dc.identifier.citation | Cahyo, Edo Dwi. (2017). Pendidikan Karakter Guna Menanggulangi Dekadensi Moral Yang Terjadi Pada Siswa Sekolah Dasar. EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar, 9 (1): 16-26. ISSN 2085- 1243. Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi. Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Kesuma, Dharma, Cepi Triatno, dan Johar Permana. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lickona, Thomas. (2013). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Normawati. (2015). Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia SMP di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakte,. Tahun V(1): 48-69. Nur, Haerani. (2013). Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III(1): 87-94. Riyanto, Sugeng. (2016). Disfemia pada Stiker Helm dan Kendaraan Bermotor Remaja. Prosiding Seminar Nasional “Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter”. Romadhon, Ahmad Fuadi, Achyar Zein & Syamsu Nahar. (2017). Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf. Edu Riligia, 3(1): 369-381. Santosa, Joko, Atiqa Sabardila, Agus Budi Wahyudi, Rani Setiawaty, dan Hari Kusmato. (2018). Nilai Pendidikan Karakter Pada Ungkapan Hikmah Di Sekolah Dasar Se- Karesidenan. Surakarta. Surakarta: UMS. Sudrajat, Ajat & Ari Wibowo. (2013). Pembentukan Karakter Terpuji di Sekolah Dasar Muhammadiyah Condongcatur. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(3): 174-185. Suwarna & Suharti. (2014). Pendidikan Karakter Hormat dalam Buku Pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV(2): 137-147. Wahyudi, Agus Budi. (2016). Pengkreasian Stiker Vulgar sebagai Tindakan Bermoral. Jurnal Bahastra, XXXVI (1): 1-22. Widiyono, Yudi. (2013). Nilai Pendidikan Karakter Tembang Campursari Karya Manthous. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III (2): 231-239. | id_ID |
dc.description.abstract | Pembuatan stiker ungkapan hikmah (selanjutnya disingkat stiker
hikmah) ini bertujuan untuk, pertama, meminimalisasi peredaran
stiker vulgar. Kedua, meningkatkan pendidikan karakter bagi peserta
didik. Ketiga, sebagai alternatif untuk memotivasi peserta didik yang
memuat 18 nilai karakter, seperti religi, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sumber stiker
hikmah berasal dari ungkapan tokoh, hadits, lirik lagu, dan
terjemahan Al-Qur’an. Upaya sosialisasi stiker hikmah sebagai
pemartabatan karakter anak didik di sekolah dapat dilakukan dengan
melibatkan warga sekolah terutama, (a) kepala sekolah selaku
pimpinan lembaga pendidikan mengagendakan dan mendukung
jalannya peredaran stiker hikmah, (b) wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan dapat membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan
sosialisasi stiker hikmah, (c) guru dapat mendorong anak didik
menghidari pemakaian stiker vulgar dan memberikan alternatif
stiker hikmah yang dapat memotivasi mereka untuk berprestasi dan
kerkarakter baik, (d) guru bimbingan konseling selalu memantau
peredaran stiker di sekolah dan mengarahkan pemilihan pemakaian
stiker hikmah. Selain itu, organisasi otonom Muhammadiyah juga
mempunyai peranan yang cukup penting dalam gerakan sosialisasi
stiker ini, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pemuda Muhammadiyah (PM),
Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci (TS). | id_ID |