Identifikasi Kerentanan Airtanah (Groundwater Vulnerability) Cekungan Airtanah Palu melalui Penentuan Kualitas Relatif dan Tipe Hidrokimia dengan Pendekatan Geomorfologi dan Geologi
Abstract
Kebijakan manajemen pemanfaatan airtanah, pada prinsipnya harus tetap memperhatikan aspek kualitas dan lingkungan fisik (physical environment), serta proteksi terhadap kontaminan kimia airtanah.Penilaian kerentanan airtanah merupakan suatu yang bersifat relatif, tidak terukur, dan bersifat dimensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerentanan airtanah (groundwater vulnerability) melalui penentuan kualitas relatif airtanah berdasarkan nilai DHL yang menunjukkan total konsentrasi ion terlarut. Kualitas relatif dan tipe hidrokimia dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pendekatan geomorfologi dan geologi. Pendekatan geomorfologi berdasarkan variasi satuan bentuklahan dan pendekatan geologi berdasarkan sebaran litologi penyusun akuifer pada setiap formasi geologi. Parameter penting yang menentukan karakteristik akuifer adalah: ketebalan akuifer, kelulusan atau permeabilitas (permeability), keterusan (transmissivity) dan hasil jenis (specific yield).Penentuan kualitas relatif dan tipe hidrokimia, dilakukan berdasarkan nilai DHL dan sebaran kation (Ca, Mg, Na, K) dan anion (Cl, SO4, HCO3, CO3 dan NO3) dalam airtanah. Pengambilan sampel airtanah bebas dan mataair berdasarkan musim, sedang airtanah tertekan berdasarkan data dari 36 sumur bor eksplorasi (SE) dan sumur bor produksi (SD). Penetapan jumlah sampel secara acak berstrata (proportional sampling), dimana sampel ditetapkan berdasarkan variasi dan luasan bentuklahan yang berbeda dengan satuan bentuklahan dan unit geologi sebagai stratumnya. Klasifikasi tipe hidrokimia airtanah yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Szczukariew - Priklonski yang mendasarkan analisis pada ion dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas relatif dan tipe hidrokimia pada: 1). airtanah bebas bernilai baik dengan nilai DHL sejumlah 507 μmhos/cm dan didominasi oleh air bikarbonat (HCO3), 2). mataair bernilai baik dengan nilai DHL 471,53 μmhos/cm dan didominasi oleh air bikarbonat (HCO3), dan 3). airtanah tertekan bernilai baik (413,58 μmhos/cm) da didominasi oleh air bikarbonat (HCO3). Sebarannya di satuan bentuklahan dataran aluvial, dataran banjir dan perbukitan terdenudasi, pada Formasi Aluvium dan Pakuli dengan litologi penyusun akuifer yang bervariasi. Dapat disimpulkan bahwa airtanah di CAT Palu belum rentan terhadap pencemaran tapi ditinjau dari faktor kondisi fisik (morfokronologi) di Cekungan Airtanah Palu erat kaitannya dengan terjadinya pencemaran airtanah.