IENACO (Industrial Engineering National Conference) 2017
http://hdl.handle.net/11617/10904
Human-Centered Creative Industries2024-03-29T09:59:45ZPerancangan Ulang Fasilitas Belajar Pada Taman Kanak-Kanak Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering (Studi Kasus TK Islam Silmi Samarinda)
http://hdl.handle.net/11617/8729
Perancangan Ulang Fasilitas Belajar Pada Taman Kanak-Kanak Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering (Studi Kasus TK Islam Silmi Samarinda)
Fathimahhayati, Lina Dianati; Khurrohmah M., Mifta; Utomo, Dutho Suh
TK Islam Silmi Samarinda merupakan sekolah yang memberikan pendidikan untuk anak usiadini, yang berumur sekitar 4-6 tahun. Fasilitas ruang belajar yang baik dapat berperansebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar tersebudapat berjalan dengan optimal. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penelitian indilakukan dengan tujuan merancang ulang fasilitas belajar pada taman kanak-kanakkhususnya meja dan kursi belajar dengan cara menentukan spesifikasinya melalupendekataan metode kansei engineering. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metodekansei engineering yaitu, pengumpulan kansei word, penyebaran kuesioner semantic
differential I, uji validitas, uji reliabilitas, penyebaran kuesioner semantic differential II, dananilisis conjoint. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah kansei word yang diperoleh sebanyak14 pasang. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 5 pasang kansei wordyakni murah–mahal, sederhana–komplek, modern–tradisional, satu fungsi–multifungsi, danluas-sempit. Berdasarkan hal tersebut, spesifikasi desain yang akan dibuat yakni bahankerangka dari stainless steel, warna yang bermotif, dan sarana pendukung berupa meja yangbisa dilipat.
2017-03-22T00:00:00ZDesain Kemasan Celengan Lemah Untuk Meningkatkan Impulsive Buying Menggunakan Metode Pugh dan Kansei Words
http://hdl.handle.net/11617/8728
Desain Kemasan Celengan Lemah Untuk Meningkatkan Impulsive Buying Menggunakan Metode Pugh dan Kansei Words
Rahmawati, Puput
Celengan lemah selain sebagai mainan tradisional yang menopang perekonomian para
produsen dan pedagang, juga memiliki banyak filosofi bagi para konsumen. Namun dewasa ini
produk celengan lemah mulai tergeser oleh produk-produk celengan berbahan dasar plastik
maupun aluminium. Hal tersebut membuat para produsen dan pedagang mengalami penurunan
pemasukan. Apabila dibiarkan maka celengan lemah salah satu ikon tradisional dan mata
pencaharian akan kehilangan para pembelinya. Dalam menghadapi persaingan terhadap
produk-produk celengan produksi pabrik skala besar, dibutuhkan improvement terhadap produk
tersebut. Impulsive buying sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan point of sales harus
diupayakan agar dapat meningkatkan minat pembelian celengan lemah. Tujuan peneliatian ini
adalah untuk meningkatkan impulsive buying terhadap produk celengan lemah, yaitu dengan
membuat desain kemasan yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Pugh dan kansei words. Kansei words digunakan untuk menentukan kata-kata kansei
yang menjadi kriteria dalam input morphology chart. Hasil pengolahan data terhadap
penyebaran kuesioner didapatkan lima kriteria yang terpilih untuk desain kemasan celengan
lemah. Lima kriteria terpilih adalah bentuk dasar kotak, dimensi yang tidak besar, warna yang
cerah, material yang tahan benturan dan air, serta tambahan fitur. Terdapat tiga alternatif
konsep dengan kolaborasi berdasarkan penilaian subjective. Kriteria bentuk kemasan terdiri
atas kotak balok tertutup, kotak balok dengan display transparan bagian depan, dan kotak balok
dengan display transparan di setiap sisi. Kriteria dimensi terdiri atas tidak ada toleransi ukuran
kemasan dengan celengan lemah, toleransi 0,5 cm antara kemasan dan celengan lemah, dan
toleransi 1 cm antara kemasan dan celengan lemah. Kriteria material terdiri atas material kayu
dengan alas FE Poam serta material kayu 100%. Kriteria fitur terdiri atas tambahan kata-kata
motivasi / tagline, dan informasi filosofi produk. Berdasarkan hasil penyaringan konsep
menggunakan metode Pugh, konsep yang terpilih adalah konsep 3, yaitu bentuk kotak balok
dengan display transparan pada setiap sisi, dimensi yang masing-masing sisi ditambahkan 1
cm, material dari kayu dengan tambahan FE Poam pada bagian alas, tambahan fitur kata-kata
motivasi pada kemasan, serta pemberian warna yang cerah. Pada tahap akhir dilakukan survey
probabilitas peluang untuk mengetahui kemungkinan konsumen membeli produk celengan
lemah jika dikemas menggunakan inovasi desain kemasan yang telah diteliti. Persentase
probabilitasnya adalah sebesar 57,9%, yaitu celengan lemah dengan desain kemasan baru
berpeluang diterima oleh pasar. Penelitian selanjutnya dapat dilakuan dengan meminimasi
subjectivitas dalam pembuatan alternatif konsep morphology chart dengan melibatkan emosi
customers.
2017-03-22T00:00:00ZPerancangan Antena Seluler Dengan Desain Knock Down Untuk Menurunkan Ongkos Kirim Dalam Era Perdagangan Daring
http://hdl.handle.net/11617/8727
Perancangan Antena Seluler Dengan Desain Knock Down Untuk Menurunkan Ongkos Kirim Dalam Era Perdagangan Daring
Suletra, I Wayan
Penelitian ini mengusulkan rancangan antena seluler dengan desain knock down untuk
menurunkan ongkos kirim dalam era perdagangan daring (e-commerce). Antena yang
dirancang adalah antena jenis Yagi untuk frekuensi 850-900 Mhz yang diaplikasikan untk
memperkuat sinyal 4G 850 Smartfren dan 4G 900 Telkomsel. Komponen antena Yagi yang
dirancang terdiri dari sebuah boom, sebuah reflektor, sepasang elemen driven, dan sejumlah
elemen direktor. Untuk mengurangi volume paket untuk satu unit antena, penelitian ini
mengusulkan rancangan sebagai berikut: 1) Membagi antena menjadi dua bagian dengan cara
memotong boom antena menjadi dua sehingga panjang antena ketika dikemas (packing) akan
berkurang menjadi 50%, 2) Karena reflektor adalah elemen terpanjang, maka lebar antena
ditentukan oleh panjang reflektor sehingga diusulkan elemen reflektor bisa dilepas-pasang
dari boom untuk mengurangi lebar antena, 3) Elemen driven juga diusulkan untuk dibuat
lepas-pasang dari boom sehingga lebar antena ketika dikemas akan mengikuti panjang
direktor yang merupakan elemen terpendek. 4) Dua bagian antena diusulkan untuk disambung
menggunakan baut dan mur karena mudah dilepas-pasang, harganya murah, dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan sambungan relatif singkat, 5) Cara menyatukan elemen
reflektor dengan boom dan elemen driven dengan boom juga diusulkan menggunakan baut dan
mur. Usulan desain knock down antena ini menghasilkan volume metrik kurang dari 1Kg
sehingga ongkir yang ditanggung oleh konsumen dapat diminimumkan.
2017-03-22T00:00:00ZPerancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis Untuk Murid Taman Kanak-Kanak (Studi Kasus: TK Islam Silmi Samarinda)
http://hdl.handle.net/11617/8726
Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis Untuk Murid Taman Kanak-Kanak (Studi Kasus: TK Islam Silmi Samarinda)
Fathimahhayati, Lina Dianati; Utomo, Dutho Suh; Mustari, Mifta Khurrohmah
Rancangan fasilitas yang ergonomis dapat menimbulkan kenyamanan bagi penggunanya.
Salah satu fasilitas yang ada di sekolah adalah meja dan kursi. Meja dan kursi di kelas
merupakan fasilitas yang penting karena aktivitas belajar banyak dihabiskan di dalam kelas
sekitar 5 - 8 jam sehari. Meja dan kursi yang tidak sesuai dengan postur tubuh murid akan
mengakibatkan kelelahan sehingga respon daya reaksi berpikir untuk menyerap materi
pelajaran juga menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan perancangan
ulang meja dan kursi yang ergonomis dimana disesuaikan berdasarkan dimensi tubuh atau
antropometri penggunanya. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 66 orang murid TK
Islam Silmi Samarinda, yang terdiri dari 33 orang murid perempuan dan 33 orang murid lakilaki.
Penelitian dimulai dengan menyebarkan kuisioner Standard Nordic Questionnaire guna
mengetahui pada segmen tubuh mana dirasakan sakit oleh murid saat menggunakan meja dan
kursi. Selanjutnya, dilakukan pengukuran antropometri dengan menggunakan roll meter.
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Standard Nordic Questionnaire didapatkan
persentase keluhan tertinggi yaitu sakit pada lutut kiri dan lutut kanan. Terkait dengan desain
kursi ergonomis didapatkan bahwa untuk tinggi sandaran kursi adalah 34 cm, tinggi tempat
duduk adalah 26 cm, kedalaman tempat duduk adalah 26 cm, panjang kursi adalah 30 cm, dan
lebar sandaran kursi adalah 30 cm. Sedangkan untuk desain meja yang ergonomis didapatkan
bahwa tinggi meja adalah 40 cm, panjang meja adalah 113 cm, dan lebar meja adalah 44 cm.
2017-03-22T00:00:00Z