Sosial
http://hdl.handle.net/11617/766
2024-03-28T22:31:54ZDINAMIKA KEJAHATAN DI KOTA SURAKARTA (DYNAMICS OF CRIME IN CITY OF SURAKARTA)
http://hdl.handle.net/11617/2726
DINAMIKA KEJAHATAN DI KOTA SURAKARTA (DYNAMICS OF CRIME IN CITY OF SURAKARTA)
Dahroni
Tingginya angka kejahatan kebanyakan terjadi di wilayah yang biasanya relatif
padat penduduknya, terutama di daerah perkotaan. Kota Surakarta yang memiliki obyek –
obyek wisata cukup beragam serta fasilitas sosial ekonomi yang semakin banyak dan
tersebar merupakan salah satu faktor penarik bagi para penduduk pedesaan atau luar
daerah untuk datang dan bertempat tinggal baik untuk mencari pekerjaan, suasana baru
maupun alasan lain. Kondisi ini menyebabkan Kota Surakarta cukup rentan terhadap
berbagai tindak kejahatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui tingkat kerawanan tindak
kejahatan tiap – tiap kecamatan di Kota Surakarta (2) Mengetahui hubungan antara
kondisi wilayah dengan kerawanan tindak kejahatan di Kota Surakarta (3) Mengetahui
faktor wilayah yang paling berpengaruh terhadap kerawanan tindak kejahatan di Kota
Surakarta.
.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis data
sekunder. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan
melalui pembobotan, klasifikasi data, penentuan indeks komposit, pemetaan dan
deskripsi kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan
dengan tingkat kerawanan kejahatan tertinggi. Adapun wilayah kecamatan dengan tingkat
kejahatan yang terendah adalah Kecamatan Serengan. (2) Variabel jumlah penduduk
memiliki hubungan positif yang erat dengan tingkat kerawanan kejahatan. Variabel
kepadatan penduduk memiliki hubungan negatif yang erat dengan tingkat kerawanan
kejahatan. Variabel kepadatan permukiman memiliki hubungan negatif yang kurang erat
dengan tingkat kerawanan kejahatan. Variabel kesejahteraan keluarga tidak memiliki
hubungan dengan tingkat kerawanan kejahatan. Variabel ketersediaan sarana
perekonomian memiliki hubungan positif yang cukup erat dengan tingkat kerawanan
kejahatan. Variabel ketersediaan sarana pendidikan memiliki hubungan positif yang
cukup erat dengan tingkat kerawanan kejahatan. Variabel ketersediaan sarana peribadatan
memiliki hubungan positif yang erat dengan tingkat kerawanan kejahatan. (3) Faktor
wilayah yang paling berpengaruh terhadap kerawanan tindak kejahatan di Kota Surakarta
adalah faktor jumlah penduduk.
2007-01-01T00:00:00ZMODEL PEMBERDAYAAN KAUM MISKIN ETNIS JAWA: STUDI TENTANG ETIKA SOSIAL-BUDAYA KAUM MISKIN ETNIS JAWA DAN UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
http://hdl.handle.net/11617/2664
MODEL PEMBERDAYAAN KAUM MISKIN ETNIS JAWA: STUDI TENTANG ETIKA SOSIAL-BUDAYA KAUM MISKIN ETNIS JAWA DAN UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Mutholi’in, Ahmad; Nurhadiantomo
2008-09-01T00:00:00ZMODEL PENYELENGGARAAN PEMILU TERPADU (LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF) DAN EFEKNYA BAGI PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT
http://hdl.handle.net/11617/2604
MODEL PENYELENGGARAAN PEMILU TERPADU (LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF) DAN EFEKNYA BAGI PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT
Nurhadiantomo; Wirabhumi, KP Eddy S.; E, Sri Hastutik; Fanani, Zainuddin; Sofyan, M.
2009-09-01T00:00:00ZANALISIS POTENSI DAN PERTUMBUHAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) DI SOLO, JAWA TENGAH ANTARA SEBELUM DAN SETELAH ERA OTONOMI DAERAH
http://hdl.handle.net/11617/2600
ANALISIS POTENSI DAN PERTUMBUHAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) DI SOLO, JAWA TENGAH ANTARA SEBELUM DAN SETELAH ERA OTONOMI DAERAH
Cahyono, Yuli Tri; Fauzan
The legitimate of the UU No 22 and 25 Year 1999 in 2001 has great influenced to the
authorization and the trustworthy also to the financial condition of a district. Solo regency
is one of counties that received an increasing income since this regulation is justifiable. In
this case, the sources of the other potential income districts must be located to be a promise
income and the exceptional distribution fund is used to employ the effective exceed fiscal in
handling construction and building up another region that can be develop as another
income districts.
The financial condition of a district can be seen from the necessity and capacity fiscal of
the district. The discrepancy of necessity and capacity of fiscal can be avoided and it can
be shifted for standard public aid. A calculation of the necessity and capacity can be done
using formula to compute the public allocation fund "Dana Alokasi Umum" (PP No. 84
Year 2001). The goverment of Solo county need to allocate construction fund because there
are abundantly fiscal capacity for solving construction problem at this time and other part
of constructions that can become an income sources to maintain the fiscal capacity. The
analysis result is also obtained that the tax sources and the potential retribution that can be
developed need to be done optimally.
2009-10-01T00:00:00Z