Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers Pendidikan 2017 (PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa)
http://hdl.handle.net/11617/11576
Pendidikan Arah Pengembangan Profesi Guru dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia2024-03-28T11:12:20ZProkrastinasi Guru
http://hdl.handle.net/11617/9148
Prokrastinasi Guru
Habiby, Wahdan Najib
Prokrastinasi dalam dunia akademik yaitu jenis penundaan yang dilakukan pada jenis
tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik dengan ciri-ciri: penundaan untuk
memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi; keterlambatan dalam
mengerjakan tugas; kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual; melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua
macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang meliputi dimensi prokrastinasi itu sendiri
dan dimensi persepsi yang keliru.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi prokrastinasi guru adalah dengan
melibatkan seluruh pihak terkait baik guru, sekolah, Kelompok kerja guru, maupun dinas.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi empat tahapan, yaitu: Pemetaan Kompetensi
Guru; Pengorganisasian Kompetensi Guru; Pengembangan Kompetensi Guru; dan
Pengevaluasian Kompetensi Guru. Efisiensi terhadap upaya mengatasi masalah prokrastinasi
guru sangat tergantung dari faktor-faktor lokal yang meliputi hubungan antar manusia dan
struktur kewenangan antar institusi yang saling membutuhkan kerjasama.
2017-05-13T00:00:00ZPengembangan Pembelajaran Interaktif Kemampuan Gerak Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar
http://hdl.handle.net/11617/9147
Pengembangan Pembelajaran Interaktif Kemampuan Gerak Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar
Ansori, Isa; Sukardi, S
Usia siswa Sekolah Dasar merupakan proses pengembangan dan perbaikan kemampuan gerak dasar, maka
mereka harus diberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga mereka dapat
memperluas pengetahuan dan kemampuan geraknya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan strategi pembelajaran kemampuan gerak sekolah dasar yaitu guru
diharuskan untuk mengerti dan mampu memahami bagaimana keadaan suatu lokasi sekolah dan bagaimana cara
anak agar mampu bergerak dengan gerakan yang efektif dan efesien serta guru mampu melakukan modifikasi
permainan untuk anak anak.
2017-05-13T00:00:00ZPeningkatan Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling
http://hdl.handle.net/11617/9146
Peningkatan Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling
Widada, W
Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) merupakan pendidik professional. Dengan
demikian kinerja Guru BK telah diakui sebagai jabatan professional baik oleh pemerintah,
masyarakat pemakai jasa layanan BK, maupun masyarakat lainnya. Pengakuan ini menjadi
penting artinya bagi Guru BK karena akan memantapkan posisinya, pengakuan kredibilitas
bagi penyandang profesi itu, peneguhan harkat dan martabatnya, serta menjadikan
akuntabilitas kelayakan imbalan yang diterima atas jasa yang diberikannya kepada peserta
didik. Sehubungan dengan hal ini maka berbagai konsekuensi akan menyertai atas pengakuan
dimaksud. Kualifikasi pendidikan minimal yakni S1 Bimbingan dan Konseling dari prodi
terakreditasi. Mendapatkan legalitas dari lembaga yang ditunjuk pemerintah melalui
pemberian sertikat profesi atas penguasaan semua kompetensi Guru BK setelah melewati uji
kompetensi. Sebagai pekerja professional dalam melaksanakan tugas sehari-hari selalu
menjunjung tinggi etika professional, mengikuti prosedur relative baku yang mendasarkan
pada teori, pendekatan, dan teknik yang berdasar keilmuan dengan tetap memiliki keleluasaan
untuk pengembangan melalui inovasi dan kreasinya untuk pelayanan BK lebih baik. Demi
terpenuhinya segala persyaratan bagi pekerja professional dimaksud peningkatan atau
pengembangan profesionalitas Guru BK perlu dilakukan. Upaya pengembangan mengikuti
prinsip tertentu agar diperoleh hasil maksimal. Mereka melaksanakan peningkatan keahlian
terus menerus secara berkesinambungan dan bila memungkinkan hingga dapat meraih level
puncak professional. Pengembangan dilakukan melalui berbagai macam cara baik terprogram
oleh sekolah, organisasi profesi, institusi pemerintah maupun swasta yang relevan dengan
bimbingan dan konseling. Kesadaran akan perlunya pengembangan oleh konselor melalui
autodidact pantas diapresiasi.
2017-05-13T00:00:00ZKepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Teacherpreneurship di Era MEA
http://hdl.handle.net/11617/9145
Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Teacherpreneurship di Era MEA
Rohmah, Wafrotur; Nurjanah, Auliya Marfuatin; Hayat, Dina Nur
Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam: 1)meningkatkan pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era MEA; 2) menumbuh-kembangkan jiwa
kewirausahaan bagi guru di era MEA; 3) memudahkan guru mengaplikasikan jiwa wirausaha dalam proses
pembelajaran di era MEA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kepala
sekolah dan guru kewirausahaan. Obyek penelitian ini adalah kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah.
Data penelitian ini berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dengan
melakukan triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Analisis data menggunakan analisis interaktif model
Miles and Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil dalam
penelitian ini adalah 1) meningkatnya pengetahuan kewirausahaan guru sebagai seorang pendidik profesional di
era MEA melalui pemberian informasi kepada guru untuk mengikuti perkembangan teknologi, sosialiasi tentang
kewirausahaan, dan motivasi mengembangkan potensi dalam diri guru; 2) tumbuh dan berkembangnya jiwa
kewirausahaan bagi guru meliputi aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam meningkatkan
mutu pendidikan di era MEA; 3) guru mampu mengaplikasikan jiwa kewirausahaan dalam proses pembelajaran
sehingga peserta didik mempunyai daya saing yang unggul.
2017-05-13T00:00:00Z