Analisis Beban Kerja Mental Pengemudi Go-Jek menggunakan Metode NASA TLX
View/ Open
Date
2020Author
Al-Bana, Nuzila Putri
Suryoputro, Muhammad Ragil
Az-Zahrah, Nadhita
Afifah, Jihan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemacetan di Indonesia menimbulkan beberapa kerugian bagi para pengemudi, salah satu
dinataranya adalah kerugian psikologis. Untuk menangani permasalahan kemacetan ini timbul
berbagai alternatif, yang salah satu diantaranya adalah timbulnya platform penyedia jasa
berkendara online GO-JEK. Dalam hal ini pengendara akan merasakan kenyamanan dan
kemudahan dalam bertransportasi karena tidak akan mengalami kemacetan secara langsung.
Namun, pengemudi GO-JEK justru akan merasakan langsung dampak negatif dari kemacetan
itu. Tingginya permintaan dapat menimbulkan dampak fisik maupun mental pada pengemudi
GO-JEK. Tingkat beban kerja mental yang tinggi dapat menyebabkan munculnya perasaan
lelah, letih, lesu dan berkurangnya kewaspadaan. Untuk mengetahui tingkat beban kerja
mental pada pengemudi GO-JEK dilakukannya pengukuran dengan metode NASA TLX
(National Aeronautics and Space Administration Task Load Index). Pada metode ini terdapat 6
indikator yang dinilai yaitu Mental demand, Physical demand, Temporal demand,
Performance, Effort, dan Frustation level. Dari 30 pengemudi GO-JEK, diketahui 21
diantaranya memiliki skor tingkat beban kerja mental yang masuk dalam klasifikasi tinggi.
Berdasarkan skor yang diproleh, diketahui bahwa indikator yang paling mempengaruhi
besarnya beban kerja mental dari pengemudi GO-JEK adalah indikator effort yaitu sebesar
29,808%. Dari data tersebut juga diketahui bahwa korelasi antara indikator dengan skor
beban kerja mental diketahui memiliki tingat korelasi sebesar 0,811. Nilai ini menunjukkan
bahwa hubungan antara indikator erat.