Show simple item record

dc.contributor.authorKhodija, Unziya
dc.contributor.authorWiboworini, Budiyanti
dc.contributor.authorKartikasari, Lilik Retna
dc.date.accessioned2020-03-13T06:44:57Z
dc.date.available2020-03-13T06:44:57Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.citationBenchasri, S. (2012) ‘Okra ( Abelmoschus esculentus ( L .) Moench ) as a Valuable Vegetable of the World’, 49, pp. 105–112. doi: 10.5937/ratpov49-1172. Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo. 2018. Prevalensi Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia. Situbondo: Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo. Febriyatna, A. and Widiyawati, A. (2017) ‘Implementasi Tepung Okra Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Tikus Putih Model Hiperkolesterolemia’, pp. 56–60. Fo, A. and Ha, A. (2011) ‘Impact of Okra ( Abelmoschus esculentus ) Seed Flour on Nutrients , Functional Properties and Zinc Bioavailability of’. Gacche, R. N. et al. (2010) ‘Antioxidant potential of selected vegetables commonly used in diet in Asian subcontinent’, 1(September), pp. 306–313. IDF (2017) ‘Global Perspective on Diabetes’, Diabetes Voice, 64(4), pp. 1–32. Available at: www.idf.org. Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Panneerselvam, K. et al. (2011) ‘Antidiabetic and antihyperlipidemic potential of Abelmoschus esculentus (L.) Moench. in streptozotocin-induced diabetic rats’, Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 3(3), p. 397. doi: 10.4103/0975-7406.84447. PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Pratiwi, K. I. and Zaini, M. A. (2016) ‘Abelmoschus esculentus’, 2(2). Puncak Anjani, P., Damayanthi, E. and Handharyani, E. (2018) ‘Potential of Okra (Abelmoschus esculentus L.) Extract to Reduce Blood Glucose and Malondialdehyde (MDA) Liver in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats’, J. Gizi Pangan, 13131(131), pp. 47–5447. doi: 10.25182/jgp.2018.13.1.47-54. Putra, A. L. (2015) ‘Gambaran Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado’, 3. Raditiya, B. et al. (2016) ‘Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia pada Seorang Pria Usia 60 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Family Medicine Approach Management of 60 Years Old Man with Diabetes’, 5, pp. 9–17. Sari, R. P. (2014) ‘Pengaruh Pemberian Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Terhadap Kadar Kolesterol Total Wanita Dislipidemia’, Journal of Nutrition College, 3(4), pp. 798–806. doi: 10.14710/jnc.v3i4.6883. Septianggi, F. N., Mulyati, T. and K, H. S. (2013) ‘Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo’, Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(2), pp. 13–20. Taniguchi-Fukatsu, A. et al. (2012) ‘Natto and viscous vegetables in a Japanese-style breakfast improved insulin sensitivity, lipid metabolism and oxidative stress in overweight subjects with impaired glucose tolerance.’, The British journal of nutrition, 107(8), pp. 1184–1191. doi: 10.1017/S0007114511004156. Tjandrawinata, R. R. and Medica, D. (2016) ‘Patogenesis Diabetes Tipe 2 : Resistensi Defisiensi Insulin’, (February). Trisnawati, S. K. and Setyorogo, S. (2013) ‘Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat.id_ID
dc.identifier.issn2715-615X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11918
dc.description.abstractLatar Belakang: Serat merupakan zat gizi yang ada dalam sayur okra (Abelmoschus eschulentus) yang dapat mengikat asam empedu dan membentuk enzim pencernaan untuk selanjutnya mengikat lemak sehingga dikeluarkan bersama dengan feses dan juga dapat mengurangi sintesis kolesterol yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sayur okra kukus dan rebus terhadap kadar kolesterol total pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan hiperkolesterolemia. Variabel pada peneltian yaitu variabel bebas adalah sayur okra kukus dan rebus, variabel terikat adalah kadar kolesterol total, dan variabel perancu adalah asupan makanan. Subjek penelitian sebanyak 40 orang yang menderita diabetes melitus tipe 2 dengan hiperkolesterolemia dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok Kontrol (K), kelompok perlakuan P1 (intervensi sayur okra rebus sebanyak 40 g) dan kelompok P2(intervensi sayur okra kukus sebanyak 40 g) yang diberi perlakuan selama 14 hari. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Non Parametrik test (Uji Wilcoxon dan Kruskal-Wallis test). Hasil: Penelitian ini menunjukkan ada beda pengaruh antara pemberian sayur okra kukus dan rebus terhadap penurunan kadar kolesterol total pada subjek yang menderita diabetes melitus tipe 2 dengan hiperkolesterolemia. Pemberian sayur okra kukus sebanyak 40 g selama 14 hari (P2) lebih besar menurunkan kadar kolesterol total dibandingkan pada pemberian sayur okra rebus sebanyak 40 g selama 14 hari (P1). Kesimpulan: Hal ini disebabkan oleh kandungan serat pada sayur okra kukus lebih banyak daripada sayur okra rebus, sehingga penurunan pada perlakuan P2 (okra kukus) lebih besar dibandingkan pada perlakuan P1 (okra rebus). Selain itu konsumsi asupan lemak pasien yang mengalami penurunan selama penelitian juga berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2020id_ID
dc.titlePerbedaan Pengaruh Pemberian Okra (Abelmoschus esculentus) Kukus dengan Rebus terhadap Kadar Kolesterol Total pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemiaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record