Show simple item record

dc.contributor.authorBayu, Hendi Hendra
dc.contributor.authorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.authorRachman, Latief M.
dc.contributor.authorOktaviandi, David
dc.date.accessioned2018-09-15T03:55:27Z
dc.date.available2018-09-15T03:55:27Z
dc.date.issued2018-06
dc.identifier.issn2460-0784
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10339
dc.description.abstractAktifitas manusia disekitar Sub DAS Pedindang menyebabkan menurunnya luas areal hutan di sekitar Sub DAS tersebut. Penurunan luas hutan utamanya dikarenakan karena aktifitas pembukaan lahan baru untuk penambangan timah di sekitar Sub DAS Pedindang. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Daerah Prov. Bangka Belitung (DLH)tahun 2016 luas areal kritis di sekitar Sub DAS mencapai 215 568 ha. Kerusakan lahan berpotensi mengganggu keseimbangan lahan di sekitar Sub DAS Pedindang, sehingga berdampak pada peningkatan aliran permukaan pada musim hujan, dan menurunnya daya simpan air selama tahun itu di Sub DAS Pedindang. Menurunnya kinerja DAS mengakibatkan SUB DAS mengalami kekeringan akibat rendahnya serapan air tanah karena hilanganya kemampuan lahan dalam menahan air. Perlu adanya evaluasi kinerja kinerja Sub DAS Pedindang dengan pendekatan Koefisien Regim Aliran (KRA)dan Koefisien Aliran Tahunan (KAT)selama lima tahun. Hasil perhitungan KRA dan KAT digunakan untuk mengevaluasi Sub DAS Pedindang. Hasil penghitungan KRA dan KAT menampilkan hasil yang berbeda, berdasarkan kinerjanya KRA terjadi peningkatan koefisien yang menyebabkan Sub DAS tahun 2015 keadaan rusak dan penilaian KAT menunjukkan nilai KAT berpengaruh positif setiap tahunnya.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018id_ID
dc.titleEvaluasi Kondisi Sub DAS Prioritas Pedindang Pasca Tambang di Provinsi Bangka Belitungid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record