dc.identifier.citation | [1] Anggo, M. (2011). Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa. Edumatica 1(2), 35-42. [2] Apriyanti, R. (2016). Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Aplikasi Perbandingan. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. [3] Cremes, A. (1988). Antara Tindakan dan Pikiran. Jakarta: Gramedia. [4] Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republic Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas. [5] Flevell, J. H. (1979). Metacognition And Cognitive Monitoring: A New Area Of Cognitive-Developmental Inquiry. American Psychologist, 34(10), 906-911. [6] Hadi, W. S. (2013). Statistika Deskriptif Parametric Korelasional. Surakarta: Muhammadiyah University Press. [7] Hasanah, I. Z. (2017). Analisis Metakognisi dalam Memecahkan Masalah Matematika dalam Penggunaan Teorema Pythagoras Ditinjau dari Kemampuan Matematika. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. [8] Iin, Y., & Sugiarto, B. (2012). Korelasi Antara Keterampilan Metakognisi Dengan Hasil Belajar Siswadi SMAN 1 Dawardlandong, Mojokerto. Unesa Journal of Chemical Education, 1(2). [9 ] Iswahyudi, G. (2012). Aktifitas Metakognisi dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Langsung Ditinjau dari Gender dan Kemampuan Matematika. Prosiding Snmpm 2012 Universitas Sebelas Maret Hal. 88-102. [10] Jalcel, S., & Premachandran, P. (2016). A Study On the Metakognitive Awareness of Secondary School Studens. Universal of Education Research, 4(1), 165-172. [11] Kaune, C. (2006). Reflection and Metacognition in Mathematics Education – Tools For the Improvement Of Teaching Quality. Jurnal Zdm, 38 (4). Diakses http://Subs. Emis.De/Journals/Zdm/Zdm064ab. Pdf. [12] Khairunnisa, R. (2017). Analisis Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial Ditinjau dari Perbedaan Gender. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. [13] Nugrahaningsih, T. K. (2012). Metakognisi Siswa SMA Kelas Akselerasi dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Magistra, 24(82), 37-50. [14] Polya, G. (1973). How To Solve It : A New Aspect Of Mathematical Method. New Jersey : Princeton Unversity Press. [15] Simanjuntak, M. P. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Perilaku Metakognisi Mahasiswa. Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1(1), 1-7. Diakses http://Digilib.Unimed.Ac.Id/1272/1/Fulltext.Pdf. [16] Sudia, M. (2015). Profil Metakognisi Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Open-Ended Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa. Jurnal Math Educator Nusantara, 1(1), 29 – 40. | id_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan metakognisi siswa dalam pemecahan masalah soal matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari kemampuan matematika. Berdasarkan indikator metakognisi yaitu prediksi, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. 23 Sampel diambil 3 subjek dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengambilan subjek menggunakan hasil tes dan pertimbangan dari guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara siswa dan guru, serta dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode yaitu membandingkan hasil tes, wawancara siswa dan guru. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian siswa dengan kemampuan matematika tinggi memenuhi semua indikator metakognisi. Siswa dengan kemampuan matematika sedang memenuhi 1 sampai 3 indikator metakognisi disebabkan kurang teliti dalam mengerjakan soal dan kurang menguasai semua materi. Siswa dengan kemampuan matematika rendah memenuhi 0 sampai 1 indikator metakognisi disebabkan kurang teliti, kurang menguasai materi, dan kurang menguasai operasi hitung dengan benar. Guru menyatakan bahwa kurang meratanya kemampuan matematika siswa, kurang stabil tingkat konsentrasi siswa, kemampuan ingatan rendah dan pemahaman siswa rendah. | id_ID |