Show simple item record

dc.contributor.authorAisyah, Riandini
dc.contributor.authorOctaviani, Intan Permatasari
dc.contributor.authorElshiana, Zherafhenni Praha
dc.contributor.authorMardhotillah, Olin Elok
dc.date.accessioned2019-07-25T12:30:14Z
dc.date.available2019-07-25T12:30:14Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citation11. Bisara, D., Mardiana. Kasus Kecacingan Pada Murid Sekolah dasar di Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2010. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2014;13(3):255-264. 12. Depkes. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/MENKES/SK/VII/2006 tentang Pedoman Pengendalian Kecacingan. 2006. 13. Hairani, B., Waris, L. & J. Prevalence of soil-transmitted helminth (STH) in primary school children in subdistrict of Malinau Kota, District of Malinau, East Kalimantan Province. Epidemiology and Zoonosis Journal. 2014;5(1), pp. 43-48. 14. Martila, Sandy, S., Paembonan, N. Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura.PLASMA. 2015;1(2) : 87-96 15. Nadesul, Hendrawan. “Bagaimana Kalau Kecacingan?”.Cet. 3, Jakarta : Puspa Swara.2000. 16. Noviastuti, A.R. Infeksi Soil Transmitted Helminths. Majority.2015; 4(8):107-115. 17. Subrata, I. M. & Nuryanti, M. N. Pengaruh Personal Higiene dan Sanitasi Lingkungan terhadap Infeksi Soil Transmitted Helmnths pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar. Arc. Com. Health.2016;pp. 30-38. 18. Sandy, S., Sumarni, S., Soeyoko. 2015. Analisis Model Factor Risiko yang Mempengaruhi infeksi Kecacingan yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Siswa Sekolah Dasar di Distrik Arso kabupaten Keerom, Papua. Media Litbangkes. 25(1):1-14. 19. US. Departemen of health and human service. Center for Disease Control and Prevention. [Online]. Available at: https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/epi.html.2013. 20. WHO. Soil Transmitted Helminth Infection. [Online] Available at: www.who.int/mediacentre/facsheets/fs366/en/.2017.id_ID
dc.identifier.issn2656-7490
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11224
dc.description.abstractPenyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%, bahkan di wilayah tertentu dengan sanitasi yang buruk prevalensi kecacingan bisa mencapai 80%. Infeksi penyakit kecacingan dapat disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah disebut Soil Transmitted Helminths (STH) seperti cacing gelang Ascaris lumbricoides, cacing tambang Ancylostoma duodenale dan Necator americanus dan cacingcambuk Trichuris trichiura maupun cacing yang tidak menjadikan media tanah sebagai perkembangan stadiumnya seperti cacing kremi (Enterobius vermicularis) dan Trichinella spiralis.Tingginya prevalensi pada infeksi kecacingan berkaitan dengan beberapa faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kecacingan antara lain tingkatpengetahuandan personal higiene yang meliputi kebiasaan cuci tangan, kebersihan kuku kaki, dan pemakaian alas kaki. Salah satu faktor resiko infeksi penyakit kecacingan adalah anak-anak usia sekolah dasar karenapada usia ini anak-anak masih sering bermain menggunakan media tanah dan kepedulian terhadap kebersihan diri belum terbentuk. Data dari Puskesmas Kartasura menunjukkan bahwa di SDN Ngemplak masih dilaporkan adanya insidensi kecacingan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan personal hygiene terhadap insiden kecacingan pada siswa SDN 1 Ngemplak Kartasura.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProceedings of Continuing Medical Education, Workshop and Symposium Maternity: Medical Update Emergency Obstetry and Gynecology in the Primary Careid_ID
dc.titleHubungan Tingkat Pengetahuan dan Personal Higiene dengan Insidensi Penyakit Kecacingan pada Siswa SDN Ngemplak 1 Kartasuraid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record