Kuat Tekan dan Keruntuhan Balok Beton Bertulang dengan Pecahan Keramik sebagai Pengganti Sebagian Agregat Kasar dengan Bahan Tambah BV Special
Abstract
Saat ini perkembangan bidang konstruksi bangunan sudah semakin berkembang. Salah satu yang berkembang di bidang ini adalah teknologi betonnya. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton. Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya, yaitu agregat alam dan agregat buatan (pecahan). Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan keruntuhan yang terjadi pada balok beton bertulang dengan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan bv special sebagai bahan tambah dengan nilai fas 0,40 pada umur pengujian 28 hari. Pada penelitian ini menggunakan variasi pemakaian pecahan keramik : 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dari total kebutuhan agregat kasar yang diperlukan dalam perancangan adukan beton dan pemakaian bv special 0,3% dari berat semen pada beton normal sesuai dosis. Tinjauan analisis penelitian adalah kuat tekan pada silinder beton dan keruntuhan pada balok beton bertulang. Benda uji berupa silinder beton diameter = 15 cm, h = 30 cm dan balok beton ukuran (10 x 15 x 100) cm3 dan tulangan diameter = 6 mm dan begel diameter = 4 mm. Metode perancangan campuran adukan beton menggunakan metode American Concrete Institute. Penambahan persentase variasi pecahan keramik menyebabkan penurunan kuat tekan beton sebaliknya pada kuat lentur beton variasi pecahan keramik membuat hasil pengujian meningkat. Penambahan bv special 0,3% menyebabkan adukan beton menjadi lebih lecak dan lebih mudah dikerjakan. Kuat tekan silinder beton pada variasi pengganti pecahan keramik 0% dan penambahan bv special 0,3% menghasilkan kuat tekan maksimum sebesar 30,086 MPa. Kuat lentur balok beton pada persentase variasi pengganti pecahan keramik 10% dan penambahan bv special 0,3% menghasilkan momen lentur maksimum adalah sebesar 2,728 kN-m. Adanya persentase pengganti pecahan keramik 10%-40% menghasilkan momen pengujian lebih meningkat dari momen teoritis. Hasil perbandingan selisih antara momen pengujian dengan momen teoritis berkisar antara 4,307% sampai 16,977%.