Ahmad M. Fuadihttp://hdl.handle.net/11617/85262024-03-28T22:14:32Z2024-03-28T22:14:32ZPotential of Mango leaf (magnifera indica l) as Cotton and Silk Textile dyesFuadi, Ahmad M.Harismah, Kunhttp://hdl.handle.net/11617/85622018-03-19T05:02:28Z2013-05-29T00:00:00ZPotential of Mango leaf (magnifera indica l) as Cotton and Silk Textile dyes
Fuadi, Ahmad M.; Harismah, Kun
Now a days a lot of pollution caused by the textile mills that use synthetic textile dyes that harm the environment. To reduce the use of synthetic dyes, natural dyes potential for use. One of the natural resources that have the potential for natural textile dyes are plant mango (Magnifera indica L). Part of the mango crop that can be used as dyes are leaves. On mango leaves are pigment-containing mangiferine kromofos carbonyl group. This pigment is easy release of these substances on the fabric because it is a kind of gum mangiferine that can be used as a coloring agent. Abundant mango crop in Indonesia, and the price is cheap. This experiment aimed to obtain the dye from the leaves of mango and its utilization in textiles. Natural dyes extracted tested on cotton and silk fabric. Natural dyes obtained by boiling the leaves of mango extraction with distilled water in 1:4 ratio. Fabric to be colored must dimordanting then soaking the natural dyes with time variation 10, 20, and 30 minutes later fixation. Fixer solution used is Al2(SO4)3, FeSO4. and CaCO3. Fabrics that have been fixed then r'ashcd and analyzed with the washing water. Wavelength of the data obtained colour fadeing values based long time of fabric dyeing and fixer solution. In the results. the textile silk tie by both the dyeing time 30 minutes and fixer solution Al2(SO4)3 for 4999. For cotton textiles showed the most excellent colour fadeing dye at 30 minutes at fixer solution Al2(SO4)3 and CaCO3 at 4265.67
2013-05-29T00:00:00ZNatural Dye Extracts From Suji Leaves (Dracaena angustifolia) for Textile ColoringFuadi, Ahmad M.Kaewsareh, MollakarnHuda S., ChoirulTri W., AmbarDwi P.., Agunghttp://hdl.handle.net/11617/85612018-03-19T05:04:01Z2013-05-29T00:00:00ZNatural Dye Extracts From Suji Leaves (Dracaena angustifolia) for Textile Coloring
Fuadi, Ahmad M.; Kaewsareh, Mollakarn; Huda S., Choirul; Tri W., Ambar; Dwi P.., Agung
Dracaena leaf (Dracaena angustifolia) is a natural dye that is often used in Indonesia as a food coloring. Dracaena leaves have a green pigment. This study aimed to extract color in dyeing fabric utilization. In this study the worn fabric is cotton and silk. Water solvent extraction by comparison distilled water and dracaena leaves 1 : 4. pigment produced is used as a fabric dye. By the time variation of fabric dyeing 5, 10 and 15 minutes. Having dyed, fabric variations fixation with fixer solution FeSO4, Al2(SO4)3 and CaCO3. During this research produced the best dyeing cotton and silk are on soaking lime 15 minutes with fixer solution FeSO4 by resulting of spectrophotometer.
2013-05-29T00:00:00ZKoefisien Transfer Panas Pengembunan Campuran Uap Dari Cairan yang Tidak Campur Pada Permukaan Pipa VertikalFuadi, Ahmad M.http://hdl.handle.net/11617/85602018-03-19T05:04:49Z2003-08-21T00:00:00ZKoefisien Transfer Panas Pengembunan Campuran Uap Dari Cairan yang Tidak Campur Pada Permukaan Pipa Vertikal
Fuadi, Ahmad M.
Peristiwa pengembunan merupakan peristiwa yang banyak dijumpai di industri-industri kimia. Peristiwa yang terjadi selama proses pengembunan sangat tergantung dari sifat dan kondisi uap yang diembunkan. Dengan beragamnya kondisi uap yang diembunkan, maka perlu dipahami peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pengembunan untuk berbagai kondisi uap yang diembunkan. Penelitian ini mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi pada proses pengembunan campuran uap dari cairan yang tidak campur.
Akuades dan n-heksan diuapkan, uap yang terbentuk dicampur, kemudian diembunkan pada permukaan pipa vertical yang berukuran panjang (z) 0,2 m, diameter luar pipa bagian dalam (di) 0,019 m, diameter dalam pipa bagian luar (do) 0,05 m. Air pendingin dialirkan dengan kecepatan tetap, berlawanan arah dengan aliran campuran uap. Setelah tecapai kondisi steady state, dilakukan pengamatan suhu uap masuk dan keluar, suhu pendingin air masuk dan keluar, suhu dinding pengembun pada jarak 15 cm dari posisi uap masuk serta kecepatan mengembun masing-masing komponen.
Nilai koefisien perpindahan massa , koefisien perpindahan panas di permukaan embunan uap dinyatakan dalam persamaan kelompok bilangan tidak berdimensi, untuk koefisien transfer massa:
, ralat rata-rata 21,5 %, untuk koefisien transfer panas :
, ralat rata-rata 2,5 %, yang berlaku untuk Reynold uap antara 7400 sampai 14500. Nilai koefisien perpindahan panas pengembunan dinyatakan dalam bentuk:
, nilai koefisien transfer panas pengembunan
dibandingkan dengan koejisien perpindahan panas pengembunan yang diajukan oleh Ogino ada perbedaan 18,3 %, jika dibandingkan dengan koejisien perpindahan panas pengembunan yang diajukan oleh Nusselt ada perbedaan 18.9 %.
2003-08-21T00:00:00ZPemakaian Microwave Untuk Optimasi Pembuatan Zeolit Sintetis Dari Abu Sekam PadiFuadi, Ahmad M.Musthofa, MalikHarismah, KunHaryantoHidayati, Nurhttp://hdl.handle.net/11617/85572018-03-19T05:04:04Z2013-11-27T00:00:00ZPemakaian Microwave Untuk Optimasi Pembuatan Zeolit Sintetis Dari Abu Sekam Padi
Fuadi, Ahmad M.; Musthofa, Malik; Harismah, Kun; Haryanto; Hidayati, Nur
Sebagai negara agraris, Indonesia mempunyai hasil tanaman yang melimpah, diantaranya padi. Melimpahnya padi, berarti melimpahnya limbah padi berupa sekam padi. Pemanfaatan sekam padi belum maksimal. Di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, sekam padi biasanya bertumpuk dan hanya menjadi bahan buangan di sekitar penggilingan padi. Sebenarnya abu sekam padi mempunyai kandungan silika yang sangat tinggi yaitu lebih dari 9,5% (Fuadi, dkk; 2012) sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber silica menggantikan sumber lain yang mahal. Penelitian ini mencari kondisi optimum pada pembuatan zeolit stntetis dengan menggunakan aplikasi microwave dengan bahan baku abu sekam padi untuk mendapatkan zeolit sintetis dengan surface area yang maksimum Sekam dicuci lalu diabukan dengan menggunakan furnace selama 8 jam pada suhu 800oC Abu sekam diperoleh dicuci dengan HCl 2N, selanjutnya ditambah larutan NaOH pada suhu 90oC hingga membentuk pasta selanjutnya difurnace pada suhu 500oC. Selanjutnya dilarutkan dalam deiones water. Larutan yang terbentuk ditambah dengan NaAIO2 yang dilarutkan dalam NaOH sampai homogen. Setelah homogen, campuran dimasukkan M microwave pada berbagai variasi suhu dan waktu Hasil pengujian X-ray Diffraction (XRD) dan Brunauer Emmel Teller (BET) menunjukkan terbentuknya zeolit dengan luas permukaan maksimum 4.5.6 m2 setiap gram zeolit.
2013-11-27T00:00:00Z