Show simple item record

dc.contributor.authorHendriani, Nani
dc.contributor.authorFatimah, Okta Zenita Siti
dc.contributor.authorWijayanti, Wiwit
dc.date.accessioned2020-01-29T03:11:23Z
dc.date.available2020-01-29T03:11:23Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationArumsari, Fauzi. Faktor Risiko yang berhubungan dengan keterlambatan Perkembangan Global pada balita . BKM Journal of Community Medicine and Public Health. Volume 33 Nomor 5;Mei 2017; Halaman 29-40 Cleary, M.A., & Green, A. (2013). Developmental delay: When to suspect and how to investigate for an inborn error of metabolism. Archives of Disease in Childhood, 90(11), 1128–1132. Depkes RI. (2009). Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2011). Hubungan status gizi dan perkembangan anak usia 1–2 tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142–146. Kemenkes RI. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta; 2010. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan republik Indonesia. Kosim, M.S. (2006). Gawat darurat neonatus pada persalinan preterm. Sari Pediatri, 7(4), 225–231. Lindawati. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia pra sekolah. Jurnal Health Quality, 4(1), 22–27. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010. pp: 421-424. Martira Maddeppungeng, Buku Panduankuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Universitas Hasanudin.2018 Meena, N., Kurup, V.K.M., & Ramesh, S. (2013). Impact of early intervention in the developmental outcome of infants with birth asphyxia. Indian Journal of Applied Research, 3(3), 301–304. Morales, P., Bustamante, D., Marchant, P.E., Peña, T.N., Hernández, M.A.G., Castro, C.A., & Mancilla, E.R. (2011). Pathophysiology of perinatal asphyxia: Can we predict and improve individual outcome? EPMA Journal, 2(2), 211–230. Morales, P., Bustamante, D., Marchant, P.E., Peña, T.N., Hernández, M.A.G., Castro, C.A., & Mancilla, E.R. (2011). Pathophysiology of perinatal asphyxia: Can we predict and improve individual outcome? EPMA Journal, 2(2), 211–230. Mulida, Haryati, Fitriana. Hubungan antara kelahiranAsfiksia dengan perkembangan Balita, Jurnal Keperawatan Soedirman, Volume 1 No.2, November 2006, hal 76-82. Shabliz, M.S., & Kianian, E. (2014). The relationship between child’s birth weight and mental retardation among low-weight children. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 4(1), 592–599. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC; 2003. Suradi, R., Aminullah, A., Kosim, S., Rohsiswatmo, R., Soeroso, S., Kaban, R., & Prasmusinto, D. (2008). Pencegahan dan penatalaksanaan asfiksia neonaturum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.id_ID
dc.identifier.issn2656-5757
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11864
dc.description.abstractMonitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. KPSP dibuat sebagai alat praskrening perkembangan anak. Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif yang dilaksanalan selama 1 tahun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik balita yang memiliki riwayat asfiksia neonaturum, untuk mengetahui hubungan Riwayat Asfiksia Neonaturum dengan perkembangan balita serta factor yang paling mempengaruhi perkembangan balita . Populasi dari penelitian ini adalah seluruh balita yang lahir di Puskesmas kecamatan Makasar, Jakarta Timur dan mengalami asfiksia neonaturum. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan sampel minimal 31 reponden. Hasil penelitian membuktikan bahwa dari 31 responden terdapat 10 responden (32.3%) yang mengalami perkembangan tidak sesuai, sedangkan yang 21 responden (67.7%) perkembanganya sesuai. Factor – factor yang mempengaruhi perkembangan balita dengan riwayat asfiksia neonaturum adalah karakteristik anak meliputi berat badan lahir (Pvalue 0.006 dan OR 14,2), usia gestasi (Pvalue0.027 dan OR 9,2) dan jenis kelamin (Pvalue 0.021 dan OR 7.5). Kesimpulan bahwa karakteristik anak dengan riwayat asfiksia neonaturum berhubungan dengan perkembangan anak saat balita, sehingga orang tua perlu memberikan stimulasi yang tepat pada anaknya.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta 2019id_ID
dc.titleHubungan Karakteristik Responden dengan Perkembangan Balita dengan Riwayat Asfiksia Neonaturum di Puskesmas Makasar, Jakarta Timurid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record