konsentrasi etanol 8,12% (72 jam). Pada hidrolisis
asam dengan menggunakan 1% H2SO4 4M dan pemanas autoklaf (T: 121 oC) yang selanjutnya di SSF
pada T: 30oC, pH: 4,5 dengan 20% Aspergillus niger, 20% Fusarium oxyparum dan 0,8%
Sacharomyces cereviseae mampu menghasilkan etanol dengan konsentrasi 1,41% (72 jam),
sedangkan SSF tanpa hidrolisis asam (pembanding) menghasilkan konsentrasi etanol 1,24% (48 jam).
Pada variasi dosis ragi kering (yeast) didapatkan dosis ragi kering optimum pada 1,6% yang
menghasilkan kadar etanol 1,63%.
2011-05-16T00:00:00ZPeningkatan Konversi Umbi Iles-Iles Menjadi Bioetanol dengan Steam Pretreatment Bahan BakuKusmiyatiutomo, Adik dwihttp://hdl.handle.net/11617/66272018-03-19T04:06:17Z2011-05-16T00:00:00ZPeningkatan Konversi Umbi Iles-Iles Menjadi Bioetanol dengan Steam Pretreatment Bahan Baku
Kusmiyati; utomo, Adik dwi
Bergesernya negara-negara didunia menjadi negara industri mengakibatkan meningkatnya konsumsi
energi. Kebutuhan energi selama ini dicukupi oleh energi yang berasal dari perut bumi baik gas,
minyak ataupun batubara. Hal ini mengakibatkan cadangan energi di dalam perut bumi semakin
menipis dan lama-kelamaan habis. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penggunaan energi
alternatif perlu dimaksimalkan. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dengan metode konvensional
dan SSF (Simultaneous of Saccharification and Fermentation). Metode konvensional digunakan untuk
mengkonversi cairan perasan hasil hidrolisis menjadi etanol, sedangkan metode SSF diterapkan pada
padatan sisa hasil perasan. Pemanfaatan ampas iles-iles ini diharapkan dapat menambah banyaknya
etanol yang dihasilkan. Proses SSF ini menggunakan bantuan mikroorganisme yaitu A. niger,
F. oxyparum dan S. cerevisiae. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah pengaruh adanya
treatment steam terhadap etanol yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan cairan hasil
hidrolisis yang difermentasi dengan S. cerevisiae 0,8%, pH 4,5 dan suhu 30oC menghasilkan etanol
dengan konsentrasi 8,12%. Untuk proses SSF dengan treatment steam pada 120oC selama 1 jam
didapatkan etanol dengan konsentrasi 1,71% sedangkan untuk bahan yang tidak mendapatkan
treatmen dihasilkan etanol dengan konsentrasi 1,66%. Selanjutnya dilakukan variasi penggunan S.
cerevisiae dari 0,4%, 0,8%, 1,6% dan 2% untuk mengetahui kadar optimum penggunaanya. Dari
hasil penelitian menunjukkan penggunaan S. cerevisiae optimum adalah 0,8% yang menghasilkan
etanol dengan konsentrasi 1,95%.
2011-05-16T00:00:00Z