Show simple item record

dc.contributor.authorLaksono, Arif Anjang
dc.contributor.authorFikri, Bana Ali
dc.contributor.authorYadin, Muhammad Atma
dc.contributor.authorPradana, Sendhyka Cakra
dc.contributor.authorWidi, Tegar Anugrah
dc.contributor.authorWidodo, Edy
dc.date.accessioned2018-07-13T04:13:17Z
dc.date.available2018-07-13T04:13:17Z
dc.date.issued2018-03
dc.identifier.citationAdmin. 2017. Tuberculosis. www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/ (Diakses 10 Oktober 2017 Pukul 18.45) Binus. 2017. Clustering. https://socs.binus.ac.id/2017/03/09/clustering/ (Diakses pada 25 September 2017 Pukul 09.00) Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Depkes R.I (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Departemen Republik Indonesia. Kemenkes R.I. 2016. “Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia”. Dalam http://www.depkes.go.id. Download 24 September 2017 Pukul 14.00 WIB. Kuriah, Dwi. (2016). Laporan Kerja Praktek “Analisis Cluster K-Means untuk Mengelompokk an Budidaya Produksi Ikan dan Segmentasi Produksi Ikan di Kabupaten Sragen. Laporan Kerja Praktek, Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Metisen, Benri Melpa dan Herlina Latipa Sari. (2015). Jurnal “Analisis Clustering Menggunakan Metode K-Means Dalam Pengelompokan Penjualan Produk Pada Swalayan Fadhila”. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Univesitas Dehasen Bengkulu. Bengkulu. Mutianingtyas, Yoanisa Aprilia. 2017. “Hubungan Perilaku Pasien Tuberkulosis Paru dengan Kepatuhan Progam Pengobatan Sistem DOTS di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Purwokerto”. Skripsi. FIK, Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Osgeo. 2013. “Mengenal SIG dan data Spasial”. http://osgeo.ft.ugm.ac. id/mengenal-sig-dan-data-spasi al/ (Diakses pada 25 September 2017 Pukul 09.40). Pradnya, Mega Wendha. 2015. “Clustering Menggunakan Metode K-means untuk Menentukan Status Gizi Balita”. Jurnal Setiawan, Yohanes. (2012). Makalah “Rancang Bangun Aplikasi Pemetaan Layanan Rumah Sakit Darmo Surabaya dengan Menggunakan Teknologi Layar Sentuh.” Makalah, Jurusan Sistem Informasi Fakultas Tekhnologi dan Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya. Surabaya. Statisticsanalyst. 2011. “Metode Spasial”. https://statisticsanalyst.wordpress.com/2011 /08/26/metode-spasial/ (Diakses pada 25 September 2017 Pukul 09.30). Suherni, Noor Anisa Dewi dan Maduratna. (2013). Jurnal ”Analisis Pengelompokan Kecamatan di Kota Surabaya Berdasarkan Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Tuberkulosis”. Jurusan Statistika Fakultas MIPA ITS. Surabaya. Yoga F. 2015. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penang gulangannya.id_ID
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10131
dc.description.abstractTuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling banyak menyerang paru-paru. Indonesia setiap tahun ditemukan 582.000 kasus penderita baru TB dengan angka kematian 41 orang per 100.000 sebagian besar penderita TB paru atau sebanyak 75% paling mencengangkan yang terkena virus TB paru ialah orang –orang yang masi usia produktif 15-49 tahun. K-Means merupakan salah satu algoritma dalam data mining yang bisa digunakan untuk melakukan pengelompokan/clustering suatu data. Ada banyak pendekatan untuk membuat cluster, diantaranya adalah membuat aturan yang mendikte keanggotaan dalam kelompok yang sama berdasarkan tingkat persamaan diantara anggota-anggotanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cluster penyakit Tuberculosis Paru menurut provinsi di Indonesia dan pemetaanya berdasarkan kelompok umur penderita Tuberculosis. Untuk penyelesaian permasalahan yang ada maka penulis akan menggunakan analisis cluster K-Means untuk mengetahui kelompok daerah yang memiliki kasus TB yang sama, sehingga dapat diketahui wilayah yang akan menjadi prioritas dalam menangani kasus TB. Penerapan kasus Tuberkulosis yang dianalisis menggunakan cluster k-means menjadi tiga cluster. Cluster 1 merupakan provinsi dengan jumlah penderita rendah yang terdiri dari 29 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Banten, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Cluster 2 merupakan provinsi dengan jumlah penderita sedang yang terdiri dari 4 Provinsi yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur dan cluster 3 merupakan provinsi dengan jumlah penderita tinggi yang terdiri 1 Provinsi yaitu Jawa Barat dan hasil pemetaan provinsi berdasarkan penderita tuberculosis dari kelompok umur.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP) III 2018id_ID
dc.titlePengelompokan dan Pemetaan Penyakit Tuberkulosis Paru Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2016 Menggunakan Analisis Cluster K-MEANSid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record