Show simple item record

dc.contributor.authorRiasasi, Widiyana
dc.contributor.authorNucifera, Fitria
dc.date.accessioned2019-06-17T04:06:02Z
dc.date.available2019-06-17T04:06:02Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citation[1] Wang, Z., Zhang., X., and B. Xu, “Spatio-Temporal Features of China’s Urban Fires: An Investigation with Reference to Gross Domestic Product and Humidity”, Sustainability Journal, vol. 7, pp 9734 – 9752, 2015. [2] Washington State Hazard Mitigation Plan, “Hazard Profile-Urban Fire”, Report, pp 1-8, 2013. [3] Kidokoro, T. “Community-based for Improving Vulnerable Urban Space”. In T. Kidokoro (Ed.), Vulnerable Cities: Realities, Innovations, and Strategies, vol. 8, 2008 [4] Sufianto, H., Green, A.R., “Urban Fire Situation in Indonesia”, Jurnal Fire Technology, vol. 48, pp 367-387, 2011. [5] Sagala, S., Adhitama, P., Sianturi, D.G., “Analisis Upaya Pencegahan Bencana Kebakaran di Permukiman Padat Perkotaan Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Sukahaji”, Working Paper Series, No. 3, 2013. [6] Badan Pusat Statistik., “Kota Yogyakarta Dalam Angka 2017”, Publikasi, 2018. [7] Harte, E, Childs, I, and Hastings, P n.d., “'Imizamo Yethu: a Case Study of Community Resilience to Fire Hazard in an Informal Settlement Cape Town, South Africa”, Geographical Research, vol 47, no 2, pp. 142-154, 2009. [8] Triyanti, A., and Riasasi, W., “Konsep Building Back Better dan Penerapannya Dalam Konteks Pengurangan Risiko Bencana Pesisir di Indonesia”, Mata Garuda Institute Bulletin, pp. 7-8, 2015. [9] Hidayati, Deny., “Kesiapsiagaan Masyarakat: Paradigma Baru Pengelolaan Bencana Alam di Indonesia”, Jurnal Kependudukan Indonesia, vol 3, no.1, pp. 69-84, 2008. [10] IFAD (International Fund for Agricultural Development), “The IFAD adaptive approach to participatory mapping”, IFAD Publication, 2009.id_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10807
dc.description.abstractPerkotaan merupakan kawasan yang memiliki kemungkinan tinggi terjadi kebakaran. Sebagian besar kejadian kebakaran terjadi di permukiman padat penduduk. Oleh karena itu permukiman padat penduduk sangat rentan terhadap ancaman bencana kebakaran. Kepadatan penduduk Kelurahan Pringgokusuman mencapai 27.743 jiwa per km2, yang menjadikannya kawasan rentan terhadap kebakaran. Kejadian kebakaran sedikitnya terjadi satu kali dalam setahun di Kelurahan Pringgokusuman. Peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir kerugian akibat bencana kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan masyarakat perkotaan Kelurahan Pringgokusuman dalam menghadapi ancaman bencana kebakaran. Kesiapsiagaan terhadap bencana kebakaran dinilai menggunakan parameter pengetahuan masyarakat akan bencana, ketersediaan fasilitas umum, dan ketersediaan organisasi tanggap bencana. Metode analisis spasial dan pemetaan partisipatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan masyarakat perkotaan Pringgokusuman telah cukup siap dalam menghadapi bencana kebakaran. Masyarakat dapat mengidentifikasi titik kumpul untuk evakuasi pada saat terjadi bencana kebakaran.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional GEOTIK 2019id_ID
dc.titleKesiapsiagaan Bencana Kebakaran Masyarakat Permukiman Padat Penduduk Kelurahan Pringgokusuman Kota Yogyakartaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record