Volume 10 No. 1, Januari 2009http://hdl.handle.net/11617/7552024-03-28T11:32:39Z2024-03-28T11:32:39ZPENGARUH PENAMBAHAN PARTIKEL CHROMIUM TERHADAP KEKERASAN ALUMINA YANG MENGANDUNG 20%BERAT SILIKA PENDAHULUANSubardihttp://hdl.handle.net/11617/8202018-03-19T04:13:06Z2009-01-01T00:00:00ZPENGARUH PENAMBAHAN PARTIKEL CHROMIUM TERHADAP KEKERASAN ALUMINA YANG MENGANDUNG 20%BERAT SILIKA PENDAHULUAN
Subardi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan partikel chromium
terhadap kekerasan alumina yang mengandung 20% berat silica. Komposit matrik
alumina keramik (Al2O3) yang mengandung 20 % berat silica (SiO2) diperkuat dengan
0, 3, 6, 9, 12 dan 15 % volume partikel chromium (Cr) telah dibuat dengan metode
pressureless sintering. Masing-masing komposisi di-mixing dengan proses basah
(dengan alkohol) selama 5 jam, dikeringkan selama 24 jam pada temperatur kamar
dan dilanjutkan dengan mixing kering selama 5 jam. Pembuatan spesimen berbentuk
silindris (diameter d = 15 mm; tebal t = 5 mm) dilakukan dengan uniaxial-pressing
pada tekanan 120 MPa. Sintering dilakukan di lingkungan argon dengan laju
pemanasan 3oC/menit sampai 800oC dan ditahan selama 30 menit, kemudian dinaikkan
dengan laju pemanasan 5oC/menit hingga temperatur 1450oC dan ditahan selama 60
menit. Pendinginan dilakukan di dalam furnace dengan cara mematikan power kefurnace.
Kondisi komposist mengalami tegangan radial tarik sedangkan tegangan
tangensial tekan. Pengujian kekerasan Vickers dengan beban 153,2 N menunjukkan
penurunan kekerasan bahan dari 892 MPa (tanpa penguat Cr) menjadi 329 MPa
(komposit dengan 15 % volume Cr). Porositas pada permukaan keramik komposit
Al2O3 - SiO2 /12% Vol Cr pada suhu 1450 masih cukup besar.
2009-01-01T00:00:00ZREKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMIE DENGAN CORE SEKAM PADIAgusHariyantohttp://hdl.handle.net/11617/7792018-03-19T04:17:02Z2009-01-01T00:00:00ZREKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMIE DENGAN CORE SEKAM PADI
Agus; Hariyanto
Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh fraksi volume core terhadap
peningkatan kekuatan Impak komposit sandwich serat ramie bermatrix Polyester
dengan core sekam padi. Mekanisme perpatahan diamati dengan photo makro.
Bahan utama penelitian adalah serat ramie, resin unsaturated polyester 157 BQTN,
sekam padi. Hardener yang digunakan adalah MEKPO dengan konsentrasi 1%.
Komposit dibuat dengan metode cetak tekan (press mold). Komposit sandwich
tersusun terdiri dari dua skin (lamina komposit) dengan core ditengahnya. Lamina
komposit sebagai skin terdiri dari serat ramie acak. Fraksi volume serat komposit
sebagai skin adalah 40%. Core yang digunakan sekam padi dengan resin Urea
Formaldehide (UF181) dengan hardener HU12 sebesar 1 %, dengan fraksi volume
sekam padi 30 %, 40 %, dan 50 %. Spesimen dan prosedur pengujian impak charpy
mengacu pada standart ASTM D 5942. Penampang patahan dilakukan foto makro
untuk mengidentifikasi pola kegagalannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penambahan fraksi volume core menurunkan energi serap dan kekuatan impak
secara signifikan komposit sandwich. Seiring dengan peningkatan fraksi volume
core juga menurunkan energi serap dan kekuatan impak secara signifikan pula..
Mekanisme patahan diawali oleh kegagalan komposit skin bagian tarik, core gagal
geser, dan diakhiri oleh kegagalan skin sisi tekan. Pada bagian daerah batas core
dan komposit skin menunjukkan adanya kegagalan delaminasi.
2009-01-01T00:00:00ZSTUDI PENGARUH TEMPERATUR TEMPER TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN Fe-1,26Al-1,05CKartikasari, Ratnahttp://hdl.handle.net/11617/7782018-03-19T04:17:20Z2009-01-01T00:00:00ZSTUDI PENGARUH TEMPERATUR TEMPER TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN Fe-1,26Al-1,05C
Kartikasari, Ratna
Paduan Fe-Al-C merupakan paduan baru kandidat pengganti stainless steel
konvensional, dimana unsur Al berperan menggantikan unsur mahal (Cr) pada stainless
steel konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur
temper terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan Fe-1,26Al-1,05C.
Bahan baku peleburan terdiri dari: scrap baja Mn rendah, Al murni dan Fe-C. Peleburan
menggunakan dapur induksi frekwensi tinggi kapasitas 50 kg dengan alloying di dalam
ladle. Austenitisasi sampai temperatur 900oC dilanjutkan dengan quenching dalam
media air. Proses temper dilakukan pada temperatur 250oC, 300oC, 350oC, 400oC
dan 450oC. Pengujian yang dilakukan adalah foto struktur mikro, pengujian tarik,
pengujian kekerasan dan pengujian korosi dalam media 3,5% NaCl dengan metoda
kehilangan berat. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa paduan Fe-
1,26Al-1,05C as cast mempunyai struktur ferit dan perlit, kecenderungan pembentukan
struktur ferit terjadi dengan semakin tinggi temperatur temper. Kekuatan tarik
maksimum terjadi setelah hardening yaitu sebesar 82,7kg/mm2 dengan regangan
tertinggi sebesar 47,2% setelah temper 450oC. Kekerasan tertinggi sebebesar 287,1
VHN terjadi setelah hardening. Hasil pengujian korosi menunjukkan bahwa laju korosi
paduan 1,26Al-1,05C as cast akan menurun dengan semakin tinggi temperatur temper.
2009-01-01T00:00:00ZPENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHINGIlmu Purboputro, Pramukohttp://hdl.handle.net/11617/7772018-03-19T04:17:23Z2012-04-08T00:00:00ZPENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING
Ilmu Purboputro, Pramuko
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase komposisi kimia, fasa
penyusun struktur mikro, kekerasan dan harga impact spesimen raw material maupun
hasil perlakuan panas dengan variasi pendinginan dari komponen pegas daun,. Material
uji yang digunakan adalah pegas daun L300 dengan pengujian yang dilakukan meliputi
uji komposisi kimia, impact, struktur mikro dan kekerasan dengan variasi quenching
air garam, quenching air quenching oli dan annealing. Dari hasil uji komposisi kimia
pegas daun termasuk baja karbon sedang (C = 0,300 %). Hasil struktur mikro spesimen
raw material didapatkan fasa ferit, perlit halus dan bainit, quenching air garam
didapatkan fasa martensit halus dan merata, quenching air didapatkan fasa martensit
kasar dan endapan karbida pada batas butir, quenching oli didapatkan sedikit fasa
martensit dan banyak endapan karbida pada batas butir serta austenit sisa, annealing
didapatkan fasa perlit dan ferit. Hasil uji kekerasan di-dapatkan harga kekerasan
rata-rata tertinggi pada spesimen quenching air garam sebesar 598,75 VHN. Hasil
pengujian impact harga ketangguhan rata-rata tertinggi (paling liat) adalah spesimen
annealing sebesar 0,278 J/mm2.
2012-04-08T00:00:00Z