Analisis Pemanfaatan Pasir Pantai Kemala sebagai Bahan Tambah Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap Marshall Properties dan Nilai Struktural
View/ Open
Date
2019Author
Shabrina, Aufi
Riyanto, Agus
Sunarjono, Sri
Harnaeni, Senja Rum
Metadata
Show full item recordAbstract
Jalan di Indonesia umumnya menggunakan perkerasan Lapisan Aspal Beton (LASTON) yang terdiri
dari agregat kasar, medium, halus, filler, dan aspal itu sendiri. Beberapa daerah di Indonesia masih
ada yang susah untuk menjangkau material tersebut, oleh karena itu diperlukannya alternatif pengganti
material tersebut dan mudah di jangkau. Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan Kadar Aspal
Optimum (KAO) dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 7% terhadap berat total
agregat. Setelah nilai KAO ditentukan, kemudian membuat sample dengan penambahan pasir pantai
sebesar 0%, 10%, 15%, dan 30% terhadap agregat halus. Sample yang telah dibuat kemudian di uji
untuk mencari nilai Marshall Properties yang mencakup Stabilitas, Flow, VIM, VMA, VFWA, dan MQ,
Proporsi Pasir Pantai Optimum dari rata-rata parameter Properties Marshall, dan Nilai Struktural
dari grafik Nomogram Sbit dan Smix.Pengaruh pemanfaatan pasir pantai terhadap Marshall
Properties dan Nilai Struktural secara umum grafiknya berupa garis parabolik Hasil dari penelitian
diperoleh nilai KAO sebesar 5,5%. Pengaruh penambahan proporsi pasir pantai sebesar 0%, 10%,
15%, dan 30% pada Marshall Properties Grafik Stabilitas, Flow, VIM, dan VMA, VFWA, dan MQ
cenderung linier, dimana nilai di grafik itu naik dan turun. Hasil dari parameter Marshall Properties
didapatkan nilai Pasir Pantai Optimum sebesar 14%. Proporsi pasir pantai pada campuran AC-WC
terhadap nilai struktural relative konstan pada proporsi 0%, 10%, 15%, dan 30%. Proporsi pasir
pantai ditinjau dari koefisien kekuatan relative bahan (a) yang optimal terdapat pada variasi 15%.
Nilai a dibawah nilai asumsi penurunan yang diisyaratkan oleh Bina Marga (2010) yaitu 75% atau
sebesar 0,262, sehingga dapat diketahui bahwa karakteristik material pasir pantai tidak memenuhi
persyaratan sebagai bahan jalan yang digunakan pada kecepatan rendah.