Kajian Penyelenggaraan Terminal Induk Kota Semarang
View/ Open
Date
2013Author
Setijowarno, Djoko
Putranto, Prioutomo Puguh
Yulianti, Anatasia
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Semarang terdapat 2 (dua) terminal kelas A, yaitu Terminal Terboyo dan Terminal Mangkang
sedangkan sub-sub terminal terdapat di beberapa kecamatan di Kota Semarang. Terminal Terboyo dan
Terminal Mangkang merupakan terminal induk yang menjadi pusat bermuaranya kendaraan angkutan
darat. Kondisi kedua Terminal Induk di dalam penyelenggaraannya dinilai kurang optimal sehingga
diperlukan kajian penyelenggaraan terhadap kedua terminal Induk Kota Semarang . Tujuan kajian ini
adalah untuk mengetahui kedudukan penyelenggaraan terminal induk dari sudut pandang kekuatan,
kelemahan, ancaman, dan peluang dari keberadaan terminal tersebut. Metode yang dipergunakan
adalah dengan metode analisis SWOT yang menilai baik faktor IFAS (Internal Strategic Factors
Analysis Summary) maupun EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary). Potensi,
Permasalahan, Tantangan dan Ancaman (SWOT) merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
mengintepretasikan terkait analisis lingkungan strategis Terminal Induk Kota Semarang, khususnya
pada kondisi yang sangat kompleks dimana faktor eksternal dan internal memegang peran yang sama
pentingnya. SWOT ini berguna apabila suatu kawasan akan dikembangkan dengan mengkaji semua
aspek yang mempengaruhi berupa potensi dan permasalahan dari lingkup internal dan eksternal.
Dengan SWOT ini dapat diketahui apa saja potensi atau kekuatan yang mendukung pengembangan
Terminal Induk Kota Semarang kelemahan-kelemahan yang ada, kesempatan terbuka yang dapat
diraih dan juga ancaman yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kekuatan dari kedudukan
terminal induk ini berada pada jalur Pantura Kota Semarang, fasilitas lengkap, tenaga SDM yang
memiliki keahlian mencukupi, dan potensi angkutan yang melintas relative tinggi. Namun demikian
keberadaannya memiliki ancaman dengan keberadaan angkutan umum yang terus menurun, sehingga
dengan banyaknya yang beralih pada kendaraan pribadi menyebabkan penurunan kebutuhan angkutan
umum yang berimbas pada terminal. Hasil dari kajian ini adalah hasil penjabaran analisis IFAS
memiliki nilai 0,2 dan EFAS memiliki nilai -0,4. posisis SWOT berada pada kuadran IV dimana nilai
kekuatan Terminal Induk Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan kelemahan yang dimiliki namun
demikian keberadaan Terminal Induk Kota Semarang ini memiliki Ancaman lebih kuat dibandingkan
potensi yang ada. Saran yang ada dengan perlu adanya peningkatan terhadap kelemahan yang ada,
mempertahankan kekuatan, mengambil kesempatan/peluang yang ada serta perlu adanya antisipasi
terhadap ancaman yang mungkin muncul.