dc.identifier.citation | Anna AN, Kaeksi RW, Astuti WA. 2010. Analisis karakteristik parameter hidrologi akibat alih fungsi lahan di daerah Sukoharjo melalui citra landsat tahun 1997 dengan tahun 2002. J Forum Geografi. 24(1):57-72. Jauhari, M., Harisuseno, D., & Andawayanti, U. (t.thn.). Penerapan Metode Thornthwaite Mather Dalam Analisa Kekeringan Di Das Dodokan Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya , 1-10. Marganingrum D, Arwin, Roosmini D dan Pradono. 2013. Dampak variabilitas hujan dan konversi lahan terhadap sensitifitas debit aliran sungai citarum. J Forum Geografi. 27(1):11-22. National Drought Mitigation Center. 2006. What Is Drought. USA: Quick Link. http://www. drought.unl.eduH. [12 April 2007] Pramudia, A. 2002. Analisis Sensitivitas Tingkat Kerawanan Produksi Padi di Pantai Utara Jawa Barat Terhadap Kekeringan dan ElQProject. a, Y. 2003. Evaluasi Dampak El NinoTerhadap Keragaman Curah Hujan dan Produksi Padi (Sawah dan Ladang) di Provinsi Riau [skripsi]. Bogor. Departemen Geofisika dan MetDH30 Nino. [Thesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Rahayu, N., Sutarno, & Komariah. (2017). Alih Fungsi Lahan dan Curah Hujan terhadap Perubahan Hidrologi Sub Das Samin. Agrotech Res J. Vol 1. No 1. 2017: 13-20 , 13-20. Unknown. (2010, November 03). CropWat 8.0 Program Bidang Irigasi. Dipetik Juli 21, 2019, dari Kampus Teknik Sipil.blogspot.com: http://kampustekniksipil.blogspot.com/2010/03/cropwat- 80-program-bidang-irigasi.html. | id_ID |
dc.description.abstract | Kekeringan merupakan salah satu bencana yang menjadi ancaman masyarakat Indonesia,
menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2007 Kekeringan menjadi salah satu dari 12 bencana yang
beresiko tinggi di Indonesia. Kekeringan terjadi karena ketidak seimbangan antara ketersediaan
air dan kebutuhan air. Terdapat 10 provinsi yang diprioritaskan untuk menanggulangi bencana
kekeringan. Jawa Tengah menduduki urutan ke-3 setelah Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah
30.468.131 jiwa terpapar resiko bencana kekeringan (Rencana Nasional Penanggulangan Bencana
2015-2019, 2014). Bencana ini terjadi melalui proses yang lama tetapi memiliki dampak yang
sangat luas bahkan hingga berdampak pada lintas sektor. Sektor yang paling berdampak dengan
adanya bencana ini adalah sektor pertanian, karena pada sektor pertanian ini akan menentukan
ketahanan pangan pada daerah tersebut dan juga dapat memengaruhi sosial-ekonomi masyarakat
setempat. Ketahanan pangan Indonesia bergantung pada produksi beras, karena beras merupakan
makanan pokok masyarakat Indonesia. Sub DAS Samin merupakan bagian dari DAS Bengawan
Solo yang berada pada wilayah dengan salah satu sektor utamanya adalah produksi beras, yaitu
berada pada wilayah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Karanganyar
merupakan salah satu sentra produksi beras di Jawa Tengah yang sangat beresiko apabila terjadi
bencana kekeringan pada wilayah tersebut. Berdasarkan penelitian (Priyana dan Anna , 2017)
nilai indeks kekeringan Sub DAS Samin termasuk kategori sedang. Bahkan berdasarkan data
pada tahun 2008 bencana kekeringan mengakibatkan gagal panen hingga penurunan hasil panen
di tingkat provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis neraca air dan kebutuhan air
tanaman padi dalam upaya mitigasi bencana kekeringan agar ketahanan pangan pada wilayah
Sub DAS Samin dapat diperkuat dan berjalan optimal. Penelitian ini menggunakan metode
survei dan analisis deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah sekunder dan analisis
perhitungan neraca air, kebutuhan air untuk tanaman padi menggunakan aplikasi Cropwat 8.0,
dan pemetaan indeks kekeringan menggunakan ArcGIS 10.2 guna mitigasi bencana kekeringan
di Sub DAS Samin. | id_ID |