Volume 09 No. 2, Juli 2008
http://hdl.handle.net/11617/754
2024-03-29T13:38:29ZSTUDI EKSPERIMENTAL KONDENSOR PIPA KONSENTRIK
http://hdl.handle.net/11617/1363
STUDI EKSPERIMENTAL KONDENSOR PIPA KONSENTRIK
Putro, Sartono
Kondensor merupakan salah satu alat utama dalam proses pembuatan minyak
atsiri. Penggunaan kondensor yang masih sederhana dalam pengolahan minyak
atsiri oleh para petani minyak atsiri, mendorong untuk dilakukan penelitian ini.
Kegiatan meliputi perancangan dan pengujian model kondensor untuk mengetahui
kapasitas kondensat, daya pompa, dan koefisien perpindahan kalor menyeluruh
dengan variasi Bilangan Reynold fluida dingin.
Jenis kondensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondensor pipa
konsentrik dengan aliran fluida berlawanan arah. Fluida dingin mengalir pada sisi
shell dan fluida panas mengalir pada sisi tube. Bahan shell dari mild steel dengan
dimensi: diameter luar 50,6 mm, diameter dalam 49,7 mm, dengan panjang 1500
mm. Adapun bahan tube dari tembaga dengan diameter luar 25,7 mm sedangkan
diameter dalamnya 23,6 mm dengan panjang tube 1700 mm. Adapun jumlah
kondensor yang digunakan dua buah dipasang secara seri atas bawah. Data-data
yang diambil adalah temperatur masuk dan keluar fluida dingin, temperatur masuk
fluida panas, kapasitas kondensat dan beda tekanan masuk dan keluar fluida dingin.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan meningkatnya bilangan
Reynold, maka kapasitas kondensat, daya pompa serta koefisien perpindahan kalor
menyeluruhnya mengalami peningkatan. Pada bilangan Reynold 2000, 4000, 6000, 8000
dan 10000, diperoleh kapasitas kondensat sebesar 0,00148; 0,00179; 0,00204; 0,00246;
0,00262 kg/s, besarnya daya pompa 0,129; 0,256; 0,401; 0,597; 0,836 W, dan koefisien
perpindahan kalor menyeluruhnya 21,090; 28,867; 30,832; 35,811; 37,793 W/m2K.
2008-07-01T00:00:00ZPENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI
http://hdl.handle.net/11617/1361
PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI
Aklis, Nur
Limbah proses destilasi (penyulingan) minyak atsiri daun cengkeh yang berupa
daun cengkeh kering sering dianggap sebagai limbah industri dan kurang dimanfaatkan.
Penggunaan daun cengkeh kering sisa proses destilasi minyak atsiri hanya digunakan
sebagai pendukung dari bahan bakar proses tersebut dengan dibakar secara langsung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembakaran daun cengkeh sisa
destilasi jika padukan dengan batubara dengan beberapa variasi dalam bentuk briket.
Penelitian diawali dengan pengumpulan bahan dasar berupa daun cengkeh
sisa proses destilasi, batubara lignit dan aspal sebagai perekat, daun cengkeh dan
batubara kemudian dihancurkan dan selanjutnya dicampur dengan binder berupa
aspal. Variasi yang digunakan adalah variasi komposisi, yaitu 100% batubara, 100%
daun cengkeh, 80% batubara dan 20% daun cengkeh, 60% batubara dan 40% daun
cengkeh, 40% batubara dan 60% daun cengkeh, dan semuanya menggunakan binder
aspal dengan komposisi 10% dari berat total briket dan ditekan dengan tekanan
sebesar 250 kg/cm2. Pengujian karakteristik pembakaran dilaksanakan untuk
mengetahui temperatur, massa sisa dan laju pembakaran yang dihasilkan oleh
campuran batubara dan daun cengkeh. Pengujian ini dilakukan pada sebuah tungku
pembakaran dan pengambilan data dilakukan setiap 1 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi komposisi berpengaruh pada
karakteristik pembakaran. Penambahan batubara akan mempertinggi temperatur
pembakaran dan memperlama waktu pembakaran.Waktu pembakaran paling lama
mencapai 44 menit dan tempertur tertinggi hingga 304oC yang dimiliki biobriket
dengan komposisi 100% batubara.
2008-07-01T00:00:00ZJET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA
http://hdl.handle.net/11617/1360
JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA
Sugati, Daru
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik sebuah jet-Pump yang
difungsikan sebagai pompa hampa atau vakum. Sebagai fluida primer atau motive
fluid digunakan air dan fluida sekunder digunakan udara. Parameter yang diteliti
adalah hubungan debit aliran sekunder terhadap derajat kevakuman dan efisiensi
jet pump pada berbagai variasi variasi L th /d th bervariasi 9,7, dan 5 , S n bervariasi
1, 1.5, dan 2 , รก = 15 0, serta tekanan Motive fluid bervariasi 228 cm Hg, 190 cm Hg,
152 cm Hg. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara debit
aliran vakum terhadap derajat kevakuman. Debit aliran vakum cenderung
menunjukkan penurunan terkolelasi dengan menurunya tekanan sisi sekuder. Efisiensi
maksimum terjadi pada tekanan motive 228 cm Hg, Sn=2, dan Lth/d th= 9 dan M=0,32
yaitu sebesar 13,5
2008-07-01T00:00:00ZPROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111
http://hdl.handle.net/11617/1359
PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111
Darmawan, Agung Setyo
Baja SCMnCr produksi PT. Baja Kurnia Klaten mempunyai harga kekerasan
210.8 HB dan kekuatan tarik 539.21 N/mm2. Baja produksi PT. Baja Kurnia Klaten
ini belum memenuhi standar JIS G 5111 untuk Baja SCMnCr. Oleh karena itu
dilakukan proses quenching yang dilanjutkan dengan proses tempering pada baja
SCMnCr2 untuk memenuhi standar tersebut. Proses quenching dilakukan dengan
temperatur austenitisasi 850 oC. Proses tempering dilakukan dengan temperatur
penahanan 600 oC dan variasi waktu penahanan 20, 30, dan 45 menit. Sesudah
dilakukan proses heat treatment, Baja SCMnCr2 diuji strukturmikro, kekerasan,
dan kekuatan tariknya. Foto struktur mikro baja SCMnCr2 setelah diquenching
dan kemudian ditempering memperlihatkan fasa ferit dan martensit temper. Setelah
dilakukan quenching dan tempering, harga kekerasan untuk waktu penahanan 20,
30, dan 45 menit adalah 298.6 HB, 285 HB, dan 254.7 HB dan harga kekuatan tarik
untuk waktu penahanan 20, 30, dan 45 menit adalah 931.73 N/mm2, 846.54 N/
mm2, dan 878.18 N/mm2. Harga kekerasan dan kekuatan ini sudah memenuhi
standar JIS G 5111. Kenaikan harga kekerasan dari sebelum ke sesudah proses
heat treatment disebabkan oleh terbentuknya fasa martensit temper. Sementara,
penurunan kekerasan akibat waktu penahanan tempering yang semakin lama
disebabkan oleh membesar dan semakin banyaknya fasa ferit.
2008-07-01T00:00:00Z