Prosiding Seminar Nasional Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
http://hdl.handle.net/11617/11024
2024-02-25T05:17:52ZKata Pengantar dan Daftar Isi
http://hdl.handle.net/11617/10614
Kata Pengantar dan Daftar Isi
2018-12-01T00:00:00ZLembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam Bingkai Sistem Perkaderan Muhammadiyah
http://hdl.handle.net/11617/10613
Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam Bingkai Sistem Perkaderan Muhammadiyah
Anshori, Ari
Semenjak A. Malik Fadjar menggulirkan diskursus tentang keislaman dan
keilmuan untuk Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 8 Januari 1994, dan
disusul wacana keilmuan dan keislaman bagi Universitas muhammadiyah Surakarta, maka
gagasan hubungan sains dan Islam di Indonesia secara institusional maupun epistomologis
terus berlanjut.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan satu dari 170 Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan satu di antara lebih dari 200-an Perguruan tinggi
Swasta di Indonesia. Amal usaha bidang pendidikan ini bertekad mewujudkan kampus
sebagai “Wacana Keilmuan dan Keislaman” yakni mampu menumbuhkan budaya Islami
yang menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilandasi nilai-nilai keislaman
sesuai manhaj Muhammadiyah. Kepada segenap sivitas akademikanya senantiasa
ditanamkan sikap kerja keras, jujur, ikhlas, sabar, berintegritas tinggi, berpikir positif,
rasional objektif, adil, dan berhati bersih sebagai landasan moral pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan ilmu-ilmu keislaman guna menyongsong era globalisasi.
2018-12-01T00:00:00ZLiving Curriculum AIK untuk Mengembangkan Kompetensi Ber-Muhammadiyah
http://hdl.handle.net/11617/10612
Living Curriculum AIK untuk Mengembangkan Kompetensi Ber-Muhammadiyah
Zamroni, Z
Pembelajaran AIK-Kemuhammadiyahan merupakan mata pelajaran yang penting dalam
struktur kurikulum pendidikaan lembaga Pendidikan Mauhammadiyah: Sekolah dan
Perguruan Tinggi. Apabila kurikulum AIK-Ke Muhammadiyahan dilihat dari struktur
keseluruhan kurikulum secara utuh maka dapat dinilai relatif sudah memadai. Artinya, alokasi
waktu sudah waktu sudah banyak. Namun, pernahkan dievaluasi bagaimana hasil
pembelajaran AIK-Kemuhammadiyahan. Atau, dipertanyakan kembali apa sosok yang
diharapkan sebagai hasil pembelajaran AIK-KeMuhammadiyahah? Apakah kurikulum AIK
sudah direncanakan dengan tepat untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan?
2018-12-01T00:00:00ZFundasi Filsafat Keilmuan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (Pendekatan Nilai, Visi, Strategi dan Pembaharuan)
http://hdl.handle.net/11617/10611
Fundasi Filsafat Keilmuan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (Pendekatan Nilai, Visi, Strategi dan Pembaharuan)
Abdullah, M. Amin
Sudah lama perlunya pembaharuan pemikiran dan struktur keilmuan Islam disuarakan
oleh cendekiawan Muslim, sejak dari Ahmad Khan, Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan,
Muhammad Iqbal sampai ke Fazlur Rahman,1 Nurcholish Madjid, Tariq Ramadan, Omid
Safi, Muhammad al-Mustiry untuk menyebut beberapa diantaranya. Namun world view
keislaman baru - apalagi yang belum sempat diperbaharui - selalu dihadapkan oleh situasisituasi
baru di dalam negeri maupun luar negeri yang muncul karena perubahan jaman,
pergeseran geopolitik, populisme Islam dan meningkatnya pendidikan dan pengalaman umat
manusia. Belum lagi menyebut kemajuan sains dan teknologi, lebih-lebih teknologi informasi
termasuk penggunaan sosial media (internet, facebook, twitter, whatsapp, instagram, gadget,
telegram dan seterusnya) yang pada era sekarang ini sangat mudah dimanfaatkan untuk
menyebarkan luaskan ide-ide, ajaran-ajaran, penafsiran-penafsiran dan pemahaman
keagamaan apapun isinya, termasuk penyebaran dan menviralkan berita bohong, fake news
atau hoax.
2018-12-01T00:00:00Z