Seminar Nasional Psikologi UMS 2013
http://hdl.handle.net/11617/11011
Parenting: Optimalisasi Peran Orangtua dalam Pendidikan Karakter Bangsa2024-03-28T15:43:30Z(Keynote Speaker) Memenangkan Hati Anak : Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak
http://hdl.handle.net/11617/3997
(Keynote Speaker) Memenangkan Hati Anak : Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak
Hasbi
2013-06-01T00:00:00Z(Keynote Speaker) Komunikasi Seksualitas Orangtua-Anak Berbasis Nilai
http://hdl.handle.net/11617/3996
(Keynote Speaker) Komunikasi Seksualitas Orangtua-Anak Berbasis Nilai
Lestari, Sri
Perilaku seksual remaja telah mengundang keprihatinan dari para pendidik dan
orang tua.Tekanan teman sebaya dan media ditengarai memiliki pengaruh yang besar
terhadap perilaku seksual remaja.Pendidikan seksualitas, terutama oleh orang tua, dianggap
sebagai jalan keluar untuk mengendalikan dan memberi arah yang benar terhadap perilaku
seksual remaja.Sayangnya orang tua pada umumnya belum menjalankan peran yang baik
dalam hal ini.Sebenarnya orang tua tidak harus memberikan pendidikan seksualitas pada
anak secara terstruktur layaknya di sekolah.Orang tua hanya perlu menjadikan topik
seksualitas menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari di dalam keluarga.Tulisan ini
membahas urgensi komunikasi seksualitas orang tua – anak, bagaimana melakukannya, dan
konsep-konsep penting terkait nilai-nilai seksualitas.
2013-06-01T00:00:00ZPola Asuh Orangtua sebagai Pembentuk Generasi Qur’ani
http://hdl.handle.net/11617/3995
Pola Asuh Orangtua sebagai Pembentuk Generasi Qur’ani
Haq, Arini’L; Khumaidi
Keluarga adalah satu miliu penting yang menjadi tonggak awal pendidikan individu
dalam fase hidupnya. Pendidikan dalam keluarga tidak lepas dari pola asuh yang diterapkan
oleh orangtua di dalam keluarga tersebut. Semua orangtua menghendaki putra-putrinya tumbuh
sebagai pemilik pribadi agung, tak terkecuali orangtua muslim. Pribadi agung dalam konsep
Islam tercermin pada teladan utama muslim yaitu Rasulullah SAW yang menurut Aisyah.
ra.dalam sebuah hadits: “akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”. Orangtua, sebagai pendidik awal
dalam keluarga memiliki tugas yang cukup kompleks untuk membentuk anak menjadi
pemilik karakter yang Qur’ani. Informan dalam penelitian ini adalah sebuah keluarga dengan
orangtua yang menerapkan program menghafal Al Qur’an kepada ketujuh anaknya. Program
ini diasumsikan sebagai modal utama dalam penginternalisasian nilai-nilai Qur’ani ke dalam
jiwa anak. Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus instrumental dengan studi
narasisebagai metode pengumpulan data. Sementara, proses analisis menggunakan pendekatan
analisis Miles dan Huberman yang ditinjau dari teori psikologi pendidikan, keluarga, dan teori
pendidikan Islam. Hasil studi menunjukkan bahwa orangtua menerapkan tiga jenis pola asuh
(otoriter, demokratis, dan permisif) secara proporsional sesuai dengan kondisi yang dialami.
Pola asuh ini diterapkan bersamaan dengan nasehat-nasehat dan rasionalisasi pada masalahmasalah
yang muncul sehari-hari. Nasehat yang digunakan selalu mengkaitkan Allah di
dalamnya. Selain itu, orangtua sebisa mungkin mendesain keadaan lingkungan keluarga selalu
berada dalam suasana dakwah. Hasil dari pola asuh ini adalah anak-anak yang memiliki
karakter berjiwa relijius, jujur, rendah hati, patuh kepada kedua orang tua, dan rajin belajar.
2013-06-01T00:00:00ZPeran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini
http://hdl.handle.net/11617/3994
Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini
Permono, Hendarti
Arti pentingnya pendidikan dini pada anak telah menjadi perhatian pemerintah.
Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar, ternyata tidak
benar, bahkan pendidikan yang dimulai usia taman kanak2 pun sebenarnya sudah terlambat.
Menurut hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr. Benyamin S.
Bloom, seorang ahli pendidikan dari universitas Chicago, Amerika Serikat, mengemukakan
bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50%
(Cropley,1994). Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan
yang maksimal maka segala tumbuh kembang anak baik fisik maupun mental tidak akan
berkembang secara optimal. Peran yang sangat strategis dalam optimalisasi pendidikan usia
dini adalah peran orang tua. Pembiasaan yang disertai dengan teladan dan diperkuat dengan
penanaman nilai-nilai yang mendasari secara bertahap akan membentuk budaya serta
mengembangkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan cara ini lingkungan
keluarga dapat menjadi pola penting dalam pembudayaan karakter bangsa bagi anak dan
generasi muda. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
(habituation) tentang hal mana yang baik sehingga anak-anak menjadi paham (kognitif)
tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa
melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus
melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik” (moral knowing), akan tetapi juga
“merasakan dengan baik” (moral feeling), dan “perilaku yang baik” (moral action).
Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus
dipraktekkan dan dilakukan. (Mendiknas, 2011). Pendidikan karakter berfungsi
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
Memperkuat dan membangun perilaku anak yang multikultur, meningkatkan peradaban
siswa yang kompetitif dalam pergaulan di masyarakat.
2013-06-01T00:00:00Z