Seminar Nasional Psikologi UMS 2012
http://hdl.handle.net/11617/11563
Aplikasi Psikologi Islami dalam Pendidikan Karakter2024-03-29T09:59:34ZMENTAL PEMBELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN
http://hdl.handle.net/11617/1783
MENTAL PEMBELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN
Yahman, Soleh Amini
Isu tentang peningkatan sumber daya manusia pada akhir abad ke dua puluh dan terebih di awal
abad 21 menjadi sangat penting untuk segera diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah kualitas dalam keilmuan, keimanan dan
ketaqwaan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah
melalui pemberdayaan-pemberdayaan terhadap lembaga-lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan
umum keagamaan dan pesantren. Tulisan ini mencoba menelaah konsep pengembangan mental pembelajar para
santri pondok pesantren , ditengah hiruk pikuk gerakan modernitas pendidikan umum yang cenderung kurang
member I porsi lebih kepada masalah pendidikan dan keagamaan. Muara dari kajian ini adalah terwujudnya
platform kehidupan pendidikan yang berkarakter berbasis pendidikan Islam tradisional yang selama ini disebut
dengan istilah “pondok pesantren”.
2012-04-21T00:00:00ZPENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM JAWA
http://hdl.handle.net/11617/1782
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM JAWA
Sujoko
Memiliki anak yang berkarakter, sholeh dan sholehah, jujur, disiplin, mau bekerja keras, kreatif,
mandiri, gemar membaca, peduli lingkungan dan sosial, serta bertanggung jawab merupakan dambaan setiap
keluarga. Usaha yang dilakukan antara lain adalah dengan memasukan materi pekerti dan pendidikan
kewarganegaraan dalam kurikulum-kurikulum pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pola
pendidikan keluarga muslim Jawa dalam membentuk karakter anak berdasarkan kajian pustaka terhadap
penelitian-penelitian yang terkait dengan pola pembentukan karakter anak dalam keluarga Muslim-Jawa.
Berdasarkan hasil telaah kepustakaan dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk karakter anak, perlu
ditanamkan sejak anak masih dalam kandungan ibu dan akan terus berlangsung sampai anak remaja. Dengan
adanya pendidikan tersebut diharapkan keinginan orang tua untuk memiliki anak yang berkarakter dapat
terwujud dan salah satu cara yang biasanya dilakukan keluarga muslim Jawa dalam upaya pembentukan
karakter anak ini adalah memadukan antara budaya Jawa dengan ajaran Agama.
2012-04-21T00:00:00ZPERAN ORANGTUA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER POSITIF ANAK
http://hdl.handle.net/11617/1781
PERAN ORANGTUA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER POSITIF ANAK
Hakim, Siti Nurina
Terjadinya krisis moral pada masyarakat tampaknya telah terjadi. Dengan mudah dijumpai
banyaknya penyimpangan sosial, perbuatan asusila yang dianggap wajar dan merajalelanya korupsi. Apabila
fenomena krisis moral seperti yang disebut sebelumnya selalu ditemui oleh anak, maka akan menjadi apakah
generasi penerus kita? Anak perlu mendapatkan recovery agar tidak terkena imbas dari lingkungan sekitar yang
kurang menguntungkan perkembangan karakternya. Pribadi agamis akan mampu meminimalisir akibat buruk
dari pengaruh negatif di lingkungan sekitar kehidupannya. Karakter agamis sebaiknya dibentuk sejak masa
kanak-kanak sehingga mereka memiliki benteng yang tangguh. Orangtua sangat dituntut berperan dalam
pengembangan karakter positif anak. Salah satunya dengan memberi penguatan pendidikan moral dan
pendekatan keteladanan. Penguatan pendidikan moral dapat dilakukan dengan mengevaluasi pendidikan agama,
agar kuat aspek sidik, amanah, fathonah dan tabgligh yang diwujudkan dalam ibadah dan muamalah-nya.
2012-04-21T00:00:00ZPENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI : SUDAH TERLAMBATKAH?
http://hdl.handle.net/11617/1780
PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI : SUDAH TERLAMBATKAH?
Asyanti, Setia
Berbagai artikel ilmiah maupun populer mengenai pendidikan karakter telah banyak beredar.
Masyarakat makin menyadari pentingnya pendidikan karakter setelah mencermati berbagai peristiwa beruntun
di Indonesia yang menggambarkan perilaku anak, remaja, orang dewasa dari rakyat biasa, aparatur negara,
bahkan elit politik yang dianggap menciderai nilai–nilai luhur. Pendidikan budi pekerti mulai dilirik kembali
untuk diterapkan pada pendidikan tingkat TK hingga SMA. Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang
berkarakter unggul sehingga kehidupan bangsa ini menjadi lebih baik. Dilain pihak, pembahasan dan
implementasi pembentukan karakter mahasiswa di perguruan tinggi masih minim, meskipun keberhasilan
pendidikan karakter di pendidikan sebelumnya belum menampakkan hasil yang signifikan. Perguruan tinggi
masih sangat menekankan pada muatan ilmiah yaitu penguasaan ilmu sebagai jawaban atas kebutuhan pasar
kerja. Hal ini nampak pada isi silabus tiap mata kuliah yang ada. Tak heran jika lulusan perguruan tinggi
mampu menguasai bidangnya namun kurang memiliki karakter yang unggul. Sementara itu, masyarakat
menganggap bahwa mengirimkan anaknya ke perguruan tinggi secara otomatis akan memperbaiki perilaku
anaknya. Tulisan ini akan membahas tentang hal-hal yang bisa dilakukan perguruan tinggi untuk membantu
membentuk karakter unggul pada mahasiswanya.
2012-04-21T00:00:00Z