Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020
http://hdl.handle.net/11617/11911
Mencari Makna Arsitektur2024-03-28T09:41:55ZIdentifikasi Kualitas Pencahayaan Buatan di Tumurun Private Museum Solo
http://hdl.handle.net/11617/12118
Identifikasi Kualitas Pencahayaan Buatan di Tumurun Private Museum Solo
Lestari, Galih Dian; Suharyani, S
Museum merupakan wadah untuk melestarikan warisan dan barang
yang berkaitan dengan sejarah, serta objek wisata edukatif.
Pencahayaan di museum harus memperhatikan nilai estetika, nilai
konservatif, dan standar yang telah ditetapkan untuk objek display.
Tumurun Private Museum merupakan museum pribadi milik anak dari
pendiri perusahaan tekstil terbesar Asia, PT. Sritex. Museum ini
berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional Nomor 2 Sriwedari, Laweyan,
Kota Surakarta. Kondisi pencahayaan di Tumurun Private Museum saat
ini menggunakan pencahayaan buatan tanpa ada campuran dari
pencahayaan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
pencahayaan buatan di museum apakah sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan pengaruh pencahayaan buatan di museum
terhadap objek display apakah memiliki dampak tertentu. Sehingga
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam upaya pengembangan
pencahayaan museum agar lebih baik lagi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan
melakukan observasi, pengukuran dan wawancara yang kemudian
dianalisa dan dibandingkan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu pencahayaan pada ruang pamer lantai
1 Tumurun Private Museum sudah memenuhi standar yang berlaku
berdasarkan CIE (Commission International de I’Eclairage) yaitu diatas
150 lux. Selain itu pencahayaan buatan dapat memberikan dampak
negatif bagi objek pamer sehingga pengelola museum melakukan
kegiatan konservasi terhadap objek pamer tersebut.
2020-01-01T00:00:00ZKinerja Sistem Pencahayaan pada Museum Keris Nusantara Surakarta
http://hdl.handle.net/11617/12117
Kinerja Sistem Pencahayaan pada Museum Keris Nusantara Surakarta
Yuliantina, Miranda; Suharyani, S
Museum Keris Nusantara Surakarta adalah tempat tertutup (indoor) yang
digunakan untuk menyimpan koleksi keris dan benda- benda berharga.
Kondisi termal dan pencahayaan yang efektif dibutuhkan di Museum Keris
Nusantara Surakarta untuk kenyamanan penggunanya. Latar belakang
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan pencahayaan
buatan Museum Keris Nusantara Surakarta. Untuk mencapai kenyamanan
visual para pengunjung museum, standar yang direkomendasikan adalah
200-500 lux. Penelitian ini dilakukan siang (11:30 WIB). Hasil yang
diperoleh dari pengambilan data dengan alat luxmeter, rata-rata
intensitas cahaya pada siang hari di lantai 2, lantai 3, dan lantai 5 adalah
93,44 lux; 65,55 lux; dan 235,46 lux. Rata-rata keseluruhan adalah 131,48
lux. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan melakukan observasi,
pengukuran. Data tersebut diolah dengan aplikasi surfer menghasilkan
pola penyebaran intensitas cahaya di tiap lantai. Pada siang hari, lantai
yang memiliki pola penyebaran cahaya terbaik adalah pada lantai 5.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Intensitas cahaya tiap lantai pada
siang hari di Museum Keris Nusantara Surakarta telah memenuhi standar
(200-500 lux). Pada bagian akhir, peneliti memberikan rekomendasi
berupa jumlah lampu, perletakan layout lampu dan teknik pencahayaan
agar memenuhi standar kenyamanan pencahayaan Museum.
2020-01-01T00:00:00ZMetode Pengukuran Greenship dan Subjective Evaluation pada Ruang Pamer Museum Keris Nusantara Surakarta
http://hdl.handle.net/11617/12116
Metode Pengukuran Greenship dan Subjective Evaluation pada Ruang Pamer Museum Keris Nusantara Surakarta
Ramadhani, Nur Anisa; Syamsiyah, Nur Rahmawati
Semakin berkembangnya lingkungan sekitar tak terhindar dari
permasalahan global. Pentingnya kesadaran akan permasalahan global
maka muncul istilah green pada penerapan desain suatu bangunan.
Permsalahan desain yang muncul harus dapat mengembalikan suatu
permasalahan lingkungannya. Selain bangunan yang diperhatikan juga perlu
memperhatikan para pengguna bangunannya. Pengguna bangunan
diharapkan dapat nyaman juga tetap menjaga kondisi kesehatannya. Perlu
dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui golongan bangunan hijau
dan memperhatikan kesehatan dan kenyamanan termal bagi para
penggunanya. Untuk mengetahui kriteria sebuah bangunan green building
yang memperhatikan kesehatan dan kenyamanan termal dalam ruang maka
digunakan parameter Greensip New Building 1.2. Objek bangunan yang
akan diidentifikasi adalah Museum Keris Nusantara Surakarta. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif berupa wawancara bebas dan pengamtan
serta metode kuantitatif dengan parameter yang sudah ditentukan oleh
GBC Indonesia dan pengukuran dengan alat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian dari bangunan ini sudah memenuhi standar
yang telah ditentukan oleh GBC Indonesia seperti aspek pencahayaan dalam
ruang. Untuk mencapai hasil maksimal dibeberapa aspek seperti suhu,
kelembaban, dan kebisingan dalam ruang perlu dilakukan beberapa
perubahan dalam bangunan yang sesuai dengan parameter GBC Indonesia
agar bangunan dapat berfungsi lebih baik.
2020-01-01T00:00:00ZInovasi Bahan Penyerap Bunyi dari Limbah Pabrik Poles Beras di Karangpandan Karanganyar
http://hdl.handle.net/11617/12115
Inovasi Bahan Penyerap Bunyi dari Limbah Pabrik Poles Beras di Karangpandan Karanganyar
Kurniawan, Aji; Syamsiyah, Nur Rahmawati
Penelitian ini didasarkan bahwa kurangnya kepedulian masyarakat
akan bahan-bahan penyerap suara karena masyarakat sudah
terbiasa dalam suatu kondisi yang sebenarnya mengganggu,
sehingga penelitian ini memberikan inovasi material yang dapat
menyerap bunyi guna meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik,
dengan memanfaatkan limbah pabrik poles beras yaitu sekam padi
dan plastik karung bekas yang sangat berlimpah. Pemilihan sekam
padi dan plastik karung bekas dipilih melalui proses dengan
mengobservasi bagian-bagian material tersebut, eksperimen
dengan bahan perekat tanah liat pada literature-literature
terdahulu. Dengan perbandingan antara bahan perekat dan
campuran yang pertama sekam 20%; karung bekas 60%; tanah liat
20%, dan sedangkan yang kedua dengan perbandingan sekam 60%;
karung bekas 20%; tanah liat 20%, kesimpulan penelitian ini
menghasilkan koefisien penurunan dengan koposisi banyak karung
bekas sebesar -2,4 dB, sedangkan komposisi banyak sekamnya
sebesar -2,5 dB. Walaupun masih tergolong rendah namun
pengolahan atau cara dapat divariasikan lagi agar menghasilkan
daya serap yang maksimal.
2020-01-01T00:00:00Z