Pemanfaatan Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Bioteknologi Cendawan Mikorrhiza Arbuskula (CMA) dalam Upaya Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Bibit Tanaman Pangan dan Buah
Abstract
Tujuan penelitian, i) menguji kualitas dan kuantitas pupuk organik kohe makro, mikronutrien serta logam berat. ii) Produksi Cendawan Mikorrhiza Arbuskula (CMA) sebagai biofertilizer, dengan sistem triping, iii) Menguji pupuk organik cair dari limbah kotoran ayam dan kambing dengan penambahan limbah buah dan daun mimba (Azadiracta indica) terhadap tanaman Sawi. Metode penelitian, analisis makro dan mikro nutrien, dianalisiskan di lab. Pertanian, dan logam berat di lab.Kimia Pusat UNS. Perbanyakan spora (CMA) dengan triping, (Chalimah 2006), pupuk yang dibuat, diuji pengaruhnya terhadap tanaman Sawi, dengan desain RAL, dengan analisis statistik sederhana. Hasil analisis laboratorium, makro dan mikro nutrien serta kandungan logam berat, dibandingkan dengan standart atau baku mutu pupuk organik Deptan (1996). Hasil analisis laboratorium pupuk organik layak digunakan sebagai pupuk yang aman, karena sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan, walau kuantitasnya relatif rendah jika dilihat dari kandungan makronutrien. Hasil uji terhadap pertumbuhan tanaman sawi, memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap perlakuan. Pupuk organik cair dari kotoran kambing dan ayam yang ditambah dengan bahan lain diantaranya limbah buah dan daun mimba, memberikan hasil yang berbeda. Pengaruh terbaik untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah pupuk kohe yang ditambah dengan limbah buah. Sedang perlakuan dosis untuk pertumbuhan tanaman sawi terbaik adalah pupuk kotoran kambing ditambah limbah buah, pada konsentrasi 20%/1 kg media (A1K1). Sedang pupuk organik kotoran ayam, dosisi terbaik 30%/1kg media, (A1K3). , Untuk parameter tinggi tanaman sawi, jumlah daun, luas daun dan biomassa, kohe kambing terbaik pada perlakuan kotoran hewan (kohe) kambing yang dicampur dengan limbah buah, konsentrasi pemakaian pupuk organik 20%/kg media (A1K1). Rerata masing-masing hasil pengukuran parameter diatas adalah 28,05 cm; 9,5 lembar, 69,43, dan 0,123 g, pada umur 10 minggu setelah tanam. Sedang hasil terbaik pupuk organik dari kohe ayam (A1K3) pada umur yang sama, masing-masing 8,99 cm untuk tinggi tanaman,8,98 untuk jumlah daun, 5,43 cm2, dan o,88 g untuk biomasa. Simpulan Pupuk organik dari kotoran kambing dan ayam, yang dicampur dengan limbah buah dan atau daun mimba, baik padat maupun cair layak digunakan pupuk organic. Hasil produksi pupuk hayati CMA, dengan metode triping menggunakan inang Pueraria paseoloides, diperoleh 1 butir spora CMA/g media ziolit . Pupuk organik cair dari kotoran kambing dan ayam, yang dicampur dengan limbah buah dan atau limbah daun mimba, memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Pengaruh terbaik pupuk organik cair kohe kambing pada dosis 20% (A1K1), sedang kotoran hewan ayam pada dosisi 30%.(A1K3). Jadi pengaruh terbaik pemakaian dosis pupuk organic cair dari kotoran kambing dan ayam, terhadap pertumbuhan tanaman sawi tidak sama.