Show simple item record

dc.contributor.authorPutri, Siska Tiara
dc.contributor.authorAzizah, Ronim
dc.date.accessioned2020-01-02T03:46:51Z
dc.date.available2020-01-02T03:46:51Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationAzizah , R., Qomarun. (2011). Rekayasa Kenyamanan Termal Pada Bangunan Rumah Di Perkotaan, Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Frick, H., Ardiyanto, A. dan Darmawan, A. (2007). Ilmu Fisika Bangunan: Pengantar Pemahaman Cahaya, Kalor, Kelembaban, Iklim, Gempa Bumi, Bunyi dan Kebakaran, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Givoni, Baruch. 1998. Climate Consideration in Building and Urban Design, Van Nostrand Reinhold, New York. Kurniasari, Dewi dan Qomarun (2007). Penerapan Kenyamanan Termal Pada Perumahan Bertema Arsitektur Islam: Studi Kasus pada Rumah Blok B-2 dan E-6 Perumahan Muslim Darussalam III Yogyakarta, Skripsi Program Studi Arsitektur FT-UMS, Surakarta. Lang, Jon (1987). Creating Architectural Theory: The Role of the Behavioral Sciences in Environmental Design, Van Nostrand Reinhold, New York. Lippsmeier, G. (1997) Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta Satwiko, Prasasto (2004). Fisika Bangunan I, Penerbit Andi, Yogyakarta. Setyowati, E. (2013), Buku Ajar Fisika Bangunan 2, Thermal dan Acoustic, Badan Penerbit UNDIP. Laela, Nur Latifah., (2015). Fisika Bangunan 1, Griya Kreasi, Jakartaid_ID
dc.identifier.issn2686-4274
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11712
dc.description.abstractMasjid merupakan tempat ibadah bagi orang beragama islam, sehingga penggunaanya dapat memberikan rasa kenyamanan bagi para jamaah di setiap waktu ibadahnya. Bentuk ibadah umat Muslim yang beraneka ragam membuat penggunaan masjid menjadi rutin dengan minimal setiap 5 waktu dalam satu hari, yaitu ketika pagi dini hari, siang hari, sore hari, petang hari, dan malam hari. Oleh karena itu, desain bangunan masjid haruslah mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan fisik tersebut. Ruang dalam masjid (ruang salat) yang bermasalah akan berpengaruh buruk terhadap kenyamanan beribadah para jamaahnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan alat ukur berupa Hydrometer, dan Termometer. Standart kenyamanan termal yang baik disesuaikan berdasarkan standart yang ada. Waktu penelitian pada saat setelah melakukan shalat (5 waktu sholat) dan sampel mengambil 25 titik ukur (TU) masingmasing di lantai satu dan dua masjid Suldamiyah Rais Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni tingkat kenyamanan termal pada masjid Sudalmiyah Rais termasuk tipe udara yang bergerak (kecepatan 0.1-1,0 m/s) berdasarkan grafik daerah nyaman (Comfort Zone) , daerah nyaman dapat dicapai pada kondisi bersuhu 25-35 oC dan berkelembaban 5-85 % sehingga bangunan masjid tersebut dikatakan nyaman harus ada udara masuk ke dalam bangunan dengan kecepatan 0,1-1,0 m/s. Desain bangunan masjid tersebut yang terdapat banyak bukaan dapat udara masuk kedalam bangunan.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri XVIII 2019id_ID
dc.titleKenyamanan Termal pada Masjid Hj. Sudalmiyah Rais Universitas Muhammadiyah Surakartaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record