dc.contributor.author | Eris, Igor Aviezena | |
dc.date.accessioned | 2019-10-19T02:32:56Z | |
dc.date.available | 2019-10-19T02:32:56Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.citation | Dahuri, Rokhmin 2003, Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Danoedoro, Projo 2012, Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Jensen, John R 1996, Introductory Digital: A Remote Sensing Perspective (2nd Edition), Prentice Hall, New Jersey. Ristekdikti 2018, Ini Strategi Pakar IPB untuk Kurangi Sampah Plastik di Laut, dilihat pada 28 Agustus 2018, <https://www.ristekdikti.go.id/ini-strategi-pakar-ipb-untuk-kurangi-dampaksampah- plastik-di-laut> | id_ID |
dc.identifier.isbn | 978-602-361-243-7 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/11602 | |
dc.description.abstract | Mangrove merupakan salah satu objek konservasi utama di kawasan Taman Nasional Baluran.
Namun, luas ekosistem mangrove teridentifikasi berkurang dalam beberapa waktu terakhir.
Pemetaan perubahan mangrove perlu dilakukan untuk mengidentifikasi letak dan faktor yang
menyebabkan perubahan luasan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Memetakan
persebaran lahan mangrove di kawasan Taman Nasional Baluran tahun 2002 dan tahun 2017,
2) Mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan perubahan luasan lahan mangrove
di kawasan Taman Nasional Baluran pada tahun 2002 dan tahun 2017. Data yang digunakan
adalah citra satelit penginderaan jauh Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI dengan waktu
perekaman tahun 2002 dan tahun 2017 dari data USGS. Pemetaan persebaran tutupan lahan
mangrove dilakukan dengan interpretasi citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI secara digital
dengan memberikan Region of Interest pada objek penutup lahan yang kemudian dikelaskan
menggunakan metode supervised maximum likelihood. Peta hasil klasifikasi dijadikan sebagi
acuan survei lapangan untuk uji akurasi dan identifikasi berbagai faktor yang menyebabkan
perubahan luasan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan ekosistem mangrove mengalami
degradasi sebanyak 9,031Ha yang mana semula luas hutan mangrove seluas 159,331Ha pada
tahun 2002 menjadi 150,300Ha pada tahun 2017 yang teramati pada Resort Bama hingga Resort
Perengan. Degradasi diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menebang habis sebagian area
hutan mangrove. Selain itu, faktor penumpukan sampah di sekitar hutan mangrove dan wabah
penyakit pada vegetasi bakau memiliki peran dalam degradasi luasan mangrove. Namun, pada
area Resort Labuhan Merak dan Resort Balanan, ekosistem mangrove mengalami perkembangan
yang signifikan sebanyak 53,85% yang mana semula luas hutan mangrove sebesar 195.490 pada
tahun 2002 berkembang menjadi 300,780Ha. | id_ID |
dc.language.iso | other | id_ID |
dc.publisher | Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019 | id_ID |
dc.title | Analisis Perubahan Kawasan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat di Kawasan Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Tahun 2002 dan 2017 | id_ID |
dc.type | Article | id_ID |